Chapter 2

456 44 15
                                    

Hepi reding epribadeh:3

--------------------------Cry---------------------------

Tangisan dan isakan yang dikeluarkan oleh laki laki rambut Raven itu terdengar hingga ke telinga orang-orang, namun orang orang tidak menanggapi ataupun menggubris nya.

Semuanya nampak menjauh...
Semua nampak membenciku dengan cara yang lembut...
Dan semuanya nampak tidak mempedulikanku dengan berbagai alasan yang berbeda...

Itulah yang dikatakan lelaki rambut Raven itu dari dalam hatinya.

Luffy. Itulah namanya.
Sosok ini sangat sensitif soal menjauh dan dijauhi, setiap kali ada kesempatan untuk berbahagia dan ceria selalu saja Luffy ditimpa oleh gelapnya dunia.

Saat ini Luffy sedang berjalan menuju rumah yang dia tinggali bersama ayahnya, Dragon. Luffy berjalan dengan terus mencucurkan air mata kesedihannya.
Pikiran Luffy terus terusan di lintas kan beberapa pertanyaan yang belum ada jawaban sampai saat ini. Tanpa Luffy sadari ternyata Luffy sudah sampai didepan rumahnya.

Luffy berjalan menuju pintu rumahnya, setelah sampai di depan pintu rumahnya tanpa basa basi dia langsung membuka pintu rumahnya dan masuk sambil berkata "Aku pulang..." Yang telah didengar oleh Dragon, ayahnya.

"Wajahmu masam sekali, ada apa nak?" Tanya Dragon kepada putranya yang memiliki wajah yang masam dan air mata yang menetes.

"Mereka...pergi...ayah" Jawab Luffy dengan datar namun masih dalam muka masam dan air mata yang bercucuran.

"Siapa? " Tanya Dragon sekali lagi
"Mereka..." Jawab Luffy dengan jawaban yang sama yaitu 'mereka'.

Dragon hanya diam dan memandangi wajah putranya itu yang masih memasang wajah masam, datar, dan tangisan.
Sedangkan Luffy hanya diam memandang lantai rumahnya yang begitu bersih dan berkilau.

"Aku mau kekamar, jika ada perlu ayah pergilah kekamarku." Ucap Luffy lalu dia pergi berjalan menuju kamarnya yang tak jauh dari pandangannya.

"Anak aneh...sebenarnya apa yang terjadi padanya..." Gumam Dragon karena melihat tingkah Luffy selama kembali dari luar.

"Padahal tadi dia senang gembira karena ingin bertemu nakamanya dan sekarang dia menangis karena alasan lain dengan mengucapkan 'Mereka pergi' lalu memasang muka masam...haaah anak aneh" Ucap dragon sambil melanjutkan kegiatannya.

--------------------------Cry---------------------------

Disisi lain ada seorang lelaki dengan rambut pirang nya sedang menikmati pemandangan kota Grand line dari atas gedung kerjanya, dan tiba tiba saja ada seorang gadis masuk tanpa mengetuk pintu.

"Sabo-kun.." Panggil gadis itu dengan wajah yang serius.

"Katakan apa maumu dan kembalilah" Jawab lelaki rambut pirang yang bernama Sabo itu dengan datar

"Huft...aku ijin selama 1 minggu karena ibuku sedang masuk ke rumah sakit." Jawab gadis mata biru itu sambil menatap Sabo dengan serius.

"Hmmm, baiklah...sampaikan salamku pada ibumu, koala" Kata Sabo tanpa menatap atau melihat Koala sang gadis itu.

"Iya...aku permisi" Jawab Koala lalu dia pergi meninggalkan Sabo sendirian di ruangannya itu.

Kali ini Sabo berhasil lagi dibuat merasa khawatir, sedih dan, Frustasi.
Perasaan itu lagi lagi mengganggunya, dan lagi lagi lelaki rambut Raven dengan luka dibawah mata kirinya itu muncul lagi dipikirannya dengan menujukan ekspresi menangis dan mengatakan 'Kembalilah'.

Sabo Frustasi dan mengacak ngacak Rambutnya itu lalu memukul kaca jendela ruangannya yang keras itu.

"Enyahlah dari pikiranku dasar laki laki bodoh!!!!" Teriak Sabo sambil mengacak ngacak rambutnya itu.

Lalu Sabo berhenti mengacak ngacak rambutnya lalu Sabo duduk di sofa yang ada di ruangannya itu.
Sabo duduk sambil memegangi kepalanya yang berdenyut begitu cepat yang terasa sakit dan ngilu.

"Aku membenci mu laki laki rambut Raven..." Ucap Sabo dengan datar dan nafas yang tersenggal senggal karena apa yang dia lakukan tadi.

"Jika saja kita bertemu aku akan membunuhmu didepan mata orang orang" Tambah Sabo dengan tatapan menyeramkan.

--------------------------End--------------------------

Suport me...

Cry | One Piece [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang