eps 24

4.8K 697 41
                                    

Vote Anjim!!
*
*
*
*
*

Jennie Pov

Aku terbangun dari tidur lelap ku, suara tv yang sedang menayang satu berita membuatku menoleh perlahan kearah tv. Aku mengernyit, sejak kapan aku tertidur di ruang tamu?

"Tuan putri akhirnya bangun juga." Umi? Bukannya Lisa yang memangku kepala ku. Kenapa berubah jadi Umi?

"Bangun, udah sore." Aku tersentak kaget. Sore?!

"Umi kenapa gak bangunin aku daritadi?" Mataku melirik kearah jam dinding yang menunjukkan pukul 15:45.

Aku bangkit dari tidurku sambil berpegangan pada tangan Umi.

"Kamu tidurnya nyenyak, Umi gak tega bangunin kamu."

Aku mendengus kesal.

"Terus Lisa kemana?" Tanyaku mengedarkan pandangnku keseluruh sudut rumah.

"Lagi nganter Emaknya ke pasar." Aku hanya bisa mengangguk pelan.

"Sana sholat ashar." Aku kembali mengangguk dan beranjak pergi menuju kamar untuk membersihkan diri lalu setelahnya menunaikan ibadah sholat.

"Oh iyaa... Umi mau nanya sama kamu." Langkahku terhenti ketika Umi ngomong.

"Mau nanya apa?" Aku bertanya sembari mengelus ngelus perut ku yang mulai buncit.

"Kalau boleh tau, Rose kemana yah? Udah lama gak pernah keliatan.. Biasanya Rose sering main kesini."

Aku meneguk ludahku sendiri, lidahku seketika kelu, mulutku terasa ada yang mengunci.. Aku bingung harus menjawab apa.

Aku lupa belum ngasih tau Umi soal Rose..

"Emm... Rose.... Dia pindah." Ucapku gugup..

"Pindah? Tapi kok kedua orang tuanya masih tinggal disini." Dengan spontan aku menggigit bibir bawahku.

"Lisa ayo cepet dateng. Bantu aku."

"Cuman Rose yang pindah."

Tatapan Umi yang mengintimidasi membuatku bergetar ketakutan.

"Pindah kemana?" Tanya Umi.. Aku benar benar bingung harus menjawab apa.

"Pindah ke palembang, dia ngekost disana." Jawabku tak sepenuhnya bohong.

"Emangnya dipalembang ada saudaranya dia?" Aku kembali meneguk ludahku sendiri.

"A...da, saudara jauhnya dia." Ucapku berbohong.

Umi memicingkan kedua matanya, menatap tajam kearah ku.

"Yakin?" Tanya Umi dengan pelan.

"Ya..kin" ucapku sangat gugup..

Jujur, aku tuh susah banget buat nyembunyiin ekspresi aku. Jadi sekarang tuh aku lagi takut. Takut ketauan.

"Kamu gak lagi bohong kan?" Aku menggeleng pelan.

"Umi maafin anak mu ini Umi, jangan dikutuk yah."

Umi mengangguk pelan.

"Oke. Yaudah sana, nanti keburu abis waktunya." Aku menghela nafas lega.

"Selamat"

Tangan kananku memegang gagang pintu, saat akan menariknya kebawah, Umi kembali berbicara.

"Kalau ada apa apa bilang sama Umi, jangan disembunyiin."

Aku meringis pelan mendengar ucapan Umi.

[1] ALIM! [Jenlisa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang