16. Minta paksa

526 108 1
                                    


Hal apapun yang dilakukan bersama sahabat akan terasa berbeda. Oleh sebab itu, waktu bersamanya sungguh berharga.

-------

"Pertama, kita harus cari ke tempat semacam taman bermain dulu. Anak kecil suka bermain, mungkin saja dia ke sana."

Amanda mengikuti langkah salsa yang bergerak lebih dulu. Kedua perempuan itu bergegas mencari tempat tersebut setelah berpamitan pada Sagara sambil meyakinkan anak itu jika mereka pasti akan menemukan adiknya.

Sejujurnya dalam hati Amanda juga berharap setelah ini ia bisa mendapatkan cara untuk menemukan Anna. Ia juga harus mencari sahabatnya, ia harus menemukannya seperti ia berusaha menemukan anak ini.

"Di desa seperti ini, menurut lo tempat bermain itu ada atau nggak sih?"

Amanda tersentak lalu menoleh. "Mungkin. Tapi gue agak ragu, soalnya dari yang biasa gue lihat dan baca, tempat semacam taman bermain itu jarang ada di desa. Biasanya anak-anak selalu main berkelompok di tempat yang tidak menentu. Area seperti sungai, sawah, pantai atau mungkin halaman rumah bisa mereka jadikan sebagai tempat bermain. Intinya mereka tidak punya tempat bermain yang tetap, seperti di dunia kita."

Salsa manggut-manggut. "Terus kita cari kemana?"

Amanda bergumam sembari memikirkan opsi lain yang harus ia lakukan. "Apa kita ke pasar aja?"

"Pa-pasar? Salsa melirik Amanda tidak mengerti. "Buat apa ke pasar? Bukannya anak kecil suka bermain, kenapa kita malah mencarinya ke pasar?"

Amanda menggeleng. "Tidak semua anak kecil suka bermain. Terutama untuk kasus seperti Albi ini yang selalu di kurung dan tidak pernah melihat dunia luar. Menurut lo setelah keluar dari tempat yang pengap, dia bakal milih main gitu?"

Salsa menggaruk kepalanya. "Mungkin aja nggak sih."

"Menurut gue nggak. Dia pasti bakal pergi ke tempat keramaian, melihat hal-hal baru yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Dia bisa saja memutuskan main, tapi gue rasa seorang anak kecil yang memiliki rasa ingin tahu tinggi, gue rasa dia bakal mengeksplor hal-hal baru dulu baru setelah itu ia akan main."

"Tapi dia sudah dua hari hilangnya." Ucap salsa mengingatkan.

"Ya, kita cari di pasar dulu aja. Mungkin saat ini ia lupa jalan pulang dan memutuskan untuk tetap berada di sana, sambil berharap kakaknya datang."

"Amanda."

Amanda merespon salsa dengan satu alis terangkat. "Ini hanya untuk jaga-jaga aja. Nanti kalau semisal ada makanan yang enak, kita belinya pakai apa? Kan lo tahu, kita nggak punya uang sama sekali."

"Bukannya lo bisa ngemis? Kita bisa mendapatkan uang dengan itu."

Salsa menatap Amanda tanpa ekspresi. "Apa itu saran yang bagus?"

"Tentu saja."

"Oke, mari kita coba!"

"Nggak, lo aja. Gue masih punya rasa malu."

{}{}{}

Amanda berjalan lebih dulu memasuki kawasan pasar yang lumayan ramai tersebut dengan salsa yang berjalan membuntutinya dari belakang. Orang-orang yang berlalu lalang dengan para pedagang yang terus meneriaki dagangannya benar-benar begitu mendominasi siang yang panas itu. Peluh telah membanjiri wajah mereka sejak tadi, tapi bukan berarti mereka akan berhenti begitu saja.

Luas pasar ini bisa dibilang tidak terlalu luas, tapi entah kenapa sejauh ini mereka tidak juga kunjung menemukan anak kecil tersebut. Mungkin area ini terlalu ramai, jadi sulit menemukan celah untuk mengamati lebih detail setiap orang yang ada di sini.

JEJAK LANGKAH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang