🌛23| Kedai

1.7K 207 7
                                    

SWEET BULLYING | JEON JUNGKOOK

•••

"Kekerasan tanpa kasih tidak akan mengubahkan apa-apa. "
~Hyorin

•••

h a p p y r e a d i n g

Author Pov

Jungkook memasuki sebuah rumah sakit ternama di Korea Selatan. Sekitar beberapa menit yang lalu ia mendapat laporan kalau ayahnya pagi tadi dilarikan ke rumah sakit karena terkena serangan jantung.

Jungkook masih lengkap dengan seragam sekolah khas Big senior high school. Dia dihubungi untuk segera ke rumah sakit karena ayahnya memanggilnya untuk segera datang.

"Bagaimana keadaan ayahku? " tanya Jungkook kepada salah satu bodyguard yang berdiri di depan pintu ruangan ayahnya.

"Dokter masih memeriksa tuan, " jawab penjaga itu.

Jungkook segera masuk ke ruangan itu. Sama seperti yang dikatakan oleh bodyguard itu, sementara ada dokter yang memeriksa kondisi ayahnya. Ia menunggu sejenak, membiarkan dokter itu menyelesaikan tugasnya.

Jungkook menuju ke bangkar tempat ayahnya berbaring setelah melihat dokter selesai memeriksa. Wajah ayahnya sangat pucat. Raut wajahnya juga sangat sayu tidak seperti biasanya.

Secara perlahan Jungjoon ~ ayah Jungkook membuka matanya. Mendapati anaknya berdiri di tepi bangkar. Tenaga yang masih lemas membuatnya susah untuk membuka mulut.

"Kenapa Appa memanggilku?" tanya Jungkook to the point. Ia merotasikan matanya melihat ke arah lain.

Walaupun melihat kondisi ayahnya yang seperti ini tidak membuat Jungkook merasa sedih sedikitpun. Mengingat apa yang telah ayahnya lakukan pada ibunya tidak bisa dimaafkan begitu saja. Meskipun orang itu adalah ayahnya sendiri.

Lagipula Jungkook bertanya-tanya di mana wanita ular yang sering menempeli ayahnya. Seharusnya dia di sini untuk menjaga ayahnya. Ia tahu sudah sangat banyak uang yang ayahnya berikan kepada wanita itu.

"Di mana wanita selingkuhan Appa? Seharusnya dia di sini menjaga Appa yang sakit," imbuh Jungkook dengan nada menyindir.

Mata Jungjoon melotot sempurna mendengar sindiran dari anaknya. Sayangnya ia tidak dapat berbicara.

"Saat ini sajangnim belum mampu berbicara, Tuan muda," celetuk asisten Jungjoon yang menjaga di dalam ruangan.

Jungkook terkekeh-kekeh kemudian mendengkus. "Bagaimana rasanya tidak berdaya seperti ini?" tanyanya dengan sorot mata yang tajam.

"Sebenarnya aku tidak ingin menjenguk Appa. Hanya saja aku takut kalau hari ini hari terlahir Appa di rumah sakit. Lagipula banyak wartawan yang mengunggah berita tentangku yang datang ke sini. Anggaplah sebagai dokumentasi," jelas Jungkook dengan nada sinis.

"Lebih baik aku menjenguk eomma daripada melihat Appa di sini," lanjutnya.

Jungjoon merasa hatinya teriris mendengar Jungkook berbicara seperti itu padanya. Ia bisa merasakan kalau kebencian anaknya itu sangat besar padanya. Buktinya Jungkook sangat enggan untuk melihatnya.

Ia melirik lewat ekor mata pada asistennya dan mengkode untuk mendekat ke bangkar. Dengan patuh asisten itu berjalan mendekat dan berdiri di sini kanan Jungjoon. Dia lalu menganggukan kepalanya.

Asisten itu mengerti lalu menghadap ke arah Jungkook. "Tuan muda ada yang ingin Sajangnim sampaikan padamu," ucapnya.

Jungkook melirik tak selera.

Sweet Bullying | Jeon Jungkook✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang