Fanya terbangun, dipagi yang cerah ini. Seharusnya memang pagi yang cerah. Tetapi, mengapa suasana tiba-tiba menjadi gelap?. Apa Fanya masih dalam mimpi?.
"Hoammm.." Fanya terbangun melihat sekelilingnya yang gelap. Fanya mengerutkan keningnya dan berdiri, melihat sekeliling.
"Ini di mana?" batin Fanya.
"Aw.." Fanya terjatuh, karna tubuhnya masih terasa lemas. Ini membuktikan kalau Fanya tidak bermimpi
"Bukan. Ini bukan mimpi" ucap Fanya. Fanya perlahan mundur, dan masih melihat sekelilingnya. Tempat ini, seperti bangunan tua yang gelap.
Bukkkk....
Fanya menoleh ke arah belakang. Yang ia tabrak.
"Bara?!" pekik Fanya, melihat Bara.
"April mop!" ucap Bara tersenyum.
Fanya mengerutkan keningnya, masih bingung.
"Hah? Hahahahaha" kemudian, Fanya tertawa.
"Jadi, ini ulah Kamu?. Terus kok Kamu bisa tahu ini april mop?" tanya Fanya."Walau, Saya hidup dua ribu tahun yang lalu, tetap saja Saya selalu mendengar kata april mop dihari ini" jelas Bara.
"Hahahaha Kamu hantu yang aneh yak" ucap Fanya, terbahak-bahak.
"Tapi, sekarang Kita di mana?" tanya Fanya, berjalan mengikuti Bara"Kita, sedang berada di lorong pintu goib, yang terhubung dengan tempat Saya bunuh diri" jelas Bara
Fanya mengangguk, melihat bangunan tua. Sangat sunyi.
"Kamu tinggal sendiri?" tanya Fanya
"Kami, hidup berkelomlpok. Masing-masing, memiliki alam goib nya sendiri. Sebenarnya, di sini banyak sekali pintu-pintu goib." Jelas Bara, dan berhenti di suatu tempat.
Fanya, ikut berhenti.
"Ini tempat tinggal Saya." Ucap Bara, melirik Fanya.
Fanya, melihat tempat yang tidak asing baginya.
"Sepertinya, tempat ini tidak asing bagi Saya" Gumam Fanya, saat melihat suatu ruangan.
Bara mengangkat tangannya. Terlihat, seperti sihir yang keluar dari tangannya.
"Perhatikan!" Ucap Bara kepada Fanya. Yang sedari tadi memperhatikannya.
Terlihat Gambar, seperti sesosok Perempuan. Yang keluar dari sihir Bara. Mungkin umurnya, tak jauh beda dari Reza.
"Dia siapa?" tanya Fanya
"Dia Adik Saya, yang selama ini arwahnya Saya cari" jelas Bara.
"Lalu? Apa hubungannya dengan Saya?" Tanya Fanya mengerutkan keningnya
"Saya, minta bantuan Kamu untuk mencarinya."
"Siapa namanya?" tanya Fanya
"Saya belum yakin, kalau Kamu adalah Manusia yang tepat untuk Saya perlibatkan dalam masalah ini." jelas Bara
"Baiklah. Sekarang Saya harus pulang" Fanya mengangguk.
Bara berbalik badan, menghantarkan Fanya ke pintu dunia nyata
Ternyata sedari tadi, Fanya diam-diam memperhatikan suatu buku, yang tebal tergeletak di meja tua.
Fanya, berjalan mengikuti Bara. Dan sampailah di pintu dunia nyata. Fanya dan Bara melambaikan tangannya. Fanya ditarik oleh lorong dunia nyata, dan dihempaskan.
[Bara Pov:]
"Gadis yang malang. Sebentar lagi hidupnya akan hancur." Batin Bara, yang melihat Fanya, ditarik oleh lorong dunia nyata.
Brukkkkk..
Fanya, muncul dari lemari tua itu. Lemari lorong bawah tanah. Fanya tertegun, melihat ruangan bawah tanah rumahnya.
"Huhhh" Fanya menghembuskan nafasnya dan berdiri. Tetapi, ada yang menarik perhatian Fanya.
Buku itu! Buku yang sedari tadi Fanya perhatikan. Namun, mengapa sekarang ada di rumah Fanya? Buku itu seakan diciptakan untuk bertemu dengan Fanya. Dan seakan ingin dibaca olehnya."Hufftt.." Fanya mengambil buku tersebut yang penuh debu, dan meniup debu-debu tersebut. Membawanya keluar dari ruangan bawah tanah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hallucination (END✅)
FantastikFanya. Wanita yang berprofesi sebagai psikiater, yang sedang mengobati pasien nya bernama Reza. Yang mengalami gangguan psikosis. Atau juga dapat disebut mengalami halusinasi berlebihan. Ternyata, justru ikut masuk ke dalam halusinasi atau imajinasi...