Hari itu mendung, awan-awan gelap menggantung rendah. Dari balkon kamarnya Minho melihat pemandangan itu tanpa ekspresi, kemarin siang sudah hujan, semalam hujan, sekarang masih mau hujan lagi? dunia sedang menginginkannya beristirahat rupanya.
Bruk
Ia menoleh, dari pintu kaca yang membatasi balkon dan kamar, Minho melihat Hyunjin baru saja terjatuh dari tempat tidur, anak itu masih belum berpakaian mungkin karena itu lah dia memungut pakaiannya yang sudah koyak meskipun demikian dia tetap memakai pakaiannya tersebut.
Tampaknya dia tidak menyadari kalau sejak tadi Minho mengawasinya, saat dengan susah payah Hyunjin berjalan pergi barulah Minho beranjak mematikan rokok di tangannya lalu membuangnya ke tempat sampah sebelum berlari kecil mengejar Hyunjin yang baru mencapai pintu kamar.
Minho menghela napas melihat Hyunjin yang terlihat memprihatinkan, dengan sigap ia mengambil salah satu jaketnya yang diacak-acak Hyunjin semalam lalu diselimutkannya ke bahu yang lebih muda.
Hyunjin berjengit kaget, ia menoleh dan begitu menyadari keberadaan Minho. Wajahnya yang pucat memandang sengit pada Minho.
Jaket ia campakkan, dan ia lanjut berjalan.
"Sorry buat yang semalam oke?" Minho berkata sembari memandang Hyunjin yang mulai menuruni tangga. Dia terlihat sama sekali tidak peduli pada apapun yang Minho ucapkan.
Dengan cepat Minho menuruni tangga dengan maksud menyusul Hyunjin, begitu ia tepat berada di satu anak tangga di belakang Hyunjin langsung ia raih bahu yang lebih muda hingga wajah layu yang membencinya itu ada di hadapannya.
"Apa yang lo harapkan setelah masuk ke kamar laki-laki dewasa dengan baju transparan yang basah kayak semalam Hyunjin? konfeti dan kembang api?"
Dari bulir bening yang mulai terkumpul di mata sembab Hyunjin, Minho langsung menyadari kalau dia salah bicara.
"Gue nggak bermaksud mengatakan apa yang gue lakuin semalam itu wajar, tapi jangan anggap gue penjahat H. yang semalam itu kecelakaan, gue hilang kendali..."
"Terserah."
Minho menghela napas, ternyata cukup sulit mengatakan maksud hatinya ke dalam kata-kata tanpa memperburuk suasana hati orang di depannya.
"Maksud gue, siapa manusia yang bersikap seolah langit udah runtuh cuma karena tidur sekali sama laki-laki, lo doang yang gitu."
Bukan memperburuk, Minho telah berhasil menghancurkan suasana hati orang di depannya, 'lo bajingan terburuk yang pernah gue temui' 'sampah!' 'tbh kita nggak tidur bareng lo yang nidurin gue anjing!' itulah beberapa kalimat yang berhasil diterjemahkan Minho dari tatapan kebencian Hyunjin.
Tangannya ditepis kemudian Hyunjin berbalik tanpa kata, tertatih-tatih pergi tanpa melihat Minho yang memutar matanya. Tanpa banyak kata Minho memakaikan jaket ke tubuh Hyunjin, "Seenggaknya pakai ini, baju lo rusak dan kulit lo keliatan semua demi Tuhan."
KAMU SEDANG MEMBACA
(√) Dr Chris and the Heir (Chanjin)
HumorKarena tumbuh dan berkembang di keluarga kaya raya, Hyunjin jadi terbiasa hidup tanpa usaha, toh rumah sakit yang termasuk tiga besar di negara adalah milik ayahnya, sudah pasti dia adalah pewarisnya. Tapi nyatanya, warisan Hyunjin jatuh ke tangan B...