🌟HAPPY READING🌟
***
"Kita mau kemana?" Tanya Ara kepada Aludra yang tengah menyetir di bangku kemudinya.
"Nanti kau juga akan tau sendiri." Balas Aludra sedikit melirik Ara disampingnya.
"Kalau bisa pulangnya jangan terlalu sore. Nanti jam tujuh malam aku akan menghadiri pesta opening store."
"Aku tau." Balas Aludra singkat.
Kenapa pria ini menjadi dingin denganku, tadi pagi saja dia tidak sependiam gini, malah dia sangat cerewet dan konyol. Batin Ara.
"Sikapku tergantung bagaimana sikap orang lain kepadaku." Ucap Aludra tiba-tiba, Ara sedikit terkejut. bagaimana tidak. Perkataan Aludra sangat pas dengan apa yang dikatakan dalam hatinya.
"Maksudmu?" Tanya Ara bingung.
"Tak usah kau pikirkan." Balas Aludra.
"Aneh." Gumam Ara lirih.
Semoga, dengan ini. Ara bisa kembali mengingat semuanya. Batin Aludra.
Setelah percakapan singkat itu, tak ada suara sedikit pun di dalam mobil itu. Hanya ada suara gemuruh kendaraan yang berlalu lalang memecah geheningan. Ara bergelayut dengan pikirannya sendiri, begitupun juga Aludra yang masih fokus dengan menyetir.
"Sudah sampai. Turunlah!" Titah Aludra singkat memecah keheningan selama perjalanan.
Mereka pun turun dari mobil. Ara semakin dibuat bingung dengan pemandangan didepannya, yang menampilkan pemandangan hutan yang lebat dan sedikitpun tak ada tanda-tanda adanya pemukiman penduduk.
"Kenapa kau mengajakku kesini?" Tanya Ara.
"Ikuti aku. Jangan pernah kau lepaskan cekalan tanganku. Hutan ini sangat berbahaya." Balas Aludra.
Aludra pun melangkahkan kakinya memasuki hutan lebat itu dan diikuti Ara dibelakangnya.
"Tapi kenapa kau mengajakku kesini?" Tanya Ara lagi.
"Ssstt, diam!" Ara meremang mendengar desisan Aludra, ia membolakan matanya.
"Jangan banyak tanya." Lanjut Aludra lagi.
"Ehem." Balas Ara dengan menganggukkan kepalanya pelan.
Ara memandangi pemandangan hutan disekelilingnya. Pemandangannya yang sangat menakutkan dengan pohon yang menjulang tinggi dengan daunnya yang sangat lebat, rerumputan yang lebat dan juga kabut tebal disekeliling hutan, membuat area disekitarnya terlihat gelap dan menakutkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meraih Cinta Sang Bintang (HIATUS)
FantasíaTerlahir dari keluarga pas-pasan memaksa Deara Pramitta atau Ara berjuang mati-matian sendiri untuk menghidupi dirinya dan adiknya. Semenjak meninggalnya kedua orang tuanya 1 tahun yang lalu karena kecelakaan. Bebannya semakin meningkat karena begit...