8

540 73 13
                                    

4 tahun kemudian..

Sabtu sore oikawa menginjak kakinya dibandara ia sudah berapa lama ia meninggalkan tanah airnya dan tidak ada yang berubah sama sekali ia melirik kekanan dan kekiri mencari sosok yang familiar dan bingo dari kejauhan seorang iwaizumi hajime melambaikan tangannya dengan ogah ogahan. Oikawa berlari kecil meninggalkan kopernya begitu saja dan meloncat pada sosok itu memeluknya erat raut bahagia tergambar dalam diri oikawa orang orang yang tak sengaja melihat mereka seakan bisa merasakan kebahagian sepasang kekasih yang telah lama berpisah tapi nyatanya mereka tidak lebih dari seorang sahabat yang memendam rasa satu sama lain.

"berat woi turun!" teriak iwaizumi tapi tubuhnya malah semakin memeluk erat sosok yang ia rindukan iwaizumi menghirup aroma vanilla yang sempat menghilang dari hidupnya selama empat tahun terakhir ya ia tidak sempat pergi ke argentina karena kesibukan yang padat untuk menjadi dokter

"ngga mau! Iwa-chan aku rindu" teriak oikawa iwaizumi hanya bisa mengusap punggung oikawa kemudian menurunkan oikawa dari gendonganya ia memperhatikan oikawa yang tersenyum riang tapi hal itu tidak mampu menutupi rasa lelah di wajah oikawa. Iwaizumi menghela nafas pelan

"lelahkan ayo pulang" iwaizumi membantu oikawa untuk membawakan kopernya sementara tangannya yang lain merangkul pinggang oikawa yang semakin menyamankan diri pada iwaizumi

"orang rumah kenapa ngga dihubungi kalau balik?" tanya iwaizumi penasaran karena dibandara hanya dia yang menjemput oikawa sementara yang ditanya hanya tersenyum dan mengeleng pelan entah apa maksudnya

"karena aku hanya ingin bertemu iwa-chan terlebih dahulu makanya telpon iwa-chan" jawab oikawa tanpa beban membuat iwaizumi mengendus sebal harusnya yang dihubungi itu pihak keluarga tapi tidak bisa dipungkiri dia merasa senang oikawa ternyata lebih memilih dirinya. Iwaizumi melirik oikawa tidak banyak yang berubah dari teman masa kecilnya kecuali sifatnya lebih kalem dan juga wajahnya semakin bersinar karena pekerjannya sampingannya sebagai model terbawa sampai sekarang ia dapat melihat olesan lips gloss membuat bibir yang memang pink itu menjadi mengkilap sangat cocok dengan pipinya yang memiliki rona merah alami ditambah hidung mancung yang cukup mungil dan mata beloknya tunggu apakah ia memakai alat untuk membuat bulu matanya semakin naik karena itu menambah kesan cantik walaupun sekarang oikawa setengah mengantuk membuat ia terkesan polos alami duh ingin rasanya iwaizumi menculik oikawa dan menyembunyikannya di kamarnya untuk ia peluk peluk

"iwa-chan kenapa diam saja sihh?" oikawa meremas tangannya dengan erat membuat lamunannya buyar dan hei oikawa tolong jauhkan wajahmu dari iwaizumi itu tidak baik untuk jantung!

tangan iwaizumi mendorong muka oikawa dan tak lupa menyentil dahi hingga membuat sang empuhnya mengaduh sambil mengusap dahinya yang memerah oikawa mengembungkan pipinya karena iwaizumi tidak menjawab tapi mempercepat jalannya tapi oikawa yakin ia sempat melihat iwaizumi merona tadi walaupun tidak seperah dirinya biasanya ia cukup senang ehe.

Mereka sudah berada di dalam mobil iwaizumi ciye udah jaya aja nih orang dulu mereka kemana mana jalan kaki kini oikawa menatap luar jendela yang menampilkan jalanan yang macet sambil ditemani alunan musik lembut yang keluar dari radio sudah mirip kencan ala ala orang jaman dulu.

"mau langsung pulang atau gimana?" suara iwaizumi membuyarkan lamunan oikawa lalu menoleh kepadanya yang menatap lurus pada jalanan

"maunya gitu tapi aku lapar" oikawa menghela nafas sambil mengelus perutnya yang sudah dangdutan

"mau makan dimana? Jangan bilang roti susu!" iwaizumi sudah siap untuk memarahi oikawa jika itu terjadi

"ayam! Aku ingin makan ayam tersrah apapun pokoknya ayam"

oikawa bertepuk tangan kecil seolah mendapat hadiah ulangtahun iwaizumi hanya mengangguk singkat lalu pergi ketempat dimana biasanya ia makan ya apalagi kalau bukan ayam sogeh disana makanannya murah dan juga tersedia banyak menu mulai dari darat sampai udara pun ada. mobil iwaizumi terparkir dengan rapi dengan sikap gentlenya dia membukakan oikawa pintu tanpa mereka peduli banyak pasang mata yang mentap mereka dengan pandangan yang bermacam macam tapi lebih banyak ke iri sih karena mereka pasangan goals sekali.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang