16 Tahun Kemudian : 2 Juni

181 24 10
                                    

"Halo? Udah beres nih."

"Hah? Kok tiba-tiba ngga bisa jemput Dedek sih, Mi?"

"Oh, iya udah dateng."

Remaja itu mematikan panggilannya, lalu masuk ke dalam sebuah mobil sedan mewah.

"Gahyeon mendadak sih pulang cepet, jadi Mami ngga bisa jemput," ucap perempuan dengan kacamata bulatnya dan bersetelan jas rapih.

"Mana Gahyeon tau hari ini pulang cepet. Tadi nelpon Mami bilangnya bakal jemput, tapi tiba-tiba bilang ngga bisa jemput." Gahyeon terus mendumel dengan bibir manyunnya.

"Mami sibuk banget, Dek."

"Emang Bunda ngga sibuk?"

"Kalau Mami yang suruh ya... di-ngga sibukin."

Gahyeon tertawa mendengar jawaban dari wanita yang dia panggil Bunda.

"Loh? Bunda? Kok ini ke arah kantor?"

"Pulang ke kantor disuruh Mami."

"Ah! Apaan sih si Mami? Orang mah tumben anaknya pulang cepet jadi mau tidur, malah disuruh ke kantor kalian."

"Tidur di kantor kan bisa?"

"Maunya tidur rumah. Ah! Gak asik nih istri lo."

Perempuan itu tertawa lalu merangkul Gahyeon.

"Aduhhh! Gemes banget kamu, Nakkk." Perempuan itu lalu mencium kepala Gahyeon.

Gahyeon langsung terlihat salah tingkah mendapatkan kasih sayang dari Bundanya.

"Anak lo rese' nih."

Sua menoleh ketika mendengar suara itu. Dia melihat Gahyeon yang ditenteng berpegangan tangan dengan wanita bersetelan rapih itu.

Sua menghampiri mereka dan langsung memukul lengan wanita itu.

"Dia anak kamu juga."

"Ya iya sih."

"Kenapa, Baby?" tanya Sua melihat Gahyeon merengut.

"Mau pulang ke rumah, mau tidur."

"Ya disini dulu. Pulang ke rumah jauh, kasian Bunda."

"Mami kenapa ga jadi jemput tadi?"

"Ya ada kerjaan, Baby. Kan ada Bunda juga yang bersedia jemput."

"Mau tidur tapi di rumah," ucap Gahyeon lagi.

"Heh, ruangan kamu disini kek hotel bintang 5 ya. Udah tidur disana dulu."

Gahyeon merengut lalu menaiki lift menuju lantai paling atas, dimana ruangan kamar khusus untuk dirinya berada.

"Minji-ya, aku, Handong, sama Dami belum makan siang loh."

Wanita yang ternyata bernama Minji itu menoleh lalu tersenyum.

"Sama. Aku juga."

Dia lalu memasang name tag-nya yang bertuliskan,

CEO of Dream Company, Ji-U (Kim Min-Ji)

"Kerja dulu~" Jiu berjalan meninggalkan Sua.

"Minji-yaaa, kamu ngga laper? Beliin makanaannn." Sua mengejar Jiu lalu mengaitkan tangannya pada lengan Jiu.

"Beli lah, pake aja uang aku."

"Beliin kek keluar."

"Ya Allah!" Jiu sampai menyebut. "Gue ini istri lo Kim Bora. Bukan teteh-teteh deliperi. Mana tadi barusan nyampe habis jemput anak."

Sua tertawa. "Iyaaa! Aku bercanda. Kamu mau makan apa? Handong sama Dami bilang mau chinese food."

"Iyaa, samain aja."

"Oke. Uang kamu kan?"

"Iya. Beli 100 porsi, sekalian buat karyawan yang lain."

"Subhanallah... yes baby yesss. Baik banget istri gueeee! Amal jariyah, Sayang! Bangga punya Kim Minji!"

Jiu tertawa melihat istrinya heboh.

"Bangga punya Kim Bora," ucap Jiu.

"Bangga punya Gahyeon gak?" tanya Sua.

"Bangga lah. Kalau ngga ada kalian berdua, aku ngga bakal bisa hidup bahagia."

Sua tersenyum. "Pemikiran yang bagus."

Sua memasang name tag-nya.

Co-CEO of Dream Company, Su-A (Kim Bo-Ra).

— TBC —
Besok end ya guys

But, You Lied [Suayeon]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang