~Author's POV~
Keesokan harinya, setelah Mingyu di pindahkan ke ruangan VIP. Wonwoo meminta Jeonghan untuk membatalkan jadwalnya selama beberapa hari untuk menemani Mingyu. Dari semalam pun ia tak pulang dan setia berada di dekat Mingyu.
Kedua orang tua Mingyu kemudian menitipkannya pada Wonwoo setelah Mingyu sadar. Kini Wonwoo tengah terduduk di kursi yang berada di samping rajang rumah sakit yang Mingyu gunakan. Keduanya tak berhenti saling menatap sejak sekitar lima menit lalu kedua orang tua Mingyu keluar dari ruangan tersebut.
"Kau begitu khawatir sampai matamu seperti itu hm?"
Entah itu sebuah candaan atau bukan, tapi Wonwoo yang mendengarnya itu seperti sebuah candaan. Entah, akhir-akhir ini Mingyu sering membawa sebuah bahasan serius menjadi sebuah candaan.
"Lalu aku harus bagaimana? Bersikap biasa saja melihatmu seperti malam tadi?"
Wonwoo memanyunkan bibirnya, dan malah menimbulkan senyuman lebar dari Mingyu yang melihat hal tersebut dengan gemas. Ia kemudian meraih tangan Wonwoo dan menempelkannya pada dadanya. Membiarkan tangan itu merasakan bagaimana jantung Mingyu berdetak.
"Aku tidak mungkin mati dengan jantungku yang berdetak seperti ini. Aku juga tak mau meninggalkanmu."
Ucap Mingyu, Wonwoo yang mendengarnya hanya terdiam dan perlahan wajahnya memerah, ia tak tahu kenapa sekarang ini ia lebih bisa merasakan bagaimana Mingyu yang selalu menggodanya seperti itu. Bahkan meskipun ia sudah tahu bahwa Mingyu selalu menggodanya, tapi perasaan itu seperti berbeda dari biasanya. Ia merasa bahwa Mingyu lebih... Manis(?).
Wonwoo kemudian menarik tangannya segera setelah mendengar suara pintu ruangan tersebut yang terbuka. Menampilkan dokter Lee yang berjalan masuk menuju ke arah Mingyu.
"Mengganggu saja kau."
Ucap Mingyu dan mengalihkan pandangannya dari dokter yang kini berdiri di sampingnya. Ia menepuk dahi Mingyu dan hanya memunculkan keheranan dari Wonwoo yang sedang memperhatikan mereka.
Dokter Lee kemudian menarik wajah Mingyu dan mengecek keadaannya dengan menyenteri kedua matanya secara bergantian. Ia lalu mengecek keadaan jantung Mingyu menggunakan stetoskop yang selalu ia bawa. Ia juga tak lupa mengecek luka yang ada di kepala juga kaki Mingyu.
"Beberapa hari lagi kau bisa pulang."
"Euh, aku ingin segera pulang dan tak mau melihat wajahmu itu."
Wonwoo semakin terheran, ia memperhatikan cara keduanya berbicara menggunakan bahasa informal. Mingyu yang melihatnya kemudian menghela napas.
"Aku sebenarnya tak ingin mengenalkan si kuda ini padamu, ia teman masa SMA-ku. Lee Seokmin."
Wonwoo yang mendengarnya kemudian mengangguk paham lalu menyapa dokter Lee dan mengenalkan dirinya. Dan di saat yang sama, seseorang membuka pintu ruangan tersebut, menampilkan polisi yang semalam mendatangi keluarga Wonwoo. Ia membungkuk sebelum akhirnya mengucapkan tujuannya datang.
"Saya datang kemari untuk menanyakan kesaksian kalian mengenai kejadian semalam."
Ucapnya dan di beri anggukan oleh Wonwoo dan Mingyu. Setelah itu berbagai pertanyaan dikeluarkan oleh polisi tersebut, Wonwoo dan Mingyu hanya menjawab dari sudut pandang mereka. Dari mulai mengapa mereka melewati jalan tersebut, lokasi kejadian, hubungan Mingyu dan Wonwoo dengan pelaku, apa yang terjadi, semuanya dipertanyakan oleh polisi bermata sipit itu. Ia juga menanyakan perihal keadaan Mingyu dan Wonwoo begitu sampai di rumah sakit kepada dokter Lee.
Selesai dengan semua pertanyaan itu, polisi tersebut kemudian menghela napasnya panjang. Ia kemudian berjalan ke arah sofa yang ada di ruangan tersebut dan terduduk di sana. Dokter Lee juga mengikutinya dan duduk di sampingnya. Mingyu hanya terkekeh sedangkan Wonwoo semakin terheran dengan apa yang ia lihat sekarang ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
poison
FanfictionMINWON • COMPLETED Jeon Wonwoo selalu diam dengan semua tingkah kakak perempuannya yang selalu merendahkan dirinya yang seorang gay, ia hanya diam. Ia tak peduli dengan hal tersebut. Ia juga menjalin hubungan dengan seorang produser bernama Kim Min...