10

3.8K 351 74
                                    




Setelah hari itu, Off Jumpol akan menjadi saksi kuat untuk menyatakan bahwa Tay Tawan benar-benar kehilangan dunianya.

Senyum yang biasanya terbentuk di bibirnya kini hanya menjadi kebohongan. Semua yang Anak-anaknya saksikan tidak benar adanya.

Tay berbohong, mengatakan bahwa New harus pergi jauh karena pekerjaan dalam waktu yang lama. Seiring berjalannya waktu Tay akan sebisa mungkin menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi

Tapi tidak saat ini, menurutnya kedua anaknya masih terlalu dini untuk mengetahui itu semua.

"Ayah!" Panggil Pluem, kepalanya menyembul dari celah pintu ruangan kerja Tay yang terbuka.

Tay tersenyum, pintunya terbuka lebar Nanon berhambur masuk diikuti dengan kawannya, Off Jumpol.

"Ayah! Hari ini Nanon main mobil-mobilan sama Om jumpil! Seru loh yah! Ayah harus coba ya! Sama Abang, Sama Nanon, Sama Papa!" Ucapnya penuh semangat.

Tay tersenyum kaku, Off melirik perubahan ekspresi wajah temannya dan segera mengalihkan topik pembicaraan Nanon.

"Uncle Off ngga Non?"

"Iya sama om Jumpil! Nanti ajak Mami! Chimon juga!"

Berbeda dengan Nanon, Pluem dengan sangat perlahan menghampiri Tay dan naik untuk duduk dipangkuannya.

"Ayah? Mata ayah hitam" ucap Pluem lembut, Jemari-jemari kecilnya mengusap Wajah Tay.

"Hahaha Ayah kaya panda! Besok kita beliin bambu ya Om Jumpil!" Saut Nanon

Off Jumpol dibuat tertawa oleh lelucon yang baru saja dilemparkan oleh keponakannya. Mereka Klop.

Mungkin setelah ini Tay bisa mempertimbangkan untuk menikahi Off

Off Jumpol adalah kandidat terkuat.

"Ayah, you need to sleep"

Tay menggenggam jemari Pluem yang masih menempel diwajahnya. Ia tersenyum

"Abang tidur duluan ya?"

"Nanon mau sama Papa!" Teriak Nanon yang kini digendongan Off. Entah kenapa putra bungsunya yang satu ini tiba-tiba berteriak seperti itu

"Papa kerja, Nanon" Jawab Tay

"Nanon maunya sama Papa!"

"Sama ayah ya?" Tanya Tay

"Papa! Nanon mau papa!" Nanon meronta-ronta digendongan Off. Off menatap Tay bingung.

"Turunin aja Pol, he's throwing tantrums. As always"

Mendengar itu Off segera menurunkan Nanon disalah satu Sofa disana. Nanon mulai menangis kencang dan menghentak-hentakkan kakinya

"Makasih, Pol"

"Beneran? Gua tinggal?"

"Iya, makasih banget"

"Kabarin gua ya"

Setelah mendapat anggukan dari Tay, Off pamit untuk pulang dan Nanon belum juga berhenti.

Kini dirinya menghampiri Tay dan Menarik-narik kemeja yang Tay pakai.

"Papa! Nanon mau papa!"

Tay memijat pelipisnya, tidak lagi.

"Abang? Boleh bantu ayah?"

Pluem mengangguk, "Abang boleh ke kamar ayah dulu? Nanti ayah kesana sama Nanon"

Pluem mengangguk dan turun dari pangkuan Tay, Tay mengangkat tubuh Nanon kegendongannya. Nanon masih belum diam.

SHATTER | TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang