()()()()
Tahun 1853, itulah yang mereka dengar diucapkan nenek itu. Tahun yang sangat jauh berbeda dengan yang mereka jalani sebelumnya. Wajah ketiganya melongo mendengar ucapan nenek tersebut, seolah mereka tidak percaya dengan hal itu. Buktinya mereka malah menganggap itu sebagai lelucon dan menertawakan nenek tersebut.
Namun hanya Anna yang tidak tertawa, hanya dia yang tidak menganggap itu sebagai lelucon. Dia mempercayai ucapan nenek itu tentunya setelah mengamati betapa anehnya semua yang ia lihat disini serta betapa anehnya cara orang-orang disini menjalani hidup. Dia percaya jika ini memang tahun 1853 dan itu artinya mereka terlempar ke masa lalu.
Anna kemudian melirik kedua sahabatnya lalu mencubit mereka, menyuruh untuk menghentikan tawa yang hanya akan membuat nenek itu menganggap mereka aneh. Tadi saja nenek itu sudah menaruh curiga pada mereka, takutnya semakin curiga nenek itu maka semakin terancam lah mereka tinggal disini. Ini saja masih beruntung nenek itu menampung tempat tinggal mereka, jika saja tidak dimana mereka akan tinggal setelah ini.
Anna menatap tajam salsa yang hampir saja memberikan protes terkait ucapan nenek itu, beruntung salsa segera paham dengan tatapan yang ditunjukkan Anna. Dia kembali menutup mulutnya rapat lalu tersenyum ke arah nenek itu.
"Nenek benar. Ternyata kita salah menduga, rupanya ingatan nenek masih kuat." Ucap salsa mengacungkan jari jempolnya.
Nenek itu terlihat mengembangkan senyumnya. "Tentu saja. Nenek walaupun tua, tapi jiwa nenek ini masih muda."
Amanda menutup mulutnya menahan tawa. Sementara salsa memaksakan tersenyum, dia mengangguk membenarkan ucapan nenek itu. Ingin berkomentar lebih tapi takut melihat tatapan Anna yang seakan menyiratkan akan menghabisi mereka jika berani mengomentari perkataan nenek itu.
"Tapi nek, kenapa nenek bisa tinggal disini?"
Anna mengubah arah pandangnya pada Amanda saat itu juga. Dia menatap tajam Amanda yang baru saja melontarkan pertanyaan pada wanita tua itu. Sulit memang memperingatkan Amanda untuk tidak berkata apapun pada nenek itu kecuali jika diajak bicara. Amanda memang belum bisa mengerti arti tatapan peringatan Anna, justru dia malah menatap balik Anna dengan kening berkerut.
"Dahulu itu nenek sebenarnya tidak tinggal disini, tapi karena ada satu hal maka nenek pindah ke rumah ini. Rumah yang tadi siang itu, di sanalah nenek tinggal sebelumnya. Bukankah nenek sudah pernah membicarakannya dengan kalian?" Tanya balik nenek itu.
"Iya, pernah nek. Kita masih ingat hal itu." Jawab Anna lebih dulu, sengaja agar Amanda tidak lagi berbicara yang ujung-ujungnya membuat Anna ketar-ketir mendengar pertanyaannya.
"Jadi tadi kalian ke sana buat apa?"
"Ke mana, nek?"
"Rumah itu. Tadi siang kenapa kalian bisa ada disana juga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JEJAK LANGKAH
Fantasy(Cerita ini sedang direvisi) (Judul awal : Mari Berpetualang) _ Kisah ini berawal dari tiga remaja yang datang terlambat ke sekolah. Mereka yang takut mendapatkan hukuman dari guru BK, memutuskan untuk mencari tempat persembunyian. Namun bukannya ru...