eps 8

5.6K 714 20
                                    

Vote anjim!!
*
*
*
*
*

Sudah 6 bulan berjalan, dari mulai proses penghafalan surat surat dan proses mengganti 'jenis kelamin' Lisa hadapi dengan mudah, dan ini adalah waktunya ulangan lisan..

Apakah Lisa lulus? Atau malah tidak lulus? Itu semua tergantung dengan ingatan Lisa dan juga Abi.

Lisa sudah berada dirumah Abi dari pukul 01:37 AM, Lisa langsung kerumah Abi setelah ia selesai sholat tahajud. Tenang, ulangan lisan diadakan dihari minggu.

Tubuh tegap Lisa sudah dibaluti oleh koko putih pemberian Emak, sarung wadimor pemberian Abi dan peci hitam pemberian Mamah. Dibalik koko yang dipakai oleh Lisa ada binder yang menahan payudara nya.

Dihadapan Abi, Lisa duduk dengan perasaan gugup dan takut. Ia takut tiba tiba lupa, ia takut tajwidnya salah.

"Siap?" tanya Abi yang dijawab anggukkan gugup dari Lisa.

Ulangan lisan dilaksanakan di mushola kecil yang tersedia dirumah Abi, mushola itu sengaja dibuat untuk sholat berjamaah ketika ada halangan untuk menuju masjid.

Mushola itu tertutup rapat agar tidak ada seorangpun yang mengganggu ujian yang akan dilaksanakan oleh Lisa.

"Sok mulai."

Lisa menarik nafas dalam dan membuangnya perlahan lahan, mengusir segala kegugupan dan ketakutannya.

*****

Jennie Pov

Aku membereskan mukena yang sudah ku gunakan untuk sholat tahajud. Aku membenarkan kerudung yang dipakai, menurunkan lengan baju panjang untuk menutupi siku dan telapak tangan. Aku selalu memakai baju panjang yang oversize, agar telapak tangan dan punggung tangan tertutupi.

Saat sedang menyimpan mukena dilaci belajar, telinga ku mendengar suara orang mengaji. Suara itu terdengar halus dan merdu, suara itu berasa dari mushola kecil yang berada disamping kamar ku. Dahi ku mengernyit.

Suara ini... Seperti suara Lisa..

Aku langsung melihat kearah kalender dan.....

Perasaan bahagia langsung menyelimuti hati ku, ingin rasanya aku berteriak karna bahagia tapi aku mencoba untuk menahannya.

"Allhamdulillah." gumam ku sangat pelan..

Aku duduk di sofa yang ada di kamar ku. Mataku fokus kearah lampu tidur, tapi telinga ku fokus pada suara itu.

Bibirku terangkat tanpa aku minta.

"Makasih ya Allah." ucapku berterima kasih kepada Allah SWT..

Pintu kamar diketuk dari luar dan nampaklah wajah cantik Umi.

"Ada apa, Umi?" Umi tidak menjawab tapi Umi masuk dan menutup pintu kamar, Umi melangkah menghampiri ku dan duduk disampingku.

"Kamu denger." ucap Umi.. Aku mengangguk pelan.

Aku melihat dari samping kalau Umi tersenyum dengan tulus, aku ikut tersenyum melihat Senyuman Umi.

"Pertama kali Umi ketemu sama Lisa itu pas Umi lagi ada dipasar, lagi beli bahan makanan buat lebaran waktu itu." seketika aku memfokuskan perhatianku kepada Umi.

Tangan lembut Umi menggenggam tanganku dengan erat.

"Saat itu Umi sedang kesusahan bawa belanjaan yang lumayan banyak, lalu Lisa datang dan membantu Umi membawa belanjaan Umi. Dia tersenyum dengan tulus saat membantu Umi.."

"Dia keliatan mudah bawain barang belanjaan Umi yang satu kreseknya lumayan berat isinya, padahal dia masih kecil.. Sesampainya di mobil, dia nyimpen barang belanjaan Umi ke bagasi mobil. Saat Umi mau ngasih dia imbalan, dia nolak dengan halus dan malah menyuruh Umi buat kasihin uang itu ke anak kecil yang pada saat itu lagi merhatikan pedagang makanan."

[1] ALIM! [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang