BG || 03

1.5K 77 1
                                    

Happy reading.

Semakin hari, hubungan adik dan kakak itu semakin lengket bak prangko. Levin lebih posesif terhadap adik nya, Vina.

Selain itu, mereka pun sering melakukan 'itu' dengan dalih ingin sama ingin, tanpa ada paksaan dan keduanya saling menikmati.

Terhitung tiga bulan berlalu dan selama itu pula orang-orang gak sadar kalo Levin nge treat Vina like queen banget layak nya pacar yang mengistimewakan pasangan nya.

"Balik nya tunggu di parkiran bentar, nanti gue ada urusan basket. Gak akan lama ko."

"Iya, sana ke kelas, udh bel ishh." Vina mendorong punggung Levin agar segera pergi dari depan kelas nya karna bel masuk setelah istirahat ke dua baru aja bunyi.

Sebelum pergi, dia mengacak rambut Vina gemas, "Baik-baik di kelas." lalu dia melenggang pergi dan Vina masuk ke dalam kelas nya.

Gadis itu tersenyum lalu duduk di bangku nya, samping Shanaya. "Kenapa?" tanya Vina saat Shan terus menatap nya aneh.

Shan menggelengkan kepala nya, "Gpp." dia mengalihkan tatapan nya, menatap lurus kedepan dengan hati yang terus membatin memikirkan apakah yang dia fikirkan itu nyata atau engga.

Gak mungkin kan mereka pacaran? Mereka aja adik kakak. Insect dong mereka?

"Lo kenapa sih Shan? Aneh banget, dari kemarin-kemarin. Cerita coba sama gue."

Shanaya, orang yang menyadari sikap Levin terhadap Vina selama beberapa bulan terakhir ini. Dia jadi lebih pendiam, sering mengamati tingkah adik kakak itu.

"Gue gpp, Vin. Jangan khawatir." ujar nya, menatap Vina dengan senyum ramah nya seperti biasa.

Vina hendak menjawab, tapi guru bahasa Indonesia masuk ke kelas dan akhirnya dia mengurungkan niat nya.

"Buka e-book nya halaman 67 baca sampai halaman 75 dan kerjakan latihan soal halaman 76, di kumpulkan hari ini."

Semua murid mendengus kecewa, mereka membuka e-book nya di ponsel masing-masing.

"Gak ngotak anjir, latihan soal 10 biji gini di suruh kumpulin hari ini juga mana jawaban nya bakal panjang-panjang anjir." keluh Shan menatap Vina.

"Namanya juga bahasa Indonesia, kalo gak soal yang panjang yaa jawaban nya lah." balas Vina sambil membaca materi yang di berikan guru bahasa Indonesia tadi.

"Anjirr lahh tangan gue berasa mau patah sat!! PEGEL BANGET JIGAN!!!"

Shan protes dengan kesal dan menutup kasar buku tulis nya. Untung aja guru nya udh keluar dari kelas sejak 20 menit lalu.

"Udh sihh protes mulu lo dari tadi!!" jengah Sira si ketua kelas, memutar malas bola matanya seraya mengambil buku catatan bahasa Indonesia tadi.

"Yehh sii kutil, ngomen aja lo!!" ketus Shan sambil menyodorkan buku nya dengan kasar ke hadapan Sira.

"Nyenyenye." Sira hanya mencibir, lalu mengambil buku milik Vina dan memeletkan lidah nya ke arah Shan guna mengejek.

"VIN ABANG LO NIHH!!!" teriak Diki di depan kelas Vina. Empu nya menoleh dan ngangguk singkat.

Dia dan Shan keluar kelas, udh ada Levin sama Reno disana dan Vina masih gak sadar sama satu orang lain nya.

"Shan kita duluan yaa." ujar Vina menggandeng lengan Levin manja dan segera masuk kedalam mobil yang Levin bawa.

Shan menatap mobil Levin yang mulai menjauh dari pandangan nya di ikuti mobil lain yang merupakan milik teman nya Levin.

Reno menatap Shan intens, "Kenapa?" tanya Reno, Shan menoleh dan kembali menatap lurus kedepan.

Broken GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang