Jangan lupa baca author's note sampai selesai oke ❤️
Hyunjin bertanya-tanya, dari mana datangnya kebiasaan baru suaminya yaitu susah bangun pagi, selama mengenal Chan. Tentu Hyunjin tak akan pernah terpikirkan untuk menempatkan nama Chan bersama kata bangun siang dalam satu kalimat.
Tapi situasinya sekarang lebih buruk dari sekadar Chan yang sudah dibangunkan pagi, dia juga enggan melepaskan Hyunjin dari dekapannya.
Rasanya Chan tidak pernah seclingy ini.
Suzy datang mengetuk pintu kamar dengan Charlotte yang sudah wangi di dalam gendongan, Nyonya Hwang itu segera masuk dengan bantuan maid yang membukakan pintu.
“Saya menyarankan Anda untuk tidak masuk ke dalam ruangan di mana hanya ada Dokter Chris dan Tuan Hyunjin, Nyonya. Saya dengar jasa psikolog maupun psikiater sangat mahal akhir-akhir ini,” Seungmin mengingatkan dengan cara seseorang yang yakin kalau apapun yang sedang terjadi di dalam kamar akan menimbulkan trauma bagi siapapun yang melihatnya.
“Terima kasih sudah mengkhawatirkan kesehatan mentalku Seungmin,” Charlotte berkedip-kedip perlahan di gendongan sang nenek, tak peduli pada Seungmin yang mengikutinya dan juga sang nenek dengan ogah-ogahan.
Rasanya masih terlalu pagi bagi Seungmin untuk melihat adegan porno, Astaga. Anak mereka bahkan masih merah, bisa-bisanya sudah membuat bayi lagi, dasar.
“Bangun ya, biasanya kamu ngegym jam segini Chan.”
“Sama kamu aja yuk ngegym nya.”
Seungmin memutar mata mendengar potongan percakapan Chan dan Hyunjin. Ia melirik Charlotte yang wajahnya putih oleh bedak bayi.
Mereka berdua saling bertukar pandang lalu Seungmin berdecak, sebenarnya ia ingin mengatakan pada Charlotte, “Hei, liat tuh orang tuamu udah mau kasih kamu adek lagi? Memangnya Lottie mau berbagi kasih sayang di saat megang dot aja belum bisa? Jangan mau Lottie, ayo protes! Om temenin deh!” tapi tentu saja Seungmin tak mengatakannya, ia belum siap disangka gila.
“Hyunjin, darl. Lottie nyariin nih.”
Salah satu dari dua orang yang sedang kelon di atas tempat tidur menoleh, “Oh my, maafin Papa Sayang,” Hyunjin perlahan melepaskan diri dari dekapan Chan lalu mengambil Charlotte dari gendongan Suzy.
“Maaf Mom ganggu kalian.”
“Aku sih nggak papa, nggak tau kalau Daddy nya Charlotte, dari tadi minta peluk terus,” Hyunjin menyindir.
Di atas tempat tidur Chan cengar-cengir, mungkin merasa sungkan pada ibu mertua, di sisi lain Suzy hanya menggeleng. Kurang lebih tak mengerti dengan tingkah di luar kebiasaan menantunya.
Tak lama kemudian sang Nyonya pamit pergi, kurang nyaman juga masuk ke kamar anak dan menantunya.
Sementara Seungmin dia masih harus tinggal, tugasnya masih belum selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
(√) Dr Chris and the Heir (Chanjin)
HumorKarena tumbuh dan berkembang di keluarga kaya raya, Hyunjin jadi terbiasa hidup tanpa usaha, toh rumah sakit yang termasuk tiga besar di negara adalah milik ayahnya, sudah pasti dia adalah pewarisnya. Tapi nyatanya, warisan Hyunjin jatuh ke tangan B...