#8 - it's hurt

1.7K 133 2
                                    

~Mingyu's POV~

"Abeoji tidak mengizinkan kau bercerai dengan Seulgi."

Aku terlalu kesal untuk mendengarnya, setelah abeoji tadi meneleponku dan memintaku datang, ia ternyata membahas masalah pernikahanku. Aku sudah menerkanya, Seulgi mengadu pada Aboeji mengenai aku yang akan bercerai dengannya. Buktinya ia sekarang duduk manis dengan berpura-pura menangis di samping aboeji.

"Itu sudah menjadi keputusan aku aboeji."

Aku mengulanginya lagi, entah sudah berapa kali aku mengatakan kalimat itu setelah datang ke rumah ini. Aku mendengus kesal, abeoji benar-benar tidak mengerti apa yang terjadi dan ia terlalu memikirkan bisnisnya.

"Tidak bisa Mingyu, kau tidak bisa bercerai dengan Seulgi."

Lagi, abeoji benar-benar keras kepala, bahkan melebihiku.

"Aboeji, dia ini wanita jalang. Dia berselingkuh dariku."

"Kau pun sama Mingyu, kau berselingkuh darinya."

Mulai, aku sudah tidak tahan lagi untuk menahan semuanya.

"Itu berbeda, aku selingkuh hanya dengan satu orang, dan dia?"

"Kalian berdua sama, jadi, jangan ceraikan dia."

Ucap aboeji, aku dapat melihat sedikit senyum dari wanita jalang itu. Menyebalkan.

"Dan satu lagi, jauhi Wonwoo. Atau kau akan menerima akibatnya."

Lanjut aboeji sebelum ia bangkit dan meninggalkan ruang keluarga. Aku menghela napasku dalam, lagi, aboeji mengancamku lagi. Aku kemudian memandang oemoenim yang ada di seberangku.

"Maaf Mingyu, tapi oemoenim tidak bisa berbuat apa-apa."

Ucapnya, mengerti dengan kedua mataku yang meminta bantuan padanya. Oemoenim kemudian bangkit dan berjalan meninggalkan ruang keluarga tersebut. Ia menuju kamarnya menyusul aboeji.

Aku kemudian bangkit, ingin pergi dari rumah itu tapi lenganku lebih terdahulu di tarik oleh Seulgi dan aku kembali terduduk di sofa tersebut. Ia kemudian mendekat dan mendudukkan dirinya di sampingku.

"Aku berselingkuh karena kau tidak mau menyentuhku. Dan jika kau berani-berani bercerai denganku, keselamatan kedua orang tuamu terancam. Tidak hanya itu, tapi Wonwoo juga."

Lagi-lagi, dua orang mengancamku. Dan kini juga keselamatan kedua orang tuaku yang terancam. Aku tidak tahu apa yang akan Seulgi lakukan, tapi aku tidak mau orang-orang terdekatku menjadi kelemahanku.

"Seulgi!"

"Lihat, kau takut kan? Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku Mingyu."

Ucapnya, ia kemudian bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari rumah tersebut. Aku mengacak rambutku kasar. Ini membuat bertambah pikiran di otakku. Dulu, ketika aku akan menikah dengan Seulgi, aku menolaknya, di awal. Dan aboeji mengancamku dengan keselamatan Wonwoo. Hal itulah yang sampai sekarang belum aku ceritakan padanya.

Hari itu ketika makan malam untuk membahas pernikahanku dan Seulgi, aku pergi bersama aboeji dan dia berbicara mengenai perjodohan itu.

"Aku tidak ingin menikah dengan orang yang tidak aku cintai aboeji."

Itulah yang aku ucapkan tiga tahun lalu ketika kami berdiri di sudut ruangan keluarga ini. Aku masih mengingatnya dengan jelas.

"Itulah sebabnya aboeji menjodohkanmu dengan Seulgi. Kau bisa perlahan mencintainya dan aboeji tahu akan itu."

Aku memang keras kepala, tapi aboeji lebih keras kepala dari padaku. Inilah salah satu alasan yang membuat aku tidak akan pernah menang melawannya.

poisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang