Kebaya Pertunangan

3.8K 624 49
                                    

"Umi, sudah kamu cek makanannya?"

Telingaku berdenging nyeri saat suara Umi terdengar menjawabku, seharian  ini earpod sama sekali tidak lepas dari telingaku karena harus terus menerus berkomunikasi dengan timku menyiapkan acara pertunangan Tanding di sebuah Resto di kawasan elite Jakarta pusat ini.

"Sudah oke semua, Mbak. Tinggal bouqet inisial nama yang di pesan Mas Tanding."

Aku mendesah lelah, bouqet inisial bunga adalah salah satu hal terpenting dalam acara ini, dan barang itu belum sampai sekarang ini, jika tahu akan semolor ini Tanding mengirimkannya, lebih baik aku tidak mengiyakan permintaan Tanding untuk mengurusnya.

"Nggak apa-apa, Mi. Telepon saja si Tanding atau siapa itu Danrunya, Arifin atau siapa yang tempo hari ngintilin Tanding, suruh cepetan ngirim bunganya."

Sama sepertiku yang frustasi, Umipun tidak jauh berbeda, acara pertunangan memang menjadi beban yang sedikit berat, seakan menjadi tolak ukur kesuksesan pernikahan nantinya yang akan kami urus juga.

Jika sampai gagal dan ada kekurangan, Viona pasti akan nyap-nyap menuduhku iri padanya.

No, mendapatkan hal menyebalkan seperti itu adalah hal terakhir yang ingin aku dapatkan.

"Ooh iya, Mbak Delia. Mbak Viona minta ketemu sama Mbak di ruang makeup."

Hampir saja aku menekan tombol end di smartwatchku saat mendengar Umi menyampaikan pesan tersebut. Untuk terakhir kalinya aku memandang sekeliling, melihat timku merapikan segalanya, memastikan jika seluruh ruangan outdoor di tepi pool ini sudah siap sempurna, sebelum melangkah masuk ke dalam menemui wanita cantik yang akan menyambut hari menuju bahagianya.

Sebuah pesan masuk ke dalam ponselku, memperlihatkan pesan dari Kakakku yang langsung membuatmu tekanan darahku naik seketika.

Jangan cuma nyiapin acara buat orang lain, tapi siapin juga dirimu untuk acaramu nanti.
Tunggu Mbak, sebentar lagi Mbak datang jemput kamu.

Tanpa membalas pesan Mbak Eli aku memasukan kembali ponselku, tanpa aku harus menjawab istri dari Zayn Heryawan, Dewanya dalam pencarian orang ini akan tetap menjemputku dan menemukanku bahkan jika aku bersembunyi di lubang semut sekali pun.

Di saat aku sampai di ruangan tempat Viona mempersiapkan diri, aku menarik nafas panjang, menyiapkan hati untuk menemui calon istri dari cinta pertamaku.

Dan saat aku merasa hatiku sudah cukup kuat, perlahan aku membuka pintu, dan benar saja aku menemukan wanita cantik yang lebih muda dariku tengah merias diri, Viona tidak sendiri bersama sang MUA dan hairdo-nya, tapi juga bersama seorang laki-laki yang pernah aku dengar bernama Geri, seorang yang belakangan aku ketahui sebagai seorang yang membuka jalan untuk banyak karier wanita di dunia Entertainment.

Tapi kenapa dia ada di sini, Viona sedang dalam acara pribadi yang sama sekali tidak membutuhkan manager, jika dia kakaknya atau keluarganya aku tidak akan heran dia ada di sini menemani Viona.

Tapi dia hanya Managernya, untuk apa dia disini?

Niatku ingin langsung menanyakan apa keinginan Viona memintaku datang kesini untuk sekejap terlupakan saat Geri tersebut menatapku dengan seksama, mulai dari ujung kakiku yang mengenakan sneakers, hingga ujung hijab pashiminaku, dia menatapku hingga tidak berkedip. Kernyitan yang muncul di dahinya menandakan jika dia sedang berpikir keras.

"Kedip, Ger! Kedip! Jangan lihatin Tuan Putri Adhitama ini." teguran bernada kesal dari Viona mengalihkan pandangan Geri terhadapku, "Papanya setara dengan Mama mertuaku dan Mamanya sehebat Papa Mertuaku dalam bisnis, kamu bisa di hilangkan dari dunia bisnis dan dunia nyata jika sampai mengganggunya."

DELIA, Complete On EbookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang