Sorry

865 105 13
                                    

Jumpty Dumpty yang dilemparkan Klee semakin lama semakin berkurang jumlah. Kekuatan ledakan dari setiap bom melemah. Albedo dan Jean melepaskan barrier mereka. Pandangan mereka mencari-cari Klee diantara asap pasca ledakan yang membuat pandangan mereka tidak fokus.

Kaki Klee tertekuk lemas hingga membuatnya jatuh terduduk. Air matanya mengurai deras dari pelipis matanya menuruni pipi chubbynya. Beberapa bom kecil di genggamannya masih ia lempar lemah ke arah Jean dan Albedo. Namun ledakan yang diciptakan bom itu tidak berpengaruh pada keduanya.

"Klee tidak mau... Hiks.. pulang.." sesengguk tangis Klee.

Klee berhenti melempari bom. Mengusap air matanya dengan lengannya.

"Albedo nii-chan jelek! Hiks. Jean-san juga jelek! Semuanya jelek!"

Yang terpanggil sedikit terkejut sekaligus bingung. Ia sering mendengar kata-kata itu setiap kali Klee merengek. Namun yang membuatnya bingung, kenapa ia menganggap semua orang bersalah kali ini.

"Klee cuma ingin bermain hiks.. tapi semuanya sibuk sendiri... Semuanya harus Klee lakukan sendiri.. hiks.. Albedo nii-chan juga tidak peduli lagi dengan Klee... Hiks.." Gadis kecil itu menangis tersedu-sedu dengan air matanya yang terus mengucur deras.

Tidak salah jika para anggota Knight of Favonius terkenal dengan kesibukannya. Mengingat anggota Knight of Favonius memiliki jarak usia yang berbeda jauh dengannya dan tanggung jawab yang lebih besar darinya. Membuat masing-masing dari mereka sibuk dengan pekerjaannya. Albedo paham kenapa Klee merajuk kali ini. Gadis itu hanya merasa kesepian. Ia butuh teman main. Sudah pasti Klee merasa ia tengah diasingkan.

Klee tidak suka ia sendirian. Ia tidak suka melakukan segala sesuatu sendirian. Sebentar mungkin tidak masalah. Klee memang terbiasa untuk menunggu dan bersabar. Tetapi tetap saja ia memiliki batasan untuk melakukannya. Seseorang pada usia berapapun itu juga memiliki yang namanya egois.

Kali ini saja Klee bersikap egois meminta perhatian dari Abang tidak sekandungnya itu.

Albedo mendekati Klee. Menggendong dan memeluk gadis kecil itu. Awalnya Klee memberontak tidak ingin didekati siapapun. Namun tangisannya mereda saat Albedo menepuk punggungnya dan berbisik.

"Maaf"

Klee yang mendengar kata itu sejenak terdiam. Menenggelamkan wajahnya pada pundak Albedo dan meremas baju Albedo yang ia jadikan pegangan. Sesenggukan tangis masih terdengar jelas. Albedo tahu Klee sedang menahan amarahnya. Pemuda itu mengelus-elus punggung Klee dengan halus membiarkan pakaian yang dikenakannya basah terkena air mata Klee.

"Nii-chan bodoh! Jelek! Klee tidak suka! Hiks.. Klee capek!" Klee melontarkan isi hatinya. Melepaskan apa yang menjadi ganjalan di jatinya. Albedo hanya mengiyakan semua hinaan Klee padanya sambil terus mengelus punggung Klee.

"Tak apa Klee, katakan saja semuanya sampai kau lega." Bisik sang abang.

Setelah tangisan Klee benar-benar mereda. Gadis itu terlelap. Matanya sembab kemerahan. Ketiganya kembali ke Knight of Favonius.

=°=

"Ah! Itu Jean-san dan sensei!" Sahut Sucrose menyambut kedatangan mereka di pintu utama.

"Kami kembali." Jawab Jean sambil menurunkan sekarung ikan hasil panen Klee di danau tadi.

"Ara-ara~ apa kita akan pesta ikan bakar malam ini?" Lisa membuka ikatan karung itu dan melihat banyaknya ikan segar di dalam karung.

"Ide bagus. Jadikan saja sebagai acara refreshing di sela kesibukan kita." Albedo menyahut.

Semuanya menatap Albedo. Kemudian bertukar pandang satu sama lain.

"Baiklah! Aku bagian menyiapkan bakarannya!" Amber dengan semangat mengeluarkan bonekanya.

"Aku juga akan bantu menyiapkan acaranya" Noelle segera bergerak cepat sebelum ada ledakan besar terjadi lagi.

=°=

Kemeriahan terbentuk di tengah halaman belakang gedung utama. Para anggota Knight of Favonius berkumpul di sana. Terlihat Jean tengah mengolesi saus di sekujur tubuh ikan yang telah dipotong Noelle. Amber dan Lisa membolak-balikkan ikan yang dipanggang panasnya bara api. Sucrose kembali dari dapur utama membawakan bahan-bahan yang tadinya masih kurang. Kaeya tentu saja tim sikat. Ia hanya terima makan tidak terima kerja.

Klee duduk di samping Albedo. Kepalanya sedikit tertunduk. Tatapannya sedikit menerawang melihat kegiatan yang dilakukan anggota Knight of Favonius lainnya. Albedo sibuk memisahkan duri dari ikan. Kemudian ia membentuknya menyerupai bola agar lebih mudah dimakan.

"Klee"

Yang dipanggil menoleh.

"Aa~" pinta Albedo sambil menyuapi Klee.

Klee memakannya. Rasa gurih ikan dan manisnya saus ikan bercampur menjadi satu di mulutnya.

"Enak?" Tanya sang kakak.

Klee hanya mengangguk pelan tanpa mengucapkan apapun. Lanjut mengunyah makanannya. Albedo mengusap pelan mata Klee. Kedua matanya masih terlihat sembab kemerahan.

"Nii-chan" Klee akhirnya mulai berbicara. "Maaf" gadis itu bersandar pada sisi Albedo.

Albedo mendengus pelan tersenyum dan mengusap pucuk kepala Klee. Kemudian mengambil sebutir bola daging ikan. Namun saat Klee hendak makan lagi Albedo menarik suapannya dan malah memakannya sendiri. Klee yang sedikit jengkel menggembungkan pipinya dan memukuli Albedo. Respon menggemaskan dari Klee membuat Albedo terhibur. Tawanya tidak bisa ia tahan.

'sesekali bersikap egois pun tidak apa Klee. Itu artinya kau sudah mulai tumbuh dewasa.'

Cr  : https://twitter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cr  : https://twitter.com/Kiazaryn/status/1352044875999490050?s=20

[Genshin Impact] Days of Us (Albedo x Klee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang