Dream

729 112 8
                                    

Albedo mengerjapkan matanya, iris birunya menyusukan cahaya yang masuk. Saat Albedo terbangun, ia berada di sebuah ruang kosong. Ia bangkit dari posisi tidurnya. Melihat sekeliling hanya penuh akan warna putih tanpa ada apapun di sana. Perlahan-lahan pemuda itu berjalan ke suatu arah. Namun ujung ruangan tersebut tidak kunjung terlihat. Dari berjalan berubah menjadi lebih cepat. Berubah menjadi berlari. Entah sejauh apa Albedo berpindah tempat, bagian pinggir ruangan tersebut tak kunjung tersentuh. Seakan Albedo terjebak dalam suatu tempat tanpa batas.

"Albedo Nii-chan!"

Suara melengking yang terdengar di telinga Albedo memanggilnya. Sontak ia menengok ke sumber suara. Namun betapa terkejutnya dia. Sosok mungil yang pemilik suara yang tadi memanggilnya berbeda dari biasanya.

Sosok Klee yang ada di hadapannya kini lebih tinggi, hampir sejajar dengannya. Pipi tembemnya berubah menjadi tirus. Mata bulat besarnya sedikit menjadi lebih kecil dari seharusnya, mengikuti bentuk wajahnya. Pakaian yang dikenakannya masih serba merah, seperti biasanya.

"K-Klee?"

Albedo terheran-heran dengan sosok Klee yang sudah remaja di hadapannya. Gadis itu mendekati Albedo. Kedua tangannya memeluk pemuda itu. Albedo terdiam. Memproses situasi dan kondisi yang terjadi.

Pertama, ia terjebak dalam suatu ruangan tanpa batas dimana ia tidak tahu sejak kapan ia berada di sini. Kedua, sosok Klee yang dewasa muncul di depannya secara tiba-tiba. Ketiga, ia tidak bisa mengingat apapun. Bahkan apa yang dia lakukan terakhir kali saja tidak ingat. Tiga ini cukup membuat otak Albedo berpikir keras. Hal tersebut tidak bis dijelaskan oleh sains.

Pelukan Klee melonggar. Manik merahnya bertemu dengan manik aqua milik Albedo.

"Albedo Nii-chan. Ah bukan, maksudku Albedo-san. Terima kasih ya sudah menjaga Klee" Gadis itu tersenyum lemah didepannya.

"Klee akan berpetualang sendiri sekarang. Membuat cerita perjalan Klee sendiri dan mencari Mama!" Lanjut Klee dengan nada ceria.

"Eh?" Albedo kebingungan.

Ia terdiam. Tidak mampu berkata apa-apa.

'Klee? Kau mau kemana? Menemui Alice-san? Memangnya kau tau dimana dia? Perjalanan di luar sana berbahaya untukmu Klee.'

Banyak sekali ungkapan yang ingin dikatakan Albedo pada Klee saat itu. Namun entah mengapa mulutnya terbungkam seribu bahasa menahan air mata.

Gadis bertwintail di depannya mundur beberapa langkah. Mengangkat kepalanya dan serius menatap Albedo.

"Klee pergi dulu ya? Sampai jumpa lagi." Ia melambai pada Albedo. Berbalik badan berlari-lari kecil meninggalkan sosok pemuda yang berperan sebagai saudara tirinya selama ini.

Melihat sosok Klee yang menjauh membuat hati Albedo terasa sakit. Ia berusaha mengejar sosok gadis kecil yang ia rawat selama ini. Namun entah kenapa sekuat apapun dia berlari mengejar Klee, jarak antara keduanya semakin jauh. Air mata muncul di pelipis Albedo. Membuat pandangan pemuda itu menjadi tidak jelas. Perlahan-lahan Klee pun menghilang dari pandangannya.

"KLEE!!"

=°=

Kelopak mata Albedo terbuka seketika. Kepalanya terasa pusing saat ia terbangun secara tiba-tiba dari tidurnya. Klee yang berada di sampingnya pun ikut terkejut. Ia menjatuhkan selimut yang dibawanya.

"Hua! Albedo nii-chan baik-baik saja?" Ekspresi Klee jelas menunjukkan khawatir pada Albedo.

Albedo melihat sekeliling. Mendapati ia berada di ruangannya. Dengan Klee yang normal seperti biasanya. Kini pemuda itu teringat. Ia tertidur saat membaca catatan percobaannya. Albedo menatap sosok gadis kecil di dekatnya.

"Kata Sucrose nee-chan, Albedo Nii-chan sedang tidur karena kelelahan. Makanya Klee ambilkan selimut" Klee berusaha memungut selimut yang ia jatuhkan tadi. Ukuran selimut yang lebih besar dari tubuh mungilnya itu membuat Klee kesusahan mengangkat seluruh bagian selimut tanpa menyentuh lantai.

Sekali lagi Albedo menatap lekat-lekat Klee yang berada di depannya. Topi merah, jaket merah, Muffler cream, sepatu boots coklat, dan ukuran tubuh Klee yang kecil. Semua seperti pada kondisi normal.

"Syukurlah." Albedo menghela nafas lega.

"Nii-chan?" Klee memiringkan kepalanya.

Albedo memeluk Klee. Ia merasakan kehangatan sepenuhnya dari tubuh Klee saat ini.

"Klee" panggilnya.

Yang dipanggil hendak melebarkan pelukannya. Namun pelukan itu terasa semakin erat. Membuat Klee tidak bisa melepaskan diri. Albedo tersenyum tipis. Mendekat pada telinga Klee dan berbisik.

"Jangan cepat dewasa ya?"

=Author Note=

Untuk chapter ini memang terinspirasi dari sebuah fan art. Tetapi fan art sengaja tidak aku post di chapter karena artistnya ngasih watermark gede "do not repost" jadinya aku ga berani taruh sini 🙃
Buat yang kepo fan artnya kayak apa feel free to DM 😉

[Genshin Impact] Days of Us (Albedo x Klee)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang