1

1.9K 160 19
                                    

Pagi yang indah dikediaman Oikawa yang terdapat Empat orang dengan kegiatan masing masing seperti keluarga pada umumnya yaitu sang ibu sedang memasak untuk suami dan anak anaknya, sang ayah sedang membaca koran dan ditemani secangkir kopi panas dan sang anak sulung yang baru bangun tidur langsung pergi ke dapur untuk makan setelah mencuci wajah dan sikat gigi tentunya.

"pagi yah.. pagi bun" sapanya lalu duduk dan mencomot sebungkus roti susu yang tersedia dimeja makan. Sang ayah hanya melirik dan menangguk singkat.

"araara~ tooru sudah bangun, sekarang bangunkan adikmu sana" perintah sang ibu mutlak yang dibalas anggukan tooru dan ia berjalan naik ke lantai dua.

Letak kamar sang adik sebenarnya tepat di depan kamarnya entah dia tadi terlalu lapar atau emang harus disuruh untuk membangunkan adiknya yang hobi ngebo. Tanpa mengetok pintu biru tua itu oikawa langsung masuk kedalam kamar adiknya yang gelap karena lampu dimatikan dan jendela kamar yang tertutup gorden rapat. Ia menghela nafas pelan dan langsung menyibakkan gorden selebar lebarnya lalu menguncangkan badan sang korban dengan kasar.

"bio cepat bangun! Bunda udah masak loh!" teriaknya sengaja mencemprengkan suaranya dan menarik tangan sang adik kasar.

"bisa diam ga sih? Aku ngantuk! Pergi sana hush hush" balasnya lalu membelakangi oikawa dan menarik selimut menghalau sinar matahari yang mengenainya.

Oikawa tidak diam saja dong mana mau dia dikalahkan semudah itu oleh kantuk sang adik dia pun mendekatkan badanya dan berbisik.

"araara~ kalo gitu hari ini cebolmu akan berangkat bersamaku dan akan ku monopoli sampai besok" godanya oh ayolah mana mau oikawa menghabiskan waktu bersama pacar adiknya yang super bersinar dan berisik itu bisa bisa kehilangan setengah tenaga nya sebelum apa apa.

Tobio pun segera bangu lalu melemparkan bantal dan tepat mengenai wajahnya ditambah ekspersi seramnya seolah siap menerkam oikawa detik itu juga. Fyi dia itu bisa sangat posesif kalau kakaknya itu udah deket sama jeruk kesayangan, soalnya si jeruk gak bakal mau lepas meskipun oikawa udah menjauh pokoknya hinata bakal ngikut selama dia mood sih. Kata hinata oikawa itu lembut kaya kue susu terus wangi vanilla lagi bikin nagih eh.

"jahat banget sih sama kakak sendiri.. Mandi sana aku juga mau siap siap! Awas kalau kamu tidur lagi!" teriak oikawa menglakah pergi menuju kamarnya untuk mandi dan bersiap untuk sekolah.

"Berisik oikawa bodoh" balas tobio yang masih didengar oikawa.

.
.

Mereka berudua kemabli setelah lima belas menit kemudian dengan rapi dan wangi sabun mandi lengkap dengan seragam sekolah masing masing, disini tobio sengaja tidak bersekolah di sekolah Aoba Joshai karena dia berniat mengalahkan oikawa dalam olahraga voli kesukaan mereka itu jadi yah dia masuk sekolah Karasuno.

Keduanya duduk dengan tenang dimeja makan karena peraturan di keluarga oikawa tidak boleh berisik ketika sedang makan nanti nasinya menangis karena dianggurkan kata neneknya dulu dan entah sejak kapan itu sudah menjadi tradisi mereka sekarang. Saat menyantap hidangan dengan nikmat tiba tiba terdengar suara dari luar rumah.

"Oi! Tooru! Sekarang jam berapa heh?! Telat nanti ayo cepet keluar!" teriakan bersuara berat itu terdengar sampai dapur

Sangat bar bar sekali memang sahabat nya itu untung kedua orangtuanya memaklumi tingkah kedua sejoli itu karena orang tuanya yang bersahabat menjadikan mereka sudah mengetahui pribadi satu sama lain.

"biar bunda yang nemuin hajime, kamu lanjutin aja makannya" bundanya beranjak kedepan dan mengajak Iwaizumi Hajime untuk makan bersama tapi ditolak dengan halus oleh iwaizumi.

"makanya kalo makan jangan kayak princess sampai pangerannya lelah nungguin tuh" cibir tobio yang sudah selesai makan.

"bocah diam aja ya! Aku juga udah selesai kok" balasnya sebel dan langsung beranjak menuju ruang tamu dimana hajime berada dan menyodorkan sebuah kotak makan berwarna hijau dengan bermotiv kodok keroppi.

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang