BG || 01

2.1K 96 4
                                    

***
Aku tau ini salah, tapi aku mencintai kaka ku lebih dari sekedar hubungan darah.
***


Jam pulang sekolah, adalah waktu yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh murid. Mereka kini telah berhamburan keluar kelas menuju parkiran dan sebagian dari mereka ada yang berjalan kaki juga naik angkutan umum.

Levin dan Vina telah sampai rumah nya, rumah besar bak istana kerajaan yang hanya di huni oleh mereka dan beberapa maid juga supir dan satpam.

"Dek, masuk kamar napa ganti dulu seragam nya, males banget sih", Levin mengomel melihat adik nya yang langsung rebahan di sofa tanpa mengganti baju nya.

Benar-benar pemalas.

"Gue tuh capek bang, nanti dulu napa, kepala gue pusing tau mana sakit perut lagi", pekik Vina dengan kesal seraya berjalan meninggalkan kaka nya di ruang tengah.

Pasti dateng bulan, gede emosi.

Levin menggelengkan kepala nya melihat si adik yang jalan sambil mencak-mencak gak jelas. Dia menuju kamar nya dan mengganti baju lalu menyusul Vina ke kamar nya.

"Nahh kan, bukan nya ganti baju malah langsung tidur", kembali, Levin mengomel lagi. Adik nya kenapa pemalas sekali sih.

"Dek, lo tembus", desis Levin dan Vina hanya berdeham merespon ucapan kaka nya.

Dia benar-benar lelah, kepala nya pusing, perut nya sakit dan memang seperti ini jika dia sedang datang bulan.

"Pake dulu pembalut sana, baru tidur. Biar darah nya gak tumpah ke kasur, atau mau gue pakein?", tawarin Levin yang langsung mendapat lemparan bantal dari si adik.

"Berisik bang ahhh!!."

Vina berteriak, lalu bangkit dan menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Dia kembali ke kamar dengan hanya mengenakan handuk yang melilit di tubuh nya.

"Ngapain masih disini? Keluar sana", titah nya dengan ketus seraya berjalan menuju lemari besar nya.

Ia membuka lemari dan memilih baju santai untuk dia kenakan saat ini. Tiba-tiba sebuah tangan melingkar diperut nya.

"Udh dong jangan marah-marah lagi, maaf deh kalo gue berisik", Levin mendusal di perpotongan leher Vina.

Denga usil dia membuat karya disana membuat Vina mendengus kasar namun dia menikmati apa yang kaka nya lakukan.

Vina mengambil satu set tank top yang senada dengan celana nya bermotif kan bunga dengan warna putih dan merah.

Dia memakai nya di hadapan Levin, karena mereka memang sudah terbiasa seperti itu. Jangan lupakan kelakuan Levin yang suka grepe-grepe tubuh adik nya sendiri.

"Mau lanjut tidur?", tanya Levin masih memeluk Vina dari belakang. Dan Vina menganggukkan kepalanya.

Levin membalik tubuh Vina dan menggendong nya seperti koala, Vina mengalungkan tangan nya di leher Levin dan menyandarkan kepala nya dipundak Levin.

"Bayi gede gue lagi manja", gumam Levin seraya mengusap punggung Vina.

"Kali-kali gue yang manja jangan lo terus", balas Vina lalu memejamkan matanya.

Levin membawa Vina ke ranjang nya, dia menempatkan Vina tidur di atas tubuh nya dan ia memeluk Vina dengan erat.

"Selamat tidur babe."

Levin mencium pucuk kepala Vina dengan penuh sayang dan ikut memejamkan matanya. Mereka sering tidur bersama dengan alasan adik-kaka padahal kedua nya saling mencintai.

Broken GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang