#1 - mingyu gamdog-nim

5.2K 235 11
                                    

Hai, this is Vio.
Thank you so much for read my story.
If you're under 21, it's better to get out.. Bye😂
........................................................................
.
.
.
California, USA
.
~Wonwoo's POV~

"Is this is your first time?"

Dia bertanya, tapi aku masih terdiam, memandangi wajahnya yang masih memberikan senyuman khasnya.

"Hey, I'm asking you."

Dia mengulanginya lagi, tangan kirinya sudah mulai melingkar di pinggangku dan memberikan sedikit remasan pada kulitku yang masih tertutup dengan sweater merahku. Sedangkan tangan kanannya meraih wajahku dan mengelusnya lembut.

"I'll slow down if this is your first time."

Ia masih melanjutkan sembari menekan bibir bawahku, pegangannya pada pinggangku semakin erat dan mendekat. Aku dapat merasakan wangi tubuhnya juga deru nafasnya. Ada sedikit bau alkohol yang keluar dari mulutnya.

"Why you didn't answer me?"

Ia bertanya lagi, bukan tidak mau menjawab tapi aku memang harusnya tak menjawab. Aku hanya menatapnya dengan kedua mata memelasku.

"Baiklah, kalau itu maumu."

Itulah kalimat terakhirnya, sebelum meraup bibirku dan langsung melesakkan lidahnya ke dalam mulutku.

"Euhmm.."

Suara itu keluar begitu saja dari mulutku karena sensasi ciuman lidah yang ia beri. Tangannya yang tadi memegangi pinggangku mulai masuk ke dalam sweaterku. Meraba punggungku dan membuatku semakin merasakan panas di tubuh ini.

Ciuman kami pun semakin dalam seiring berjalannya detik waktu, kubawa kedua tanganku melingkar di lehernya dan meremat rambut belakangnya saat ia dengan sengaja melilit lidahku. Aku meleguh karena perlakuan yang ia berikan.

Ia perlahan mendorong tubuhku hingga aku menabrak tembok yang ada di belakangku, ia begitu menghimpit tubuhku hingga tubuh kami tak berjarak. Kakinya ia dorong di sela-sela kedua kakiku hingga mengenai kejantananku.

"Eunghh.."

Aku meleguh di sela-sela ciuman kami yang kemudian terlepas, melihat ada benang saliva di antara mulut kami. Ia menampilkan senyum khasnya. Tangannya yang masih masuk di dalam sweaterku berganti ke depan dan meremat dada bidangku sekaligus membuat sweaterku terkesiap.

"Ahh.."

Aku mendesah ketika ia memilin nippleku, kenapa sensasinya begitu membuat tubuhku bergejolak dan panas? Kutaruh kedua tanganku di pundaknya dan tangannya yang satu beranjak naik untuk menekan bibir bawahku, lagi.

Aku mengeluarkan lidahku untuk menjilat jempolnya itu dan membuat empunya menyeringai tampan.

Setelah memberikan jilatan juga sesapan pada jempolnya, aku meraih wajahnya dan mengelusnya perlahan. Memandangnya dengan penuh arti dan benar saja beberapa detik kemudian, ia menarik tanganku dan langsung menghempaskan tubuhku di tempat tidur yang ada di kamar tersebut.

Aku dapat melihatnya melepas dasi dan kancing kemeja putih yang ia pakai. Melepas dan membuangnya sembarang, menampilkan tubuh atletisnya. Ia tersenyum lagi sebelum akhirnya mengungkungku di bawahnya, lidahnya keluar dan menjilat bibir bawahnya.

Wajah dan tubuhnya semakin turun dan masuk ke ceruk leherku, kudongakkan kepalaku untuk memberikan akses lebih. Ia menciumi leherku sebelum akhirnya menyesapnya dalam, aku merasakan darahku terkumpul di sesapan itu. Dan mungkin meninggalkan bekas di sana.

poisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang