Hallucinations 10.

10 1 3
                                    

"Hufftt.." Fanya mengambil buku tersebut yang penuh debu, dan meniup debu-debu tersebut. Membawanya keluar dari ruangan bawah tanah.

Fanya duduk, masih membersihkan debu tersebut. Buku usang berukuran sedang dan sangat tebal, ber-cover seperti kulit berwarna coklat itu, memiliki kesan menarik, pasalnya buku tersebut bukan terbuat dari kertas biasa. Namun, setiap lembaran  buku tersebut terbuat dari daluang. Kertas yang digunakan pada zaman dahulu. Sepertinya, daluang ini terbuat dari kayu, atau bisa jadi dari kulit hewan.

Fanya, membuka buku tersebut. Terlihat, sebuah judul dari buku tersebut.

"Hallucinations 2" Fanya membaca judul tersebut dan terkejut.

"Buku lanjutan Hallucinations 1? Ada di tangan ku? Mustahil!" Fanya masih terkejut, melihat buku itu ada di tangannya. Kemudian, Fanya membuka lembaran buku tersebut.

Hal-1
Nyawa harus dibayar dengan nyawa!
Aku hanya, ingin Kau!

Fanya, terus membaca buku tersebut.

Drtttzzzz...
Ponsel Fanya bergetar

"iya, hallo bu?" ucap Fanya, mendekatkan benda pipih tersebut di telinganya.
"Baik bu! Saya segera datang!"

Tutt..tutt..
Fanya, menutup ponselnya.

Fanya, meletakkan buku tersebut di meja, dengan kondisi lembarannya terbuka.

Fanya sudah siap untuk berangkat ke rumah Reza. Karna, kabarnya penyakit kejiwaan anak itu, kambuh lagi.

.....

Setelah berbincang lama dengan Nia, selaku Ibu Reza. Akhirnya, dengan langkah cepat, Fanya memasuki kamar Reza.

Ceklek..

Fanya membuka pintu kamar Reza. Anak tersebut nampak baik-baik saja.

"Reza?" ucap Fanya duduk di sebelah Reza.

"Hi Kak Fanya!" seru Reza.

"Bukannya Kamu..."
"Aku baik-baik saja" ujar Reza memotong.

"Jadi kamu bohongin Kakak ni?" tanya Fanya iseng.

"Hehe. Aku cuma mau bicara sesuatu sama Kak Fanya" ucap Reza serius.

"Bicara soal apa?" tanya Fanya

"Buku ini!" ucap Reza menunjukkan buku hallucinations.
Mata Fanya membulat kala melihat buku tersebut.

"Memang ada apa dengan buku itu?" tanya Fanya menaikan alisnya.

"Perhatikan! Aku sudah membaca buku ini lagi. Dan Aku membaca, bahwa, kemungkinan Rara sedang mencari Kakak nya. Dan ternyata Kakak nya, berada di tempat yang dulunya menjadi tempat tinggal Mereka." Ujar Reza

'Suatu saat, Aku berjanji akan menyusul Kakak di mana,dulu kita bisa bersama.'

Fanya, membaca halaman yang dibuka oleh Reza.

"itu artinya. Rara sedang mencari Kakak nya di tempat tersebut?!" simpul Fanya.

"Bagaimana jika dalam satu pekan ini Kamu menginap saja di rumah Kak Fanya" ucap Fanya lagi

"Sungguh?!" tanya Reza yang dibalas anggukan oleh Fanya. Reza tampak senang. Karna, Reza bisa berbagi cerita banyak dengan Fanya.

"Tapi, bagaimana caranya Kak Fanya izin kepada Ibu Ku?" tanya Reza yang dibalas senyuman oleh Fanya. Tentu saja Fanya memiliki ide!

.....

Fanya dan Reza, mulai menjalankan aksinya!

"Bagaimana Bu, kondisi Anak Saya?" tanya Bu Nia, menampakan raut wajah ke khawatiran nya.

"Ibu yang tenang! Reza sudah sedikit ada perkembangan. Namun, bisa saja penyakitnya kambuh secara tiba-tiba" jelas Fanya, Nia masih menyimak penjelasan Fanya.
"Tapi, kalo boleh. Saya bisa tidak, membawa Reza ke rumah Saya? Agar lebih mudah dan cepat menangani perkembangan jiwa Reza," tanya Fanya, yang tentunya berbohong!

"jika itu memang yang terbaik. Saya pasti mengizinkannya" Ujar Nia mengizinkan. Yang dibalas senyuman hangat oleh Fanya.

Dan, Reza sudah berada di dalam mobil Fanya. Mobil Fanya, segera melaju menuju rumahnya.

Sesampai di rumah Fanya....



Hallucination (END✅) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang