3

824 113 21
                                    

Oikawa menatap dengan mata yang berbinar binar sebuah undangan yang bertuliskan San Juan Univercity ia menangis haru dan memeluk kertas itu erat kerja kerasnya terbayar dengan manis meskipun ia kalah dan merasakan sakit saat melawan adiknya pada tournament nasional kini rasa kecewa dan sakit itu berubah saat sang pelatih memanggilnya ke ruang kepala sekolah membawakan sebuah surat undangan menjadi salah satu mahasiswa disana

ia membungkuk 90 drajat pada pelatihnya dan berjalan kearah teamnya yang menatap bangga pada kapten mereka tangis haru memenuhi gym olahraga aoba joshai.

"selamat kapten" hanamaki maju dan memeluk erat tubuh sahabatnya itu dan disusul yang lain

Sementara iwaizumi hanya tersenyum kearahnya ngomong ngomong tentang iwaizumi dia diterima di universitas Indonesia dengan beasiswa prestasi tentunya jadi mereka akan berpisah untuk waktu yang cukup lama mendadak oikawa merasa sesak dihatinya bukan kemauannya untuk pergi jauh tapi dia tidak diterima di universitas manapun di indonesia meskipun punya otak dan skill yang munpuni tapi indonesia tidak mengakuinya kawan. Poor my boys :')

Mereka berdua berjalan beriringan untuk pulang karena kegiatan disekolah telah usai dan mereka pun sudah demisioner dari jabatan kapten dan wakil hahh sungguh senang sekaligus sedih sih benernya tapi mau gimana ya masa ga lulus cuma gara gara eskul voli ngadi ngadi aja nih.

"iwa-chan mampir ke toko kue dulu ya~ mau beli roti susu" rengeknya menarik tangan iwaizumi.

"gausah tarik tarik gitu juga napa, iya kita mampir" balasnya melepas tangan oikawa

Setelah urusan mereka selesai iwaizumi menarik tangan oikawa dan mengajaknya ke taman favorit mereka ketika kecil untuk melihat bintang sesampai disana oikawa pun langsung duduk untuk memikat roti susunya sementara iwaizumi menjadikan paha oikawa sebagai bantal. Oikawa mana peduli karena segenggam roti susu berhasil mengalihkan dunianya dari iwazumi hajime.

"kalau makan itu jangan belepotan masa kalah sama takeru sih" iwaizumi membersihkan remehan yang menempel disekitar bibir oikawa.

"eh? Masa sih?" dengan cepat oikawa mengelap sisa dengan tanganya wajahnya sedikit memerah karena perlakuan iwaizumi yang tiba tiba menjadi sangat manis padanya.

"jadi ada apa iwa-chan mengajakku kesini?" tanyanya menatap lurus mata iwaizumi yang memantulkan cerminan dirinya bertapa oikawa sangat sangat menyukai mata iwaizuimi yang jernih itu

"pemandangannya bagus ya? Tumben banget hari ini banyak bintang"

iwaizumi berucap tanpa menatap oikawa iapun mendongak dan terkagum dengan apa yang alam berikan padanya hari ini ia tersenyum dengan mata berbinar binar iwaizuimi yang tadi memperhatian langit kini menatap wajah oikawa yang dihiasi rona tipis karena bahagia dan dingin udara malam ini bayangkan kalian jam setengah sembilan malam diajak ngemper di emperan lapangan kompleks yang untung aja sepi kalau ramai udah dilaporin ke Pak RT karena disangka bolos sekolah

"ayo pulang udah malem nanti bunda khawatir" ajak iwaizuimi beranjak dari tidurnya

"bentar lagi dong kan aku gatau bisa sampai kapan bisa bareng sama iwa-chan" rengeknya manja iwaizuimi menghela napas lalu mendudukan badanya oikawa yang melihat kesempatan tidak menyia nyiakan untuk bersandar pada bahu itu matanya terpejam menikmati angin malam

"iwa-chan hangat" oikawa tersenyum mengenggam tangan iwaizumi yang bebas menyatukan tangannya dan tanpa ia duga iwaizumi balik mengenggam tangannya erat tanpa kata perasaan hangat yang familiar itu membuatnya nyaman

Malam ini biarlah menjadi malam yang indah bagi kedua remaja yang menyimpan rasa dalam diam itu hanya malam ini mereka ingin menjadikan dunia sebagai milik mereka

My Perfect HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang