Saat Chan pertama kali menginjakkan kaki di tempat tinggal keluarga Hwang dan bertemu dengan nyonya Hwang serta Hwang bungsu, Chan berpikir ‘ah, keluarga yang sangat jenius’ lalu Hyunjin datang dengan kemalasan dan keserakahan yang sama besarnya seakan ingin mengubah kesan yang Chan lihat pada keluarga Hwang.
“Daad! kok bukan aku yang dapat warisannya!”
Chan ingat betul bagaimana bencinya pandangan si sulung Hwang hari itu kepadanya saat ia protes pada sang ayah.
Lalu Chan berpikir kalau pepatah tidak ada manusia yang sempurna itu memang benar, dalam hal ini tidak ada keluarga yang sempurna, Hyunjin lah ketidaksempurnaan di dalam keluarga Hwang. Tuhan menuangkan semua kelebihan pada fisiknya sehingga bakat dan kepintaran hanya ada sedikit di dirinya.
Dia malas belajar, dia malas memikirkan masa depan yang menurutnya sudah jelas, dia akan kaya selamanya, begitulah Hyunjin hidup.
Sementara Chan hidup dengan memikirkan kehidupan seperti apa yang ingin dia jalani di masa depan, Untuk masa depan itulah ia bekerja keras hari ini.
Seperti langit dan bumi kepribadian mereka. Seperti dua kutub magnet yang berlawanan.
Di hari ke sekian ratus setelah pernikahan kecil-kecilan mereka, Hyunjin menjadi orang pertama yang menyatakan cinta.
Rona merah pecah di pipinya, pasti sangat gugup menyatakan cinta kepada seseorang yang kau habiskan sepanjang harimu untuk mengkritik betapa tidak tahu dirinya dia sudah berani merebut posisimu.
Layaknya langit dan bumi yang saling berhubungan, kutub magnet berlawanan yang saling tarik menarik, mereka berdua menjadi berbeda setelah pernyataan cinta yang dilakukan Hyunjin.
Bagaimana mengatakannya ya, mereka jadi terlihat seperti pasangan pada umumnya. Sampai nyaris dua tahun pernikahan, mereka menjadi pasangan kasmaran yang telat jatuh cinta.
Di setiap fase itu Hyunjin selalu menjadi karakter yang mudah menyuarakan beban pikirannya, cenderung cerewet dan suka tertawa, terkadang ia suka membangkang jika sedang tidak mood belajar tetapi dia mudah diiming-imingi. Tidak pernah sekalipun Chan menghadapi Hyunjin yang lebih banyak diam, penurut, dan menolak diajak berjalan-jalan, makan di luar ataupun belanja, tidak pernah sekalipun.
Pukul sepuluh pagi di hari minggu, seminggu setelah Hyunjin tidak pulang semalaman. Pasangan itu masih di atas tempat tidur, Chan menjadi orang pertama yang bangun, diliriknya tempat di sisinya, ada Hyunjin yang masih pulas sementara Kkami dengan tidak sopan berjalan-jalan di atas tubuh Hyunjin, spontan Chan mengangkat Kkami, buntalan bulu itu menggonggong kecil seakan berseru protes.
Tentu saja Chan tidak menanggapi protes si anjing tidak sopan, sekeras apapun ia mengonggong, Chan tetap menurunkannya ke atas lantai.
“Jangan gangguin Papa, bulu.”
Chan dan Kkami bertatapan dan langsung saling benci, mereka masih belum bisa berteman sekalipun sudah seminggu sejak pertemuan pertama mereka, Kkami menyalak lagi dan itu cukup bagi Chan mempertimbangkan apakah ia akan membuang sebagian biskuitnya atau menyunat anjing jantan itu dengan tangannya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
(√) Dr Chris and the Heir (Chanjin)
HumorKarena tumbuh dan berkembang di keluarga kaya raya, Hyunjin jadi terbiasa hidup tanpa usaha, toh rumah sakit yang termasuk tiga besar di negara adalah milik ayahnya, sudah pasti dia adalah pewarisnya. Tapi nyatanya, warisan Hyunjin jatuh ke tangan B...