Ini sudah seminggu atas kehilangan mereka berdua. Aku dipenuhi rasa bersalah. Akhirnya kuputuskan untuk pergi kerumanhya.
"Permisi" ucapku sambil menekan bel. Klek, ibu Ann membukakan pintu. "Siapa ya?" "Eh.. sa, saya temennya Ann, saya cuma pengen tanya, kok Ann seminggu ga masuk sekolah ya?" "Masuk dulu saja" ternyata ibu Ann sangat ramah. Anehnya ia tak seperti kehilangan Ann. "Ann seminggu yang lalu menelepon, kalau ia akan menjalani pelajaran tambahan selain disekolah ini." Aku terbelalak. "Seperti pindah sekolah maksudnya?" "Ya semacam itu" Tanta Laila segera berdiri untuk menyuguhkan teh. "Eh Tante, ga usah repot repot, ini kan jam 11.30 siang , saya bentar lagi makan siang. Nanti keburu kenyang teh." Tante Laila tersenyum dan berkata lagi " pergilah ke kamar Ann, tiuplah benda yang berdebu." Aku sempat heran, tapi aku menurutinya. Aku melihat sekeliling. Aku mengecek laci Ann. Tampak sebuah buku mantra kuno yang tak ku mengerti bahasanya. Mataku tertuju pada foto berbingkai diatas mejanya. Fotoku dan dia setahun yang lalu. 'Kacanya agak berdebu' pikirku. Tanpa pikir panjang aku meniupnya. debu debu itu berubah menjadi serbuk ajaib yang menutupi seluruh pandanganku. Dunia terasa berputar.
Srrr... debu debu itu teriup angin sepoi dan membuka pandanganku. Aku hampir pingsan seketika. Mataku membulat. Aku berada di tengah tengah sebuah kota yang mirip NY, tetapi tak ada menara Big Ben tentunya. Aku terus mengagumi tempat tersebut dengan cerahnya matahari. Aku berhenti di satu tempat yang bertuliskan 'FREE FOR NOW: HAVE FUN LITTLE WIZARD ' Aku senang bukan kepalang. Wahana nya semuanya gratis???
Tempatnya mirip dufan, tapi jauhhhh lebih canggih. Tanpa pikir panjang aku segera ikut mengantri untuk masuk ke 'wizard wahana' sebenernya aku ga ngerti kenapa semuanya serba kata 'wizard'. GILA! ROLLER COESTER NYA KAYAK TERBANG BENERAN! bukan cuma itu, semuanya terasa terbang dengan dekorasi yang... WOW!!! aku memainkan seluruhnya nonstop. Dan ga keduga, makanan disana juga gratis! Aku menikmati makan siangku dengan nasi goreng dan dessert nya es krim sundae. Padahal selama ini aku ga pernah pake dessert loh! Aku menikmati nya banget! Bahkan ga mau pulang. Brrr... hawa semakin dimgin saja... aku mengangkat kepalaku. Langit yang tadi biru bersahabat, sekarang hitam menyeramkan. Aku duduk dipinggir jalan tepat didepan etalase toko yang terang. Mobil yang sangat canggih, alias terbang beberapa cm dari tanah berlalu lalang. Sret. Salah satu orang melempar 10.000 ribu kepadaku. AKU DIKIRA GELANDANGAN APA?!?!?? tapi lumayan lah... aku hendak mengambilnya. Tapi angin lebih cepat mengambilnya dan membawanya kebawah pohon rindang. Aku mengejarnya. Tanpa sadar aku sudah dikelilingi pohon. aku menarik kembali kata kataku tentang tak mau pulang. It's a stupid words! Aku terduduk diam. Suara burung hantu terdengar. Suara jangkrik pun ikut menyusul. Aku mulai sedikit tenang.
Grrr....
Aku tersentak. Itu...
"Kyaaaa!!!" Aku berlari lagi tak tentu arah. Tapi harimau itu lebih cepat dari harimau yang biasa aku lihat. Tapi anehnya aku berlari jauh lebih cepat juga. "Kya!" Jalannya berakhir. Didepanku ada jurang. Dibelakangku ada harimau. Aku melangkah kebelakang. Spontan. "Akkhhhh!" Aku kehilangan keseimbangan. Untungnya aku sempat menggapai ujung jurang. Dari sebrang sana tampak serigala yang mengaung. Aku semakin ketakutan. Keringat dinginku membuat tanganku licin. 'Bodohnya aku! Kenapa aku pikir tempat ini hebat? Ternyata disisi lain aku malah menjadi makanan harimau dan serigala... somebody help me!' Doaku dalam hati.
Peganganku terlepas.
"Kyaaaa!!! Tolong!!"
GREP! Tanganku digenggam seseorang. Tangan perempuan. Saat aku berhasil naik dan menghembuskan Nafas lega, aku mendongak untuk melihat siapa pahlawanku.
Aku memelototi pahlawanku.
"Mao?"
---------★
Ceritanya emang ga jelas. Thanks banget yah, yang udah mau baca cerita fantasi ini
:') buat chapter barunya ga bisa dibuat cepet, sekedar hobi doank sih... paling chapter 4 nya terbit sabtu...
Sekali lagi thx yg mau baca cerita gaje ini
*sorry klo banyak typo
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard
Fantasyketika aku mengucapkan janji, ternyata itu bukan janji biasa. dengan entengnya gw melangar janji tersebut dan membuat sahabatku menghilang secara ajaib. setelah satu minggu kehilangannya, aku memutuskan pergi ke rumahnya dan menemukan sebuah buku ma...