"Ann, aku punya pertanyaan"
"Kenapa?"
"Mm... selama kamu ngilang karena taruhan, kamu dimana?"
"Di sekolah penyihir"
"Hah? Ulang coba?"
"SEKOLAH PENYIHIR" tegasnya.
"Kalo gitu kok aku bisa ke raja terlarang itu?"
"Karena sekolah nya di sana" jawabnya enteng.
Aku menjedotkan kepalaku berkali-kali ke meja. Menyesal bersusah payah menyelamatkannya.
"Untung kan kamu? Bisa langsung jadi penyihir kelas 1"
"Apa gunanya punya sihir.."
KRIIIIINGG
Bel masuk.
aku segera kembali ke meja ku."Baik anak-anak, Bu Guru akan memberi kejutan untuk kalian" serentak anak-anak bersorak.
"Yaitu ujian dadakan"
Setelah mengucapkan hal itu. Semua anak terkena serangan jantung. itu beneran terjadi.
"Ulangan IPS"
Serangan jantung naik jadi stodium 2(?).
"40 nomor"
sekarang sudah koma.
Kertas dibagikan. Aku meraba tas ku untuk mencari tempat pensil ku. Setelah beberapa menit kubongkar tas ku.
Sudah ku sadari. Tempat pensil ku ketinggalan di atas meja belajar. Ah sudahlah. Nilai nol juga gak begitu buruk.
"Ini akan di masukan rapot!"
AKU HARUS PUNYA ALAT TULIS!!!!
"BU..!"
"ya?"
"Tempat pensil saya ketinggalan!"
"Ya sudah. Coba pinjam sama teman-teman mu"
Aku lega mendengarnya.
"HAI TEMAN-TEMAN KU! TOLONGLAH TEMAN MU INI! CUKUP MEMINJAMKAN PULPEN SAJA KOK!"
Tanpa ragu aku langsung berteriak. Aku lupa kalau Bu Vina adalah guru yang galak. Di papan tulis sudah terpampang tulisan,
'dilarang meminjamkan alat tulis di tengah ujian berlangsung, atau nilai mu akan dikurangi 2x lipat'
Aku sebal melihatnya.
"Nih"
Suara itu membuat ku berpaling dari papan tulis. Anak itu mendatangi mejaku.
"Tumben lo baik"
"Gue ini setia kawan" katanya, sambil tersenyum kecil.
Saat ia berbalik, aku segera menahannya."Rey"
"Apaan"
"Thanks"
Ia segera pergi menuju mejanya.
Sekarang aku sedang fokus ke soal-soal si kertas.
Di soal nomor 32, aku melihat pulpen Rey. Terdapat label nama 'Reynald vitalino'
Aku jarang ngomong sama dia. Tapi kami sering piket bareng. Dia emang baik sih.. wajahnya ganteng sih.. hah? Kok aku mikirin bocah itu sih?
Aku menggeleng-geleng lalu kembali fokus ke soal.
Saat selesai, aku segera kembali melihat nomor berapa saja yang ku kosongin.
1...
2...,,
.
.
.
Ada 9...
Yang pertama nomor 12.Duh?? Apaan coba..
"Bu! Nomor 12 apaan?" Aku menutup mata pasrah. Ya, siapa tau Bu Vina berbaik hati.
'Jadi dia gak tau kalau jawabannya 1602..'
Aku membuka mata. Menatap Bu Vina. Aneh.. kayaknya tadi ada suara.. udahlah, kayaknya ada yang bilang 1602... sudahlah..
Setelah menulis jawaban, aku melihat soal selanjutnya. Nomor.. 22. Kayaknya jawabannya MA? Kalau salah?
Duh!!!!!!
'Kalau aku sih MA'
Terdengar suara lagi. Suara Ann? Gak mungkin. Suara cowok kok. Mungkin...
Aku memutar kepalaku menuju tempat duduk Rey. Iya sedang melihatku juga.
'Tulis MA!"
Perintah seseorang.
Aku segera mengambil pulpen Rey dan menulis MA. Seterusnya, 'seseorang' itu membantuku menyelesaikan soal nyam.
Bu Vina melirik jam dinding kelas kami.
"Kumpulkan di meja Bu Guru"
Semua orang berebut menjadi yang pertama mengumpulkan.
"kalian boleh istirahat."
akhirnya!!!!
"Milly"
Aku segera menengok.
"Nih pulpen lo"
Aku menyerahkan pulpennya."Pake aja. Kan masih ada pelajaran lain"
Aku terdiam. Bener juga. Ann terlihat mendatangi ku. "Ann, gue mau ngomomg pribadi dulu sama Milly. Oke?"
Ann mundur beberapa langkah. Menandakan iya.
"Jadi?"
"Gue tau kok" kata Rey. Sok misterius.
"Tau apaan?"
"Gue yang ngasih lo ceban" katanya sambil menahan tawa.
Aku berpikir sejenak. Ceban?..
.
.
.
"Lo pikir gue gelandangan?!" Teriakku setelah aku mengerti."Hehehhe.. nama gue Zack Lo?"
"Clary"
Ia membulatkan bola matanya"LO PUTRI RAJA TERLARANG?!" ia menghadapku.
"Iya. Sekarang si raja terlarang udah baik" kataku sambil menegaskan kata raja terlarang.
Ia tertegun.
"Dia tetep jahat"
Ia bener-bener menyebalkan."Milly"
"Apaan?!" Jawabku ketus.
"Jadi pacar gue ya"
----------------
halo! Aku kembali menerbitkan wizard! Kali ini aku menambahkan romantis^^ maaf yang gak suka.. RVC ya!^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard
Fantasyketika aku mengucapkan janji, ternyata itu bukan janji biasa. dengan entengnya gw melangar janji tersebut dan membuat sahabatku menghilang secara ajaib. setelah satu minggu kehilangannya, aku memutuskan pergi ke rumahnya dan menemukan sebuah buku ma...