"Jadi benar, Kak Fanya tersesat di dimensi lain?!" Fanya dan Reza masih berbincang tentang Fanya tersesat di dimensi lain.
"Dan Kak Fanya pun bingung. Kenapa Kak Fanya bisa mengalami peristiwa aneh seperti itu?" Ucap Fanya masih tak percaya.
Reza masih menatap buku hallucinations yang sedari tadi Ia pegang.
"Arrggghhh.." Fanya terjatuh memegangi kepalanya yang terasa sakit. Reza segera menolong Fanya yang sedang kesakitan.
"Kak Fanya, kenapa??" Raut wajah Reza berubah menjadi semakin panik, melihat Fanya yang terjatuh di lantai menahan sakit
"Bukan! Bukan Aku yang melakukan nya... Arggghhhhh" Fanya terus berteriak.
Perlahan, Fanya membuka matanya. Mengerjap beberapa kali. Kini, Fanya sudah tersadar.
"Apa yang sudah terjadi?" Fanya masih kebingungan.
"Tadi Kak Fanya, seperti merasa kesakitan. Dan selalu berkata, bahwa bukan Kak Fanya yang melakukannya. Memang, apa yang sudah Kak Fanya lakukan?" Tanya Reza masih kebingungan.
"Kamu percaya kan? Bahwa Kak Fanya itu tidak jahat?" Fanya memegang bahu Reza dengan tatapan serius
"Apa yang Kak Fanya maksud?" Jawab Reza bingung.
"Kak Fanya sering sekali merasakkan sakit kepala yang amat sakit, ketika mata batin Kak Fanya dapat melihat masa lalu" Jelas Fanya
"Masa lalu seperti apa?" Tanya Reza berhati-hati
"Kak Fanya sering melihat ada seorang Wanita yang membully Kakak Beradik, sampai memakan korban jiwa" Jelas Fanya.
"Lalu?? Apa hubungannya dengan Kak Fanya? "
"Wanita itu, adalah Kak Fanya. Kak Fanya merasakan, bahwa itu semua Kak Fanya yang melakukan! Namun, Kak Fanya berfikir, bahwa itu mustahil! Bukan Kak Fanya yang membuat Seorang Kakak kehilangan Adiknya, bukan Kak Fanya yang melakukan sehingga Seseorang itu, bunuh Diri. Bukan Kak Fanya yang memisahkan Kakak beradik itu dalam dimensi lain! Bukan Aku pelakunya!!!!" Fanya, mulai terasa depresi.
"Setiap malam, Aku selalu dihantui oleh perasaan bersalah, tapi Kamu percaya kan kalo Kak Fanya tidak melakukan hal seperti itu?""Iya. Aku sangat percaya bahwa Kak Fanya tidak mungkin melakukan hal seperti itu" Ucap Reza menenangkan Fanya.
Angin berhembus kencang...
Tirai-tirai kamar menari-nari tertiup angin.
Brrukkkkkkkk......
Suara pintu terbuka sangat kencang."Kau yang sudah melakukan semuanya!" Tiba-tiba muncul seorang gadis cantik di ambang pintu kamar. Wajah Nya cantik. Fanya dan Reza terkejut melihat gadis berwajah pucat tersebut.
"Rara!" Ucap Reza kaget. Sedangkan Fanya masih bingung dengan semua ini. Jadi, dia adalah Rara?!
Kemudian, sosok Rara menghilang dengan cepat."Raraaaaaaa" Teriak Reza di ambang pintu.
"Gadis itu, yang selalu menghantui pikiran Ku" Ucap Fanya
"Bagaimana bisa?" Reza nampak semakin aneh dengan semua ini
"Ya! Gadis itu, adalah Orang yang selalu membuat Kak Fanya dihantui dengan perasaan bersalah. Dia bilang, bahwa Kak Fanya lah yang membuat dia dan saudaranya mati" Fanya mulai mengingat kembali ingatan yang sebenarnya hal tersebut belum pernah terjadi dalam hidup nya.
"Berarti, maksud semua ini adalah, Kau pelaku yang membuat Rara dan Kakak nya, yaitu Bara mati." Jelas Reza setengah terkejut
"Tidak.. Bara! Mereka mati sudah beribu tahun yang lalu. Bagaimana bisa, Aku yang baru hidup puluhan tahun ini dapat menjadi alasan penyebabnya mereka mati" Fanya beranjak dari duduknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallucination (END✅)
FantasyFanya. Wanita yang berprofesi sebagai psikiater, yang sedang mengobati pasien nya bernama Reza. Yang mengalami gangguan psikosis. Atau juga dapat disebut mengalami halusinasi berlebihan. Ternyata, justru ikut masuk ke dalam halusinasi atau imajinasi...