THE 7TH SENSEI - 6

231 51 18
                                    

Kamu bintang aku pena. Kamu baca aku bikin. Aku up kamu dukung.

Jam sudah menunjukkan pukul 10 malam, dan seorang gadis masih saja berkutat dengan buku-buku di meja belajarnya. Ia sendiri baru selesai menyalin materi sekolah hari ini, sehingga kini beralih fokus pada buku-buku novelnya. Kebetulan cerita yang dibelinya itu sangat menarik sehingga membuatnya membaca dengan sangat ber sungguh-sungguh sampai sudah mendapatkan ¼ buku saja. Ia sendiri sengaja berjaga, menunggu tengah malah tiba untuk melaksanakan aksinya membunuh Sean.

Aelesha Amanda membuka halaman selanjutnya yang rupanya didengar oleh orang luar yang baru saja melongok untuk mengecek keadaannya—lantas pintu kamar yang sedikit terbuka itu langsung orang luar buka lebar-lebar ketika mendapati Lesa yang tidak belajar melainkan membaca novel—ini terlihat dari tebalnya buku yang Lesa pegang dan tidak ada buku sekolah setebal dan se kuning itu.

“Tengah malem bukannya belajar ini malah baca novel!”

Lesa lantas melonjak kaget dan menjatuhkan novel ke meja belajar di depannya sehingga mengeluarkan bunyi cukup keras karena tebalnya novel. Ia menoleh terkejut kearah pintu yang rupanya sudah ada ibu nya yang tengah berkacak pinggang.

“Belajar nya udah, ma,” cicit Lesa memberitahu dengan jantung yang sudah maraton karena kaget.

Wanita diambang pintu itu mengatur nafas sebelum akhirnya kembali memarahi anaknya. “Ya tidur! Kalo udah belajar ya tidur! Jangan baca novel sampe pagi! Nanti ngantuk disekolah!”

Lesa menarik diri dan melihat ke novel lagi, yang rupanya membuat sang ibu menggebrak pintu karena saking emosinya merasa tidak dihargai oleh anaknya. “Kamu tetep nggak mau tidur!?”

Lesa bangkit dari duduknya sambil menutup novel. “Ini juga mau tidur kok, Lesa Cuma mau nutup buku doang.” Ia meletakkan 2 novel tersebut kedalam rak buku kayu yang letaknya disebelah meja belajar. Rak kayu pemberian ayahnya yang dibelikan khusus untuk menyimpan buku karena dirinya yang suka membaca.

Lesa berjalan keranjang dengan langkah angkuh, “Udah sana mama tidur—“

“Nggak, mama nunggu kamu tidur dulu baru mama tenang.”

Lesa memberengut dan mulai merangkak naik kekasur didepannya, memosisikan diri dibalik selimut untuk pura-pura tidur. “Udah ini Lesa mau tidur—“

“Mama bakal disini dulu sampe kamu bener-bener tidur.” Ibunya menekankan kata-katanya.

Lesa mendengkus dan mulai benar-benar menutup mata untuk benar-benar tidur. Merasa bodoamat dengan rencana nya malam ini yang akan membunuh Sean—karena jika sudah dijaga oleh ibunya seperti ini, maka terpaksa ia harus menurut, ia tahu sifat ibunya yang keras kepala dan sangat keras kepadanya sehingga tidak memudahkan bagi dirinya untuk melawan.

Tepat setelah Lesa tidur, wanita itupun masuk kedalam kamar didepannya dan mengecek keadaan anaknya. Yang rupanya Lesa benar-benar sudah tidur, sehingga membuatnya lega dan keluar dari sana.

Pintu kamar itu ditutup dari luar, disusul dengan Lesa yang membuka mata dan melirik kearah pintu kamarnya sebelum akhirnya bangun duduk diantara selimutnya. Ia kemudian diam beberapa menit untuk menungu ibunya tidur, ia sendiri hapal dengan lama tidak lamanya ibunya akan tidur setelah masuk ke dalam kamar.

Sepertinya ibunya sudah tidur, pikir Lesa turun dari ranjang dan menghampiri tas sekolahnya yang digantung tak jauh dari pintu. Sikap ibunya yang seperti inilah yang membuat nya malas dan sangat membencinya. Dan ia akan mengucapkan nama ibunya itu ke bola Matagame, berharap jika beberapa alat akan datang untuk membunuh ibunya besok setelah dirinya membunuh Sean—

THE 7TH SENSE . TAMAT. (BLACKVELVET FT SEHUN LISA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang