21

887 303 36
                                    

Felix menyodorkan kotak obat pada Aliah, membuat gadis itu terkejut.

"Obatin luka-luka lo, gue gak bisa," ucap Felix.

Dengan tangan gemetaran, Aliah mengambil kotak obat tersebut dari tangan Felix.

"Makasih, Kak," gumam Aliah.

"Gue sebenernya bisa aja bebasin lo, hah, ck, gara-gara Selina gue jadi melunak sama perempuan," dengus Felix, "Tapi gak mungkin, lo bisa aja laporkan? Meskipun lo bilang enggak sekarang, gue gak bisa percaya,"

Aliah tidak menjawab, hanya menundukkan kepalanya.

"Ada yang mau lo kasih tau ke gue tentang Selina?" tanya Felix sembari duduk di pinggir kasur, sehingga kini ia berhadapan dengan Aliah yang duduk di kursi, di samping kasur.

Aliah terdiam sejenak, kemudian melihat Felix sekilas, sambil menelan ludahnya.

"A-ada," gumam Aliah.

"Apa?"

"Kak Selina itu... bukan anak kandung pak Evan, Kak. Kayaknya karena itu pak Evan bisa ngelakuin itu ke kak Selina, dan istrinya juga malah cemburu, bukannya nolong. Sebenernya meskipun bukan anak kandung, tetep gak pantes digituin. Kak Selina diadopsi, soalnya pak Evan sama istrinya gak punya-punya anak, biar buat pancingan gitu. Setahun adopsi kak Selina, akhirnya mereka punya anak sendiri. Aku sering denger, pak Evan sama istrinya ngeluh ke orang tua aku, kalau ngerawat anak perempuan lebih susah, mau mereka buang, tapi itu bisa ngerusak nama baik mereka. Kak Selina itu meskipun cantik, gak ada yang mau adopsi, soalnya orang tuanya pecandu narkoba, jadi pak Evan sama istrinya dianggap pahlawan karena udah mau sukarela adopsi kak Selina," celoteh Aliah.

"Menurut lo ibu Selina orang gila?" tanya Felix.

"Sebelum tau kejadian ini, hubungan aku sama ibu kam Selina udah gak baik, dia gak pernah suka sama aku," jawab Aliah.

"Kenapa?"

Aliah menggeleng, "Gak tau,"

Felix mendengus, "Meskipun dia perempuan, gak keliatan kayak perempuan lagi di mata gue, tapi monster,"

"Lo inget kapan Selina mulai keliatan gak normal? Pasti beda kan sikapnya sebelum kena rape sama udah?"

"Kayaknya pas umur lima belas tahun, bibir kak Selina sering berdarah, sering gak masuk sekolah juga karena gak bisa jalan, pernah pendarahan, luka-luka di badannya lebih parah dari sebelumnya. Terus... kak Selina juga jadi lebih sering main ke rumah aku. Aku sama sekali gak kepikiran sampe kesana liat kondisi kak Selina kayak gitu. Padahal tahun lalu, aku liat kak Selina keguguran di kamar mandi aku, tapi aku sama sekali... gak kepikiran...,"

"Yah, gimana mau kepikiran? Lo masih kecil banget," gumam Felix, "Kalau Selina lapor polisi, pasti perlu biaya, dan Selina gak punya power apa-apa."

"Menurut lo apa yang gue lakuin ke mereka pantes?"

Aliah sedikit terkejut mendengar pertanyaan Felix, ia menatap pemuda itu yang juga tengah menatapnya dengan tatapan dingin.

"A-aku gak tau, Kak, karena aku bukan orang hukum," ucap Aliah.

Felix tertawa kecil, "Pak Evan itu orang hukum, tapi dia keliatan kayak orang yang ngerti hukum gak? Di dunia ini kayaknya gak ada sebenernya yang namanya hukum. Gak cuman ibu gue, banyak orang yang dapet hukuman buat kesalahan yang gak pernah mereka lakuin,"

"Ta-tapi... gak semua gitukan?"

Felix melipat kedua tangannya, kemudian mengangkat kedua bahunya.

"Entahlah. Tapi saat ini gue gak bisa percaya."

°°°

Felix membiarkan Aliah untuk istirahat di samping Selina, sementara ia duduk di kursi yang sebelumnya Aliah tempati.

Red Cookies | Felix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang