"Kayaknya kita dijemput maut vel..."
"A, apaan sih omongmu itu! Ini pasti hanya halusinasi belaka! Gw akan membawa kita pergi dari sini."
aku segera mengayunkan jari telunjuk dan merapal beberapa mantra.
"Wah! Kelihatannya kamu berhasil Vel!"
Kata Milly saat gemercik ajaib secara ajaib muncul.
"Tunggu, apa apaan nih?!"
Aku berteriak heran melihat kekuatanku tiba tiba diserap oleh pelindung udara transparan.
"Kayaknya kita ada ditempat dimana Star berada deh Ly"
"Gw setuju"
"Gimana kalau kita berpencar?"
"GILA KALI LO? INI TEMPAT AJA GW GA TAU? KALAU ADA APA APANYA GIMANA? APALAGI KEKUATAN LO DISERAP AMA PELINDUNG UDARA BODOH ITU"
"Wesss... woles Sist"
kami segera mengelilingi tempat itu. Berpohon kayu tua dengan daun daun yang sudah mengering.
Wushhh...
Lubang lubang dipohon sialan itu menngeluarkan latar musik yang mendukung banget kalau ini tuh berbau horor!
*Milly pov
"Vel.. kayaknya gw tau ini dimana..."
Aku tertatap takjub. Veli mengikuti arah pandangku.
"Ya ampun. Ini kastil dimensi terlarang kan Ly? Kok lo bi, bisa tau?"
Bibir Veli tampak bergetar mengatakannya.
"It's so easy, aku ngeliat dibuku mantra kuno milik Ann, eh Star. Nih, bukunya. Semenjak aku disini, tulisan kuno itu berubah menjadi bahasa yang kumengerti."
Aku menyodorkan sebuah buku mantra tua kepadanya. Wajahnya tampak pucat pasi.
"Itu kan buku mantra terlarang! Semua bukunya sudah disita dan dibakar... kenapa Star bisa punya?!"
Aku hanya mengangkat bahu.
"Yang penting kita cari dulu asal usul tempat ini."
"Ide bagus Vel"
Buku mantra itu berpindah ke tangan Veli.
"Milly! Ketemu! 'Cara menemukan penyihir yang keberadaannya tidak diketahui!"
"Mana mana?"
"Nih, 'orang yang hilang kemungkinan besar berada disekitar anda tapi dalam keadaan tidak sadarkan diri. Hal yang harus kamu lakukan mudah. Bawalah seorang...' kalimatnya terputus! Kertasnya robek!"
"Ssstt... gw denger langkah kaki.."
Tap
Tap
Tap
"Ih! Lo pada gila ya? Jam segini mau nyusup ke kastil terlarang?!"
Aku dan Veli ternganga.
"Dah, ah! Lo pada ikut gw! Cepet! Jam segini Raja kastil itu ngeluarin penjaga yang overdosis!"
Kami mengikuti lelaki itu yang kayaknya kelas 1 smu. Setahun lebih tua dari gw.
"Dah, lo pada aman disini. Btw nama gw storm"
"Nama gw Milly dan dia Veli"
"Kalian temennya Star ya?"
Aku ternganga lagi
"Kok lo tau?"
Storm terkekeh
"Gw kan Kakak nya"
Aku dan Veli tersentak. Tapi aku diselingi senyum
"Jadi lo tau donk dimana Star?"
"Oh.. emm... sorry ya.. gw disini alasannya juga sama kayak kalian... bedanya aku udah disini 3 hari yang lalu. Btw liat donk buku mantra Star"
"Oh, nih"
Veli merampasnya dariku. Storm membolak balik buku tersebut.
"Vel, bisa pake sihir lo? Sihir gw diserap "
"Yah, sihir gw juga diserap.."
"Kalau lo Milly?"
"Ah.. gw.. bukan penyihir..."
Storm reaksinya sama seperti Veli saat melihatku (bedanya kali ini kayak ngeliat pocong aerobik)
"Kok... bisa..masuk...?"
"Bam! Bagus, berarti gw ga budeg denger dia bukan penyihir. Tapi itu bukan masalah untuk sekarang."
"Veli benar! Senengnya gw akhirnya gw ga sendirian lagi disini"
Gw dan Veli menatapnya bergantian.
"Eh, gw salah ngomong ya.. hehehe.."
--------★
Ya ampun.. ceritanya makin gaje ya.. tapi beneran kaget. Ada aja yang mau baca cerita gaje ini... :')
Kayaknya ngelanjutin chapter 6 bakal lebih lama dari ini -_-
Thx yang mau baca yach!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Wizard
Fantasyketika aku mengucapkan janji, ternyata itu bukan janji biasa. dengan entengnya gw melangar janji tersebut dan membuat sahabatku menghilang secara ajaib. setelah satu minggu kehilangannya, aku memutuskan pergi ke rumahnya dan menemukan sebuah buku ma...