🌟HAPPY READING🌟
***Jam menunjukkan pukul 05:30 pagi. Ara terbangun dari tidurnya. Ketika ia mulai mengerjapkan matanya, yang pertama kali ia lihat adalah Aludra yang tengah memeluk tubuhnya. Sontak Ara terkejut dan menepuk tubub Aludra dengan keras, sehingga membuat Aludra terbangun dari tidurnya.
"Apa yang kau lakukan di kasurku bodoh? Ngapain kau disini?" Tanya Ara dengan nada tingginya memarahi Aludra.
Aludra menatap malas kearah Ara, karena ia masih dalam keadaan mengantuk.
"Bangun kau brengsek!!!" Maki Ara seraya menepuk-nepuk badan Aludra dengan kerasnya.
Aludra menggeliatkan badannya, ia mendenguskan nafasnya kesal. "Lima menit saja Ara." Kata Aludra.
"Apa kau bilang? Lima menit. Hei bodoh! brengsek!. Jika kau ingin tidur lagi, tidur saja tuh dikasurmu sendiri, ini kasurku." Perintah Ara dengan makiannya.
"Araaa...Ternyata kamu masih sama ya dari dulu. Saat kamu kesal, kamu selalu marah-marah dengan suaramu yang begitu menggelegar di telingaku." Ucap Aludra, lalu ia mendudukkan tubuhnya di samping tempat tidur.
"Cepat kau mandi dulu! Aku mau bersih-bersih apartemen dulu dan masak." Perintah Ara. Aludra pun beranjak dari duduknya berjalan menuju kamar mandi, entah ia mau mandi atau mau cuci muka.
Satu setengah jam kemudian, Ara sudah selesai dengan semua pekerjaan rumahnya. Bahkan ia juga sudah mandi dan rapi dengan setelan baju formalnya. Kali ini ia menggunakan setelan berwarna coklat muda.
Ara menata makanan yang telah selesai ia masak diatas meja makan, lalu ia pergi ke kamarnya membangunkan pria yang bernama Aludra yang tidur lagi setelah mandi.
"Woi, bangun...bangun!" Ucap Ara membangunkan Aludra dengan menggoyang-goyangkan tubuhnya.
"Hemmm." Gumam Aludra.
"Bangun woi, kau tidak butuh makan hah?" Tanya Ara dengan menepuk bahu Aludra.
Aludra pun membuka matanya, "Eh iya, makanlah." Jawabnya.
"Pergi ke kamar mandi sana! Cuci muka!" Perintah Ara. Aludra pun mengikuti perintah Ara menuju kekamar mandi untuk mencuci mukanya.
Ara sudah duduk rapi di ruang makan, 5 menit kemudian Aludra datang dengan tububnya yang sempoyongan masih mengantuk.
"Makanlah, nanti setelah ini kau bisa cari tempat tinggal lain. Jangan terus-terusan numpang dirumahku." Kata Ara seraya menyendok makanan kedalam mulutnya.
Aludra terkejut mendengar perkataan Ara, "Apa? Kau mengusirku Ara?" Tanya Aludra dengan nada terkejut.
Ara menganggukkan kepalanya pelan dengan mulutnya yang masih mengunyah makanan.
"Tapi Ara, kita tidak bisa berjauhan." Tolak Aludra.
Ara meletakkan sendoknya kasar setelah mendengar perkataan Aludra. "Kenapa? Apa kau mau macam-macam sama aku, hah?."
Aludra menggelengkan kepalanya pelan, "Bukan begitu Ara, tapi itu memang pantangan dari dewa bintang. Kita sudah dipersatukan dari dulu, dan kalung yang ada di lehermu itu adalah kalung pertanda bahwa kita telah bersatu kembali. Dan kau tau sendiri, kalung itu tidak akan bisa lepas dari lehermu. Apabila kita terpisah, kau akan mengalami kesulitan dan masalah dalam hal apapun. Dan apabila manusia bintang sudah menemukan pasangannya, maka selamanya mereka tak akan bisa terpisahkan sampai kita mati atau salah satu dari kita mati." Jelas Aludra.
Mata Ara terbelalak seketika mendengar apa yang dikatakan Aludra, "Apa katamu? Hei pria aneh bodoh! brengsek!, kau jangan ngawur ya. Dan satu hal lagi aku tidak percaya dengan kata-kata tahayulmu itu, semua kesulitan dalam hidupku memang sudah ditakdirkan oleh Tuhan. Dan juga, aku bukan pasanganmu." Celetuk Ara dengan nada kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Cinta Sang Bintang (HIATUS)
FantasyTerlahir dari keluarga pas-pasan memaksa Deara Pramitta atau Ara berjuang mati-matian sendiri untuk menghidupi dirinya dan adiknya. Semenjak meninggalnya kedua orang tuanya 1 tahun yang lalu karena kecelakaan. Bebannya semakin meningkat karena begit...