BG || 20

455 41 8
                                    

Happy Reading!!!

Setelah bertemu dengan orang yang menunggu nya tadi. Vina segera pulang ke mansion yang tentunya di jemput oleh supir.

Albian menjadi overprotektif saat Vina hamil lagi. Dia gak kasih izin Vina bawa mobil sendiri, bergelut dengan alat dapur atau alat kebersihan.

Meskipun dia cuma mau beresin kamar, Albian melarang nya. Saking dia khawatir dengan kondisi Vina, dia cuma gak mau anak dan istri nya kenapa-napa.

Pertemuan tadi membuat Levin senang bukan main, karna pasal nya Vina mau menerima maaf darinya, untuk kesalahan di masa lalu.

***
"Gue ajak lo ketemu... Karna gue mau minta maaf lo." ucap Levin to the point saat lima menit berlalu setelah Vina duduk di hadapan nya.

Dia menghela nafasnya, "Maaf... Gue salah... Dan gue menyesal. Sekarang gue ngerasain gimana sakit nya kehilangan anak... Maaf, Vin... Maafin gue." ujar nya dengan lirih sambil menunduk.

Bahunya naik turun. Tanpa di jelaskan pun Vin tau kalau cowo di depan nya ini sedang nangis. Vina menarik nafas dalam dan menghembuskan nya membuat Levin sedikit mendongak untuk menatap ke arah nya.

"Gue gak berharap maaf dari lo karna gue sendiri udh maafin lo meski kejadian itu masih jelas gue ingat. Tapi setidaknya ada titik penyesalan dalam diri lo untuk kelakuan bejat itu."

"Gue udh bahagia sama hidup gue. Sama keluarga gue, suami dan anak-anak gue. Gue gak mau ada dendam meski rasanya sulit buat gue lupain kejadian itu."

Vina terdiam sejenak, kemudian dia tersenyum. "Mood gue lagi baik... gue maafin lo, dan hidup lah bahagia bersama keluarga lo."

Levin gak bisa menahan kedutan pada bibirnya. Dia tersenyum dengan mata berbinar. "Makasih Vin... Makasih." lirih nya terisak dalam diam.

Vina hanya mengangguk. "Gue rasa udh gak ada lagi yang harus di bicarain, gue duluan yaa." tanpa menunggu respon Levin, Vina beranjak dan dia pamitan sama Afika sekaligus menitipkan cafe pada orang kepercayaan nya itu.

Levin masih di cafe dengan perasaan yang bahagia tiada tara. Sesuatu yang mengganjal di hatinya kini terasa lega saat Vina mau memaafkan nya dengan semudah itu.

Meski dia sendiri tau kalau mungkin aja Vina belum sepenuhnya memaafkan dirinya. Ini berhubung dengan mood perempuan itu yang sedang baik. Jadilah Vina bersedia memaafkan dirinya.
***

Malam hari nya, Levin dan Denia pergi ke restoran ternama untuk makan malam. Sekaligus wujud syukur untuk kejadian tadi siang dimana Lebih mendapatkan maaf dari Vina.

Denia gak kalah senang nya dari Levin saat cowo itu menceritakan semua nya. Bahkan Denia sampai menangis saking senang nya dengan hal ini.

Dia gak berharap dengan mendapatkan maaf dari Vina, dirinya akan mudah hamil tapi maaf itu mampu mengurangi rasa resah dan gelisah dalam dirinya.

Meski tak dapat dipungkiri, bahwa dia pun menginginkan sosok anak hadir dalam keluarga kecil nya. Semoga saja, Tuhan segera memberinya kepercayaan untuk menjadi orang tua sesungguhnya.

Sementara itu, belahan bumi lain nya, Vina bersama triplet sedang duduk menunggu kehadiran Albian.

"Mommy, daddy lama... Zea kan laper." keluh anak bungsu nya dengan wajah cemberut membuat Vina gemas dan mencubit pipi tembem nya.

"Sabar yaa sayang, daddy kan lagi pesen makanan nya." jawab Vina mengusap pucuk kepala Zea.

"Cantik nya abang, sabar yaa... Daddy bentar lagi ko... Itu udh pesen tinggal nunggu makanan nya aja." ucap Variz bersamaan tangan kiri nya yang merangkul Zea.

Broken GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang