eps 7

5.6K 718 42
                                    

Vote anjim!!

*
*
*
*
*

Saat ini Emak, Bapak, Umi, Abi, dan Lisa tengah berhadapan dengan wanita paruh baya yang tadi membuka pintu. Wanita itu menundukkan kepalanya tak ingin melihat wajah kelima orang yang berada dihadapannya.

"Bagaimana kita bisa ngomong kalau anda terus nunduk?" mendengar suara tegas dari Abi, wanita itu langsung mengangkat kepalanya dan seketika tatapannya beradu dengan tatapan Lisa yang tajam menusuk.

"Tatapan itu sama persis dengan tatapan Papah nya." ucapnya dalam hati.. Wanita itu sedikit flashback ketika melihat tatapan Lisa.

"Langsung saja pada intinya, karna saya tidak suka berbasa basi." ujar Abi memulai pembicaraan serius..

David duduk disamping wanita itu..

"Apakah benar anda ibu kandung dari Lisa?" tanya Abi serius..

Wanita itu menghela nafas pelan, David mengusap bahu wanita itu pelan.

"I-iya saya ibu kandung Lisa." air mata yang sedari tadi ditahan oleh Lisa akhirnya jatuh dengan deras..

"Kenapa??" tanya Lisa begitu lirih..

"Mamah terpaksa buang kamu gara gara kakek kamu gak suka punya cucu kayak kamu...." ucap wanita itu yang ternyata adalah ibu kandung Lisa.

"Kakek kamu ngancem mau bunuh kamu kalau Mamah masih pertahanin kamu.." ujar Mamah sambil terisak..

Semua orang yang berada disana menangis..

Emak melepaskan pelukan Bapak dan melihat kearah Mamah..

"Lalu kenapa anda tidak pernah menemui kami lagi?" tanya Emak sedikit kesal.

"Karna kakeknya Lisa udah tau kalau Lisa masih hidup.. Kakeknya Lisa ngerahin semua pengawalnya buat nyari Lisa dan membunuhnya, saya gak mau Lisa kenapa napa, jadi saya memutuskan untuk tidak menemui kalian lagi dan membuat berita palsu kalau Lisa udah saya bunuh.. Kakeknya Lisa percaya dan memberhentika pencarian Lisa." jelas Mamah sesegukan. David memeluk tubuh Mamah dengan erat.

"Lalu saya menyuruh David untuk memberi kalian uang setiap tanggal 27, karna tanggal 27 adalah tanggal lahir Lisa." ucap Mamah masih sesegukan.

Lisa mengepalkan kedua tangannya, Umi yang menyadari itu langsung mengusap punggung tangan Lisa dengan lembut.

"Maafkan Mamah Lisa.." suara parau Mamah terdengar begitu menyakitkan ditelinga Lisa..

Mamah melepaskan pelukannya pada David dan merentangkan tangannya kepada Lisa..

"Peluk Mamah kalau kamu udah Maafin Mamah."

Abi menatap Lisa dari samping, tatapan yang seakan akan menyuruhnya untuk memeluk dan memaafkan Mamahnya.

"Abi pernah ngajarin kamu untuk selalu memaafkan kesalahan orang. Mau sebesar apapun kesalahannya kepada kita, kita harus memaafkannya." tiba tiba ucapan Abi beberapa waktu yang lalu terngiang ditelinganya.

Lisa tampak berpikir sebelum akhirnya berdiri dan berjalan kearah Mamah, Lisa langsung memeluk Mamah dengan erat dan dibalas tak kalah erat oleh Mamah.

"Hikss... Hiks.. Hiks.. Maafin Mamah Lisa.. Hiks.. Hiks.." air mata Mamah kembali mengalir dengan sangat deras.

Emak dan Bapak kembali berpelukan dan menangis tersedu sedu..

"Lisa maafin Mamah. Tapi kalau Mamah minta Lisa buat tinggal disini, Lisa gak bisa." ucap Lisa mengusap ngUsap rambut Mamah dengan pelan.

Sebesar apapun kesalahan orang tua pada kita, kita sebagai anaknya wajib untuk memaafkan.

[1] ALIM! [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang