Mawar Terakhir Season 3 - Bagian Lima [ End ]

345 23 4
                                    

Archi terdiam cukup lama, dalam satu hari bahkan dia mendapat dua pengakuan cinta. Bukannya senang dia malah bimbang, karena dia tahu diri bagaimana diriinya dan status pekerjaannya. Archi melenggang pergi tanpa menjawab pengakuan Titah.

"Archi." Titah memanggil namanya tapi dia tidak menggubrisnya.

Dentuman musik begitu keras saat Archi menaiki tangga panggung ini. "Please welcome.. BlackRose." Teriakan MC itu masih tidak membuat Archi tersadar dari pikiran-pikirannya.

Kalimat Nuka dan Titah bergantian melewati otaknya. Dia menggenggam erat dadanya yang terasa perih. Entah mengapa seperti itu.

Dari tempat yang sama disudut ruangan itu, Nuka terdiam sambil mengarahkan pandangannya kearah BlackRose yang ternyata adalah Archi dalam cover yang berbeda. Titah yang baru datang hanya duduk diam sambil mengarahkan tatapannya lurus mengikuti tatapan Nuka.

Musik memang berdentum dengan keras, Tapi, bagi Nuka semuanya terasa sunyi.

***

Niori memandang dari sudut yang berbeda pada ruangan ini, tatapannya juga menjurus lurus ke arah BlackRose. "Kamu melupakanku?Black."

Kemudian ingatannya berlari ke masa yang sudah lewat, dihari pertemuan pertamanya dengan Archipelago. Niori ingat betul, itu adalah hari yang seharusnya diingat oleh Archi.

Saat Archi terseok karena diseret oleh laki-laki yang ternyata adalah kakaknya, Archi yang masih dengan seragam SMA nya menangis karena dipaksa masuk ke club malam ini. Gadis itu bahkan dilecehkan didepan umum. Niori yang saat itu lewat menariknya pergi, menutup badan Archi yang setengah tersingkap dengan jaketnya, bahkan menahan pukulan dari beberapa preman sewaan pemilik club malam ini.

"Terima kasih kamu sudah menolongku." Archi menangis saat itu, Badannya bergetar karena ketakutan. 

"Hidup seperti ini bukan kemauanku, kakakku menjualku ke club malam itu, menjadikanku sexy dancer demi menebus hutangnya. Andai aku hidup disemesta lain, sungguh aku tak mau hidup seperti ini." itu kalimat yang Niori ingat sampai sekarang ini.

Niori berjalan keluar dari club malam, sambil menghapus air matanya, ternyata gadis itu masih hidup seperti ini. hidup yang bukan menjadi keinginannya.

***

Seminggu kemudian.

Nuka berdiri sambil memasukkan satu tangannya kedalam saku jaket hoodienya, pukul 06.00 wib, Dia berdiridepan rumah Archi. Menundukkan kepalanya sambil menghela nafas pelan.

Ditaruhnya sekuntum mawar merah didepan pintu rumah Archi. kemudian dia berbalik meninggalkan tempat itu. Dari kejauhan didalam sebuah mobil hitam itu seorang Titah menatap Nuka yang berjalan meninggalkan rumah Archi.

***

Archi membuka sebuah pesan berwarna hijau itu membukanya perlahan

Aku tidak akan bersembunyi lagi,temui aku ditaman dewata besok.

***

Hari itu akhirnya tiba Archi berjalan memasuki area taman, matanya mengedar mencari seseorang yang selalu meninggalkan sekuntum mawar didepan pintu rumahnya.

Pandangannya lurus kedepan hingga sebuah tangan menepuknya pelan. Archi mendapati Nuka berdiri didepannya.

"Nuka." Archi membenarkan letak kacamatanya.

"Ini mawar terakhirku untukmu Chi, bukan karena aku tidak mencintaimu tapi aku hanya ingin memastikan bagaimana hidupku tanpamu." Nuka memberikan sekuntum mawar merah pada Archi.

Archi memandangi mawar itu, entah mengapa hatinya teriris, akan lebih baik jika orang yang mengiriminya mawar bukan Nuka. Maka, Archi tidak akan merasa sebersalah seperti sekarang.

"Kamu tahu, aku hanyalah pengecut yang hanya bersembunyi dan diam-diam mengagumimu, aku tidak punya keberanian memberitahumu soal perasaanku." Nuka berhenti sejenak.

"Aku rasa Titah lebih pantas bersamamu."

"Nuka.." Archi merasa sulit berkata-kata

"Apa?"

"Maafkan Aku." Ada setitik air mata yang jatuh dari mata Archi

"Waktu mengubah segalanya.. semua bukan salahmu aku yang pengecut." Nuka membalikkan badannya

"Bisakah kamu tidak pergi." Kalimat itu menahan langkah Nuka. Tapi, hanya beberapa detik. Dengan langkah berat dan hati yang kacau Nuka meninggalkan Archi dan mawar itu.

***

7 Tahun Kemudian..

Dengan setengah berlari gadis itu memasuki ruang resepsi pernikahan. Matanya mengedar keseluruh ruangan.

"Ngapain Chi, tengak-tengok nggak jelas githu." Suara itu membuat Archi menengok kebelakang

"Sela." Archi bergumam.

"Iya aku Sela." Archi tersenyum

Dari belakang terlihat seorang laki-laki tampan berjalan menerobos kerumunan orang-orang.

"Hai, Bro..apa kabar?" Sela memukul pelan pundak orang itu. Kemudian orang itu mengarahkan matanya kearah Archi.

"Hai Chi." Dengan mata teduh dan senyum lembut orang itu menatap Archi, dia Titah

Archi hanya tersenyum. Dipelaminan terlihat Detha dan Niori sangat bahagia.

"Aku mau nyapa Detha sama Niori dulu." Archi menghindari tatapan itu. Hatinya sesak, sakit dan seperti tercabik. Bukan karena dia disakiti tapi, karena dia menyakiti orang itu juga  Nuka.

Archi tersenyum ketika sampai didepan kedua pengantin. Niori terlihat bahagia melihat Archi.

"Apa kamu sudah ingat aku siapa?" Pertanyaan itu mampir saat Archi menjabat tangan Niori.

Archi sejenak berpikir."Niori artis laga kan?" Archi dengan wajah datarnya. Niori menggeram.

"Ini sudah tujuh tahun dan kamu masih tidak ingat?" Kata Niori kesal.

"Hahaha.. thanks buat waktu itu, juga jaket itu." Niori tersenyum. Kemudian memeluk Archi erat.

Setelahnya Archi keluar dari gedung pernikahan, dia bahagia melihat Detha dan Niori.

Tanpa sengaja badannya menyenggol bahu seseorang. "Maaf, saya--." Kalimat Archi menggantung. Jantungnya berdegup tidak beraturan.

Orang itu menatapnya dengan wajah terkejut kemudian lebih tenang. "Hai Archipelago." Sapanya membuat Archi bungkam.

Archi berusaha tersenyum. "How are you Nuka?"

"Fine." Nuka tersenyum.

"Bagaimana hidupmu tanpaku?" Tanya Archi sambil menatap Nuka tepat dimanik matanya.

Nuka tersenyum." Aku merasa tidak baik, tapi sekarang dengan melihatmu aku rasa aku lebih baik."

Archi tersenyum.

***

Dari kejauhan Titah memandang Archi dan Nuka bahagia.

"Aku rasa memang mereka seharusnya bersama." Sela menepuk bahu Titah.

"Ya, aku mungkin memang tidak pantas hadir diantara mereka."

***

Kadang aku tak menyadari kalau aku bisa menyukaimu, lebih banyak dari setiap kelopak mawar yang kau kirimkan untukku.

Menyadari bahwa seorang Nuka begitu berarti saat dia tidak ada ternyata cukup menyesakkan.

Melihat punggungnya yang menjauh meninggalkanku juga menyakitkan.

Jika ini kesempatan terakhirku, maka bolehkah aku mencoba sekali saja untuk menyukai seorang Nuka.

☆Archipelago

***

Tamat..

Maaf jika tamatnya nggak sesuai yang kalian harapkan..

Tunggu extra partnya yaa...

Thanks.

Mawar TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang