Craaasshhh
Hujan deras membasahi Mondstadt kala itu. Jean berdiri di depan pintu masuk. Ekspresi wajahnya menunjukkan keresahannya. Ia melipat kedua lengannya seakan menunggu kedatangan seseorang.
"Fuuah! Hujannya deras sekali"
Ujar Kaeya yang tiba-tiba muncul mendekati Jean.
"Kopi?" Tawar Kaeya sambil menyodorkan segelas kopi pada Jean.
"Terima kasih" wanita itu menerima segelas kopi pemberian Kaeya.
"Hujan-hujan gini paling enak ngopi. Apalagi setelah bertugas. Nikmat mana yang engkau dustakan"
Kaeya menyeruput kopinya. Ujarannya yang barusan sama sekali tidak digubris oleh Jean. Mata Jean masih terfokus melihat jalanan kosong depan Knight Of Favonius itu. Membiarkan kopi yang ada di tangannya perlahan mendingin.
"Serius sekali. Menunggu seseorang?" Kaeya berusaha membuka pembicaraan.
"Begitulah. Firasatku tidak enak." Jawab Jean tanpa memalingkan pandangannya sedikit pun.
"Menunggu Ayang Dil-"
Belum sempat Kaeya menyelesaikan pertanyaannya. Sebuah jitakan ia dapatkan dari sang Grand Master. Jitakan tersebut mendarat mulus pada dahi Kaeya. Membuat Pria itu mengaduh kesakitan sambil mengelus dahinya.
Jean menghela nafas. Menatap kosongnya jalanan menuju pintu masuk itu, hanya terisi rintikan hujan yang semakin lama semakin deras. Ia tidak merasa ada tanda-tanda kedatangan siapapun.
'mungkin memang hanya perasaanku saja'
Jean menghela nafas panjang kemudian berbalik badan, hendak meninggalkan tempatnya tadi berdiri tanpa menghiraukan Kaeya.
"Jean-san!"
Seseorang memanggil nama Jean dari kejauhan, membuat Grand Master itu kembali memutar badannya dan melihat siapa yang memanggilnya tersebut. Tidak hanya Jean, suara tersebut juga menarik perhatian Kaeya yang masih berada di depan pintu. Manik Jean mendapati Albedo berlari ke arahnya di tengah hujan sambil menggendong Klee di depannya. Albedo berhenti sesampainya di teras pintu masuk. Mengatur nafasnya yang tersengal.
"Albedo!? Klee!?" Seru Jean dan Karya hampir bersamaan.
=°=
Albedo duduk termenung di sudut ruangan. Kepalanya tertunduk, membiarkan pikirannya menerawang. Membiarkan rambutnya yang masih basah setelah mandi dan handuk yang menggantung di kepalanya.
Kaeya datang menghampirinya. Meletakkan minuman hangat di meja yang letaknya tidak jauh dari tempat Albedo melamun. Ia mengacak-acak kasar rambut Albedo menggunakan handuk di kepalanya.
"Hei, apa yang kau pikirkan? Keringkan dulu rambutmu sebelum kau masuk angin." Nasehat Kaeya.
"Ukh. Kaeya-san." Albedo merasa sedikit kesakitan akibat ulah Kaeya yang sedikit kasar.
Kaeya hanya terkekeh mendengar respon Albedo. Menurunkan handuk itu setelah dirasa rambut Albedo cukup kering. Albedo kembali termenung. Melempar pandangannya ke bawah lagi.
"Apa yang akan dikatakan Alice-san jika dia mengetahui ini..." Gumam Albedo.
Kaeya yang kebetulan mendengar itu membuat perhatiannya teralih.
"Entahlah. Tapi aku yakin Alice-san tidak akan marah. Karena dia pasti tahu kalau Klee memaksa untuk ikut." Sahut Kaeya. "Sepertinya ia juga mengancam akan meledakkan sesuatu jika ditinggal"
![](https://img.wattpad.com/cover/263123228-288-k364353.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[Genshin Impact] Days of Us (Albedo x Klee)
FanficIntinya keseharian Albedo sama Klee. Udah gitu aja. All characters belong to MiHoYo Story originally mine Cover credit : https://twitter.com/happukiri/status/1357448304066392065?s=20