#9 - that bitch

1.7K 124 1
                                    

~ Wonwoo's POV ~

Aku memutuskan untuk pulang setelah semalam menginap di rumah kedua orang tuaku. Semalaman oemma tak henti-hentinya menenangkanku dan meminta maaf karena ia tak tahu perihal hubungan burukku dengan noona. Selain itu ia mencoba memberi pengertian padaku untuk menunggu Mingyu, entah mengapa Oemma mendukungnya. Sedangkan appa, ia juga meminta maaf padaku karena Noona. Ia bilang, ia akan mencoba berbicara dengan Seulgi setelah keadaan menjadi lebih baik.

Setelah sampai di apartemenku, aku duduk di ruang tamu, menyandarkan tubuhku, entah mengapa aku begitu lelah. Seharian ini juga aku tak menghubungi Mingyu, aku tidak tahu apa yang sedang ia lakukan seharian ini, karena ia juga tak menghubungiku. Mungkin kami mencoba untuk menenangkan diri terlebih dahulu.

Karena begitu lelah aku kemudian terlelap, entah berapa jam tapi aku terbangun tengah malam. Melihat jam dinding di ruang tamu tersebut yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Aku kemudian bangkit, berjalan menuju kamar dan melepas baju yang kugunakan. Aku berniat untuk mandi, dan langkahku terhenti karena ada notifikasi masuk. Sebuah pesan.

Aku kemudian meraih ponselku yang tadi kulempar di atas tempat tidur. Aku terduduk di sisi ranjang tersebut dan membuka pesan dari nomor asing. Setelah membukanya, ternyata itu adalah pesan video. Aku membukanya.

Beberapa detik, aku tak melihat apa pun, hanya video hitam dan sedikit suara yang entah apa. Tapi tak berapa lama aku bisa melihat wajah Ren. Ren adalah salah satu model yang aku kenal, ia pernah shooting iklan bersamaku. Tapi karena sifatnya itu, aku tidak terlalu menyukainya, apalagi ia terang-terangkan mendekati Mingyu meskipun ia sudah tahu kalau Mingyu sudah menikah dengan kakakku yang satu agensi dengannya.

Aku masih bingung, kenapa seseorang mengirimiku video Ren, bahkan layarnya pun penuh dengan wajahnya. Kutajamkan pandanganku pada seseorang di belakang Ren, ia terlihat seperti Mingyu.

"Mingyu gamdog-nim, hey, ah, dia tidak mau bangun, mungkin kelelahan."

Aku dengan jelas mendengar suara Ren dengan ia yang mendekatkan kamera itu ke wajah Mingyu. Nafasku mulai memburu, aku mempause video itu dan meremas seprei yang ada di bawahku. Aku putuskan dan beranikan diri untuk meneruskan menonton video tersebut. Setelah memencet tombol pause itu lagi, kini isi video itu berpindah pada Ren yang meletakkan kamera tersebut entah di mana. Tapi aku dapat dengan jelas melihat tubuh Mingyu yang tak memakai baju atasan, bahkan Ren juga tak memakai baju atasan.

"Sialan!"

Aku mengumpat sembari menonton video tersebut. Melihat bagaimana tangan Ren yang menyentuh wajah juga tubuh Mingyu. Ia mendekatkan wajahnya dan melumat bibir Mingyu, aku benar-benar marah sekarang.

Ciumannya bahkan turun ke leher Mingyu dada Mingyu. Air mataku kemudian menetes begitu saja. Aku masih tidak percaya Mingyu melakukan ini semua terhadapku. Ia tidak mungkin berselingkuh dengan pria lain.

Aku kemudian melempar ponselku sembarang, bahkan mengenai dinding kamarku. Aku meringkuk, aku menangis, ini begitu menyakitkan bagiku. Entah siapa yang bersalah di sini, tapi aku tidak terima. Aku tidak terima Mingyu di sentuh oleh orang lain. Aku tidak mau.

"Mingyu, kau jahat.. Hiks.. Aku benci kau.."

Aku tetap menangis, menenggelamkan kepalaku pada tempat tidurku sendiri, semakin lama kumenangis, aku merasakan pusing di kepalaku, dan entah mengapa aku merasa mual.

Aku kemudian bangkit dan berlari menuju kamar mandi, menumpahkan semua isi perutku di sana. Aku bahkan muntah dengan keadaanku yang masih menangisi Mingyu.

Setelah tak ada lagi yang keluar dari perutku, aku kemudian bangkit, mencuci mukaku di wastafel kamar mandi lalu keluar dan menuju dapur. Aku membuka lemari pendingin dan mengambil satu botol air putih, aku menegaknya sampai habis.

poisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang