#2 - i'm tired, help

3.3K 204 4
                                    

~Wonwoo's POV~

Aku memasuki unit apartemenku, yang aku sewa sendiri karena aku lebih suka tinggal sendirian, setelah diantar oleh Jeonghan hyung yang kini kembali ke apartemen yang disediakan perusahaan, membawa mobil yang juga disediakan perusahaan untuk membuat film yang aku kerjakan ini.

Selesai melepas sepatuku, aku terduduk di sofa ruang tamu unit apartemen tersebut. Aku memijit pelipisku karena merasakan pening yang biasa aku rasakan jika kelelahan.

Tapi tak berapa lama baru istirahat, aku mendengar bel apartemenku berbunyi. Aku kemudian dengan malas beranjak dan kembali berjalan ke arah pintu, membukanya dan menampilkan pria yang begitu aku kenal. Ia menampilkan wajah datarnya dengan kedua tangannya yang bersilang di depan dadanya.

"Why you are here, Mingyu?"

Tanyaku dan ia tak merespons tapi malah mendorong tubuhku masuk dan menutup pintu tersebut. Ia mendorong hingga aku terjatuh di sofa yang aku duduki tadi. Ia kemudian mengungkungku di bawah tubuhnya itu.

"What's wrong huh?"

Tanyaku heran, tapi ia hanya menampilkan seringaiannya yang memang menakutkan jika dilihat terus-menerus. Tangan kanannya kemudian beralih meraba dadaku dan naik ke bibirku.

"You liked it, when Seungcheol touched your body right?"

Mulai lagi, Mingyu mulai dengan apa yang ia awali. Padahal ia sendiri yang mengatur semuanya tapi selalu saja ia menyalahkanku jika aku melakukan yang terbaik.

"it's according to the script and your directions. Does't mean that I enjoyed."

Elakku, aku berusaha mendorong tubuhnya tapi tentu saja sia-sia. Tubuhnya jauh lebih besar dariku.

"But, you cum in the toilet."

Aku mengulum bibirku, ah, sial memang.

"Answer me hm?"

Lanjutnya, aku masih terdiam tapi tangannya kini turun dan meraih kejantananku, meremasnya dari balik celana yang aku gunakan.

"Ahh.. Mingyu... Berhenti.. Hnggg.."

Ia tak mendengarkanku tentu saja, apalagi matanya sudah berubah menjadi gelap seperti itu. Ia tak akan membiarkanku lolos begitu saja.

"You're so fucking slut, babe."

Ucapnya, sebenarnya menyakitkan bagi hatiku, tapi karena perasaanku terhadapnya aku tak menghiraukannya. Terlebih lagi sudah biasa ia berkata seperti itu jika sedang 'menghukumku'. Wajahnya perlahan turun dan mendekatkan bibirnya ke sisi kiri kepalaku.

"I have to punish you, so you have to prepare."

Bisiknya setelah menjilat daun telingaku, aku mengerti dengan apa yang ia maksud. Sangat mengerti. Aku kemudian mendorong tubuhnya dan bangkit. Ia terduduk di sofa tersebut dan aku berdiri di depannya.

Satu persatu pakaian yang aku kenakan aku lepaskan, mulai dari sweater tadi, celana bahan, juga celana dalamku. Aku menelanjangkan diri di depannya yang tersenyum begitu jahatnya padaku.

Aku kemudian berjongkok di depannya, meraih pengait celana jeans yang ia gunakan dan menurunkan resletingnya. Ia sedikit mengangkat tubuhnya sehingga aku bisa melpas celana jeans juga celana dalamnya.

"Make it stand."

Ucapnya, ia tersenyum. Aku yang mengerti kemudian meraih penisnya yang masih tidur itu, perlahan aku mengurutnya. Mendekatkan wajahku dan mengeluarkan lidahku untuk menjilat lolipop faforitku.

poisonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang