08

2.8K 319 47
                                    



Tawan kembali kerumah dengan keadaan kacau, ia segera mengecheck keadaan kedua anaknya di dalam kamar Nanon.

Keduanya masih terlelap,

"Ayah is really sorry, He can't take it" ucapnya lirih, setelah menyampaikannya, Tawan berbalik keluar dan menutup pintu kamar Nanon dengan perlahan berusaha untuk tidak menimbulkan suara apapun

Tawan berjalan gontai menuruni tangga dan tepat ketika kakinya berhasil berpijak dilantai bawah. New hadir didepannya.

"Tay, can i talk?"

Tawan mengangguk, "i got something to talk to you too, Hin."

Tawan berjalan lebih dulu ke ruang kerjanya. New membuntutinya dari belakang.

"Tay, Aku mau pisah" Tawan mengangkat pandangannya menatap New. Dahinya mengernyit, untuk kesekian kalinya dunia yang Tawan pijak runtuh seketika

"Hin?"

"Iya, kamu ga salah denger. Aku mau pisah"

Tidak, Hubungannya dan New tidak semudah ini untuk diruntuhkan. Mereka saling mencintai dan tidak akan pernah ada kata perpisahan diantara mereka

"Tay... i cant do this anymore" tunggu, jika ada orang yang mengatakan itu bukankah orang itu seharusnya Tawan.

Tawan has been living and keeping up with all the lies like a dumb man.

"You, you can't do this" jawabnya lirih

"Tay..."

Tawan menatap hampa udara yang ada disekitarnya.  Butiran kristal bening mulai memenuhi kelopak matanya. Waktu yang ia habiskan bersama New kembali terputar

Dia tidak bertahan untuk ini, harusnya tidak seperti ini tanpa ia sadari lelehan itu perlahan turun melewati pipinya

Pandangannya kabur. New pria yang ia nikahi 10 tahun yang lalu. Pria yang sangat ia hargai kehadirannya di hidupnya.

Segala dialog yang ia siapkan dikepalanya yang ia rancang sebaik mungkin untuk diutarakan kepada New hilang. Bodoh sekali Tawan berfikir bahwa ini adalah sebuah kemajuan

"Tay, Jangan nangis"

"How can i?" Ditengah air mata yang berlomba untuk berjatuhan Tawan tetap tersenyum memandang pria dihadapannya

"How can i fix it, New? Tell me" lanjutnya

"Neither you and i able to fix it" jawab New, New mendekati Tawan. Meletakkan telapak tangannya di Pipi Tawan. Menghapus jejak air matanya

"Tay, you're a good Man. A perfect father figure. You will be fine without me"

Tawan menggeleng, menggenggam tangan New yang memegang pipinya.

"You can Tay"

"Can you see that im in pain already, Hin?" New tidak bisa berbohong selama New mengenal Tawan ini kali pertama New melihat Tawan seperti ini

Melihat Tawan seperti orang kehilangan arah,

"Hin, Can we talk it over?"

"Tay, aku ga bisa. The feeling, There is nothing left it had been buried since years ago"

Tawan mengerjapkan matanya cepat memandang New dengan dalam.

"Is it because of him?"

"Him?"

"Luke and Your son"

Bagai disambar petir, Rasa bersalah menyeruak memenuhi diri New. Sejak kapan Tawan tahu semua ini.

"Tay, since when?"

"Bukannya aku yang harusnya bilang kaya gitu?" Ucapnya sambil tersenyum getir

"Tay..."

"Jawab aku Hin"

"Years ago, when you left me all alone"

Tawan menarik New kedalam pelukannya "maafin aku Hin"

New menangis dipelukan Tawan, New berbohong tentang dia yang tidak lagi mencintai Tawan nyatanya masih tersisa cerita tentang Tawan dihidupnya.

"Im sorry Hin"

Tawan tidak bisa melakukan apa-apa kecuali menangis dan memeluk New serta mengucapkan kata maaf berkali-kali.

Tawan melepaskan pelukannya menangkup wajah New. He seems so helpless and desperate.
"Aku minta maaf, we will fix this together Hin. Yes, we can survive"

Ditengah air mata, Tawan terlihat sangat antusias menjelaskan rencananya. Tentang dunia yang akan ia bangun dengan Cintanya.

New Thitipoom.

"Tay,"

"New, Aku, kamu, Pluem dan Na—"

"Tay dengerin aku, we cant do this anymore. Kita ga bisa kaya gini terus. Aku gamau ngelihat kamu harus terus hidup untuk bertahan sama aku"

"Hin, i can do this."

"Aku yang ga bisa!" Teriaknya,

"Aku gamau kamu kaya gini Tawan, you deserve someone better than me. You deserve happiness. You deserve to trust Someone who tells you a painful truth instead white lies which i cant do that to you!"

"Kalo kamu gaada aku gemana Hin?"

"Tay!

"Hin, kita bisa coba lagi—"

"Bukan kita Tay, Aku udah ga bisa. Aku udah nyerah"

Tawan diam ia tidak tahu harus berbuat apa sekarang. Ia kembali menatap wajah pria yang ia cintai. Benar, bahkan ia sudah lupa kapan terakhir kali dia bisa melihat New dari jarak sedekat ini

Pria didepannya tetap terlihat indah walau bertahun-tahun sudah berlalu. Tanpa seizinnya Lelehan itu kembali turun melewati pipinya. Tawan segera menyekanya dengan punggung tangannya

Tawan menatap lekat pria yang sempat hidup dihatinya selama puluhan tahun.

Ternyata hubungannya dan New akan berakhir dengan pilihan terburuk dari yang paling buruk. Mata Tawan perlahan meredup, senyum kecil kembali muncul di Bibirnya.

"It's all because of you, the reason why i fight back and the reason why i want to live so much is all because of you."









-
Sorry,,,

SHATTER | TAYNEWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang