𝐔𝐩𝐝𝐚𝐭𝐞 𝐬𝐞𝐭𝐢𝐚𝐩 𝐡𝐚𝐫𝐢 ‼️
"Saya adalah seorang pencemburu akut! Jadi jangan salahkan saya jika saya akan selalu protes ketika melihat kamu mendekat atau di dekati oleh orang lain, walaupun orang lain itu adalah anak-anak saya sendiri.."
...
Sebelum baca jangan lupa vote dan komen sebanyak-banyak nya! Aku akan selalu nunggu dan berharap sangat atas komentar dan saran baik kalian terhadap karya ini.
Terima kasih kepada kamu yang sudah mau menyempatkan waktunya sesaat untuk meninggalkan jejak di setiap bab nya.
Have fun for reading<3
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Tidak semua manusia yang ada di sekitar mu itu baik, dan belum tentu manusia yang tak pernah kenal dengan mu itu adalah jahat!"
-Atap_collection-
Karena sudah terlalu malam, Revina pun meminta Alexa untuk menginap di sana semalam. Awalnya, ia menolak karena besok pagi nya ia harus menghapal materi untuk presentasi yang akan ia lakukan besok pagi di kampus. Revina tetap menahan nya untuk pergi, dan meminta Revan agar mengantarkan nya besok pagi-pagi sekali.
Revan yang setuju, membuat Alexa sama sekali tak bisa berkutik atau sekedar memberikan alasan lagi.
Sesuai janji, pagi ini Alexa bangun sangat awal. Walaupun langit di luar sana masih terlihat sangat gelap dan hanya dihiasi oleh bulan sebagai penerangnya, Ia tetap bangun agar bisa sempat menyiapkan sarapan dan juga bekal yang akan di bawa oleh si kembar ke sekolah.
Merasa ada yang turun dari kasur, Arisca pun sontak terbangung. Ia langsung membuka kedua matanya yang masih sayu karena menahan kantuk. "Bunda mau kemana?" Tanya nya dengan suara parau khas orang bangun tidur.
Alexa pun kembali membalikkan tubuhnya, "Bunda mau ke bawah, Sayangg.." "Bunda ngapain ke bawah? Mau ke toilet? Di kamar Caca kan ada toilet, Bundaa..." Tanya Arisca beruntun.
Alexa tersenyum tipis mendengarnya, kemudian ia pun kembali mendekat. "Bunda mau siap-siap pulang, Sayang.." Jawabnya sembari menyapu lembut puncak kepala Arisca lalu mengecupnya singkat.
Mendengar itu sontak Arisca langsung memeluk Alexa erat. "Jangan pulang, Bunda.."Pintanya dengan nada suara yang berubah parau ingin menangis.
Alexa segera mendudukkan dirinya kembali di kasur. Di pangkunya kedua pipi Arisca menggunakan tangan nya. "Tapi, Bunda harus pulang, Sayangg... Bunda harus kuliah hari ini..." Ucap Alexa memberi pengertian.
"Tapi, Caca masih mau Bunda ada di sini.." Ucapnya sedih.
Alexa ikut sedih melihat nya kemudian diangkatnya tubuh mungil Arisca dan di bawa nya ke dapur. "Kita buat brownies untuk bekal Adek dan Abang ke sekolah nanti, Yukkk!" Ucapnya mengalihkan topik.
***
Jam kini sudah menunjukkan pukul enam pagi, dan semua pekerjaan Alexa kini sudah selesai ia lakukan. "Mau pulang sekarang?" Tanya Revina melihat Alexa yang sudah siap duduk di kursi tamu sambil memangku Arisca yang terus menerus menangis di pelukan nya.