11. Finnally

241 26 0
                                    

Esok nya, seperti yg kujanjikan pada Storm, aku kembali kekastil dan tentu saja, para penjaga mencegatku.

"Ikut kami keruang penjara!"

Aku membalasnya dengan enteng.

"Aku Clary. So, shut up" 

Aku meninggalkan kedua penjaga yang cengo melihatku terus.

"Milly, lo yakin ini bakal berhasil?"

"Ck, percaya ama gw!"

Aku segera keruang utama dan melihat raja (yang kurasa ayahku) duduk termenung ditakhta. Tanpa pikir panjang, aku memulai rencana.

"Ayah!"

Ia segera menatap kearahku. Wajahnya terlihat marah. Marah sekali. Aku mundur beberapa langkah.

"A, aku Clary"

Aku menelan ludah untuk kesekian kalinya.

Ia menatapku lagi. Wajahnya dipenuhi amarah. Aku tak tau apa yang terjadi!!! Semuanya, semuanya merepotkan..

Tanpa sadar air mataku satu persatu jatuh. Kesepuluh jariku kupakai untuk menutupinya. Tapi apa dayaku kalau tangisanku benar benar kuat. Suara tangisanku bergema diruangan itu. Anehnya cat tembok istana tampak luntur. Setelah semuanya luntur, tampak ruangan yang sangat kukenal..

"Selamat datang dirumah nak"

Ini rumahku! Bahkan ada Ibu juga.. Storm ternganga.

"Maafkan ayah nak.."

Setelah berkata begitu, ia mengulurkan tangannya dan percikan ajaibnya muncul dari ujung jari jarinya.

"Sebagai gantinya, Ayah menghapus sihir Ayah sendiri"

Ibu tersenyum. Dan saat kuperhatikan, penjqgq penjaga itu juga hanya hologram sihir yang ikut terhapus. Kini aku benar benar dirumah.

"Dimana Lyzard?"

Tanya ibu tiba tiba.

"Ia sedang tidur di kamar"

"Hah? Siapa Lizard?"

"Kamu belom sadar juga Milly? Dia Vellyzard, kakakmu!"

Jelas Ibu.

Aku melotot serempak dengan Storm. Ya gila aja kali. Seorang yang udah kuanggap resmi musuh bebuyutan tiba tiba dibilang kalau di kakaku???? Aku pingsan 5 menit.

tapi ada yang mengganjal dipikiranku. Kalau begitu... Star dimana???

"Heylowwww?? Kalo gitu Star dimana??"

"Star? Tidak tau, bahkan tidak kenal.."

Pikiranku kacau lagi.

"Clary! Kamu kenapa?"

Aku baru tersadar kalau aku melayang. Debua ajaib menutupi ku seutuhnya. Saat benda itu pergi, pakaianku berubah total. Sebuah topi lancip dengan tambahan pita menyamping dengan baju dan rok mengembang berwarna biru, lengkap dengan tongkatnya.

"Ini dia! Sobekan buku Star! Dikatakan bahwa kita harus membawa teman sejatinya, dan bila temannya itu sungguh sungguh, maka ia akan berubah menjadi penyihir kelas 1 (kelas tertinggi) selanjutnya terserah apa yang diperkirakan penyihir tersebut."

"Storm, apa itu?"

Ketika aku tersadar, didepanku ada percikan ajaib (lagi) dengan membentuk seorang perempuan utuh.

Brug!

Ia terjatuh. Star!

"Uhuk! Milly..? Kau berhasil! Kau sudah menjadi penyihir kelas 1!"

Star menelukku. Aku membalasnya. Ini menjadi hal yang membahagiakan.

My friendship and I  is a wizard. Thats what I like from me and her.™

WizardTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang