12

762 61 33
                                    


"mas, aku boleh jujur tidak?" tanya tooru dengan nada pelan wakatoshi membuka matanya ia hanya mengangguk sepertinya istrinya ini mau membicarakan hal yang berat

"sebenarnya aku menikah karena perjanjian dengan ayah, kalau tidak menikah dengan mas masa depan tobio akan terancam, ayah kami benci dengan voli tapi karena ambisi dan kerja keras kami berhasil membawa banyak piala tapi itu tidak ada artinya karena di mata ayah bisnis adalah segalanya. Aku dan ayah membuat kesepakatan jika aku menikah dia berjanji tidak akan mengusik impian tobio. Kenapa aku mengorbankan mimpiku demi tobio karena anak itu hanya bagus di voli dan melihatnya tersenyum bangga pada dirinya membuatku bahagia. Aku sayang padanya melebihi diriku sendiri" tooru duduk ia mengigit bibirnya tidak sanggup jika ia akan mendapat penolakan

Wakatoshi duduk berhadapan dengan tooru baru selesai menikah dia harus menerima kenyataan yang seperti ini mau marah tapi bagaimana ia juga paham karena perasaan tidak bisa di paksakan jadi dia hanya mengelus rambut tooru dengan lembut.

"iya. saya tau kok kamu menikah sama saya itu karena perjodohan bukan karena kemauan sendiri tapi terimakasih karena sudah jujur dengan perasaanmu. Lalu setelah ini kamu mau bagaimana tooru?"

Tooru mendongak dapat ia lihat wajah wakatoshi yang tersenyum tapi matanya memancarkan kesedihan tidak bukan maksud tooru ingin membuat pria itu sedih entah keberanian darimana tooru menerjang tubuh wakatoshi memeluknya seerat mungkin ia terisak pelan

"maaf, bukan maksudku untuk membuatmu bersedih tapi aku harus berkata seperti ini agar aku bisa melanjutkan kehidupan kita tanpa ada yang membuatku takut untuk kedepannya"

Wakatoshi hanya diam ia membiarkan tooru menangis untuk malam ini tubuhnya lelah karena acara tadi dan besok dia harus tetap ke kantor jadi dia membawa tooru berbaring di sebelahnya

"apakah kau mencintaiku tooru?" bisikan wakatoshi langsung membuat tooru mendongak menatap lurus pada wakatoshi yang masih menyinggungkan senyum tipisnya ingin sekali tooru berkata iya dengan lantang tapi yang keluar hanya isakan yang semakin keras dan juga anggukan ia semakin mengeratkan pelukannya

"kalau begitu kita mulai dari awal ya? Kamu mau?" tanya wakatoshi pelan tooru mengangguk lagi sebagai jawaban tidak apa langkah yang bagus untuk memulai perjalan mereka menuju ushioi lebih baik karena kasihan melihat tooru yang terlihat sangat lelah wakatoshi menutup mulut tooru yang ingin mengatakan sesuatu

"tidur ya? Besok saya harus ke kantor dan kamu pasti kerja. Selamat istirahat dan selamat malam." Wakatoshi memutuskan untuk menutup percakapan mereka dengan mengecup singkat bibir tooru ia sengaja membuat lengannya sebagai bantal tooru biarlah besok dia merasa mati rasa yang penting malam ini pujaan hatinya tidur nyenyak.

.

Tooru terbangun karena terusik cahaya matahari yang menyelinap dengan malu malu lewat cela jendela kamar mereka ia mengerjap pelan dan perlahan mendudukan dirinya. ia menoleh di sampingnya seorang ushijima wakatoshi tidur dengan nyenyak ide jail melintas di kepala tooru ia mendekat dan mencium pipi suaminya itu sambil tertawa tanpa suara karena berhasil mencuri start setelah puas memandangi wajah tampan wakatoshi

"bahkan tidur aja ganteng heran aku kenapa sih mau nikah sama aku yang seperti serpihan es sopan padahal di luar sana banyak yang lebih, sudahlah tooru berhenti overthingking bagaimapaun kalau dia jodohmu kamu bisa apa" bisiknya pada diri sendiri tooru pun beranjak ke kamar mandi untuk melakukan ritual paginya di lanjut kegiatan setelahnya adalah memasak untuk mereka berdua.

Tooru memandang isi lemari es wakatoshi yang ada banyak makanan sehat tapi karena malas untuk membuat menu yang ribet ia memutuskan untuk membuat nasi goreng kimchi mendadak ia merindukan aktor tampan lee jong suk jadi dia memutuskan untuk memakan itu saja. Saat asik memasak nasi goreng sambil bernyanyi dia di kejutkan dengan sepasang tangan yang memeluknya posesif

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang