“Selamat datang Tuan.”
Chan hanya membalas sapaan pelayan dengan anggukan sekilas ketika Ia kembali ke kediamannya, Dokter itu mencari-cari Hyunjin yang biasanya langsung menyambutnya ketika dia pulang, apa dia marah karena Chan membatalkan janji makan siang mereka?
“Dimana Hyunjin?”
“Tuan Hyunjin ada di kamar, Tuan.”
Dengan berlari kecil Chan melangkah menuju kamar mereka.
Klek
Tidak ada wajah elok Hyunjin yang menyambutnya saat Ia masuk ke kamar, “Sayang?” panggilnya tetapi tidak ada jawaban.
Huft, Chan menghela napas. Mungkin Hyunjin sudah pergi lagi ke sebuah pusat perbelanjaan atau sekedar berkeliling Seoul sambil menghamburkan uang seperti Hyunjin yang biasanya.
Klek…
Chan menoleh saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka.
“Eh suamiku udah pulang.”
Tentu Chan tidak menyangka kalau ternyata Hyunjin ada di dalam kamar mandi.
“Cepet mandi, airnya udah aku siapin.”
Hyunjin mendekat, ada senyuman menggemaskan —ah sebenarnya bukan senyumnya yang menggemaskan tapi wajahnya— di wajah anak itu, Ia membantu sang suami melepaskan kancing kemejanya.
“Kamu nyiapin air buat aku?”
Hyunjin mengangguk.
“Sendiri?”
Hyunjin mengangguk lagi, belum tuntas Chan dibuat heran akan tingkah Hyunjin yang berbeda dari yang biasanya. Hyunjin sudah mengatakan sesuatu yang lebih mengherankan lagi.
“Kamu mau makan apa buat makan malam? Nanti aku masakin?”
M.a.s.a.k.i.n
Masakin
MASAKIN!
Tidak pernah sekalipun dalam hidupnya Chan membayangkan kalau hari ini akan tiba, hari dimana Hyunjin memasak untuknya.
“Sayang.”
“Hum?” Hyunjin meloloskan kemeja hitam melewati lengan suaminya yang pasrah-pasrah saja sementara Chan langsung menangkup pipi Hyunjin, ada emosi campur aduk di matanya saat Ia memandangi wajah Hyunjin.
“Kenapa?” Tanya Hyunjin lagi.
Daripada menjawab Chan lebih suka untuk memeluknya. Sayangku udah dewasa begitu isi hati Chan berkata ketika Ia memeluk sembari menciumi surai Hyunjin yang tumben sekali bau matahari dan keringat.
“Maaf aku bau keringat,” Hyunjin berbisik.
Pelukan Chan di sekeliling tubuh ramping itu semakin erat saat Chan menjawab “Nggak papa, badanmu makin harum kalau keringetan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
(√) Dr Chris and the Heir (Chanjin)
HumorKarena tumbuh dan berkembang di keluarga kaya raya, Hyunjin jadi terbiasa hidup tanpa usaha, toh rumah sakit yang termasuk tiga besar di negara adalah milik ayahnya, sudah pasti dia adalah pewarisnya. Tapi nyatanya, warisan Hyunjin jatuh ke tangan B...