8. Rencana

243 27 0
                                    

*Milly pov

Aku terkejut. Karena aku dapat tetangga baru.

"Psst! Storm? Veli? Jadi ini rencana nya?

'Ikut tertangkap bersama milly?' Hah?"

Memang nadaku mengejek. Tapi aku udah kesel.

Storm menatap tajam Veli. Yah, Storm dipenjarakan tepat didepanku. Sedangkan Veli dipenjarakan disampingku.

"Iya iya! Gw tau kalo tindakan gw bodoh. Tapi diem bisa kan?!"

"Oh ya? Lo pikir ngerjain gw itu lucu? Kalo lo ngerjain gw, gw jamin 100% lo bakal kena batunya. Kayak sekarang ini!!!"

Storm mengamuk.

"Woh... woless... jangan ngamuk dulu dong.. jadi cara kaburnya gimana?"

Aku menenangkan mereka yang udah kayak kucing dan tikus. Bahkan kucing dan tikus udah berdamai!

"Pake gelang emergency lo. Kita bisik bisik aja pake video call hologram."

Aku segera memojok dan menyetel video call hologram.

"Nih, gw ada ide. Nanti malem, pasti semua penjaga keluar. Termasuk penjaga yang jagain pintu penjara bawah tanah ini. Jadi kita langsung pergi dari sini lewat pintu belakang kastil ini"

Storm menyudahinya

"Woi anak pinter! Kayaknya kita ga punya kuncinya deh!!"

"Woi anak kecentilan! Ikutin gw aja cari cara ambil kunci nya!"

"Ish! Jangan berantem terus napa! Kasian nih gw, selalu jadi sutradara yang bilang 'cut!' Untuk hentiin, lalu di ulang lagi!"

Aku sih berharap mereka tau arti ibarat yang kubuat, tapi ternyata enggak.

"Udah ah, itu ga penting. Penyihir yang disandra mana?"  Ya iyalah.. disini tuh sepi banget! Sampe mereka berdua dateng.

"Lo bener Ly! Tapi kan itu sandraan, pasti ditempatin di ruang tersembunyi!"

"Ya ampun Veli! Kita nih udah termasuk sandraan tau!"

"Ish! Lo mah ngajak ribut gw mulu!"

Aku hanya menyaksikan drama nyata itu dengan pasrah. Percuma di nasehatin!

*Veli pov

"Ish! Lo mah ngajak ribut gw mulu!"

"Dih? Cewek kecentilan kayak lo emang cuma bisa nuduh!"

What? Gw dibilang kecentilan? Nih anak harus ganti mata kali ya!

"Sembarangan! Gw yang asli asli keturunan Taylor swift lo bilang centil? Lo telah ngatain keturunan Taylor Swift yang lagi emosi!"

Terjadilah perang dunia ketiga.

Lalu tampak disebelah hologram Hama penyihir (Storm), hologram Milly yang lagi asik nontonin kita perang sambi ketawa ketiwi ga jelas.

Segera gw menutup video tersebut dan menggantinya dengan video call hologram pribadi dengan hama penyihir.

"Woy hama penyihir! Lo liat ga sih? Milly ngambil keuntungan dari kita yang lagi perang!"

"Tunggu, lo manggil gw apa? Hama penyihir?!"

"Ah! Itu ga penting! Sekarang kita langsung ke intinya aja! Kita langsung bicarain rencana nya! Jangan sampe Milly nonton perang kita kayak nonton komedi!"

Hama tampak berpikir sebentar. Tapi gw bingungnya si Milly kok ga teriak teriak minta penjelasan ya? Kalo gw dan hama tiba tiba mutusin video callnya? Ni anak kelebihan alim atau tidur dengan mata kebuka?

*Milly pov

Video call nya diputusin. Pasti mereka bicarain gw. Hahaha. Kena jebakan kan. Lagia. Berantem terus. Gw jadiin drama komedi aja!

Aku lihat sih, dari gelang hologram nya Storm, aku lihat hologram Veli, yang ekspresinya menandakan ' Ni anak kelebihan alim atau tidur dengan mata kebuka?' Haha. Ga mungkin kan?

Bip!

Terdengar panggilan dari gelangku.

"Hey Tom & Jerry! Jadi gimana rencananya?"

"Biar si hama penyihir yang jelasin. Dia yang punya ide"

"Apa lo bilang cewek centil? Ngajak ribut lo?"

Yeee... hiburan gw balik lagi..

Saat Veli ingin membalas Storm, ia melirikku sekilas, aku langsung pura pura tertawa kecil.

"Ehem.. kita ga punya waktu buat berdebat kan? Jadi Hama pe, eh Storm, jelasin ya rencananya ke kita"

Storm menatap Veli tajam.

"Ok, jadi gini, mereka tuh paling ga suka sama yang namanya tikus. Jadi, salah satu dari lo teriak kalo disel lo ada tikus. Lalu gw bikin hologram tikus yang banyak banget, sehingga Raja bakal mencet tombol emergency. Tombol emergency juga bakal membuka ruang penjara. Dengan begitu, kita langsung kabur lewat belakang. Oke?"

"That' s a good idea Storm!"

Kami tidak sabar menunggu malam tiba.

WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang