Gadis itu berkali-kali menarik tangan si laki-laki memasuki area permainan roller coaster.
"Bumi ah.. mana ada cowok takut naik beginian." Bening menunjuk wahana roller coaster yang sedang berputar-putar diatas sana.
"Ngeri ah Bee.." Bumi menampilkan wajah memelasnya. Tapi, bukan Bening kalau tidak memaksa.
"Ya udah aku marah." Bening mensedakepkan tangannya sambil mengerucutkan bibirnya.
Kalau sudah begini mau tidak mau dia harus menuruti permintaan Bening.
"Iya deh.." Bumi berkata pasrah. Bening tersenyum penuh kemenangan.
Seketika Bening menarik tangan Bumi menuju loket.
***
Archi menerima balon merah marun berbentuk hati dengan tulisan LoVe ditengahnya.
"Sorry telat." Nuka berjongkok didepan Archi yang duduk disebuah bangku yang ada disudut taman bermain.
"Mau bilang nggak ada maaf bagimu, enggak tega." Archi tersenyum centil
Nuka dengan spontan mencubit kedua pipi Archi.
"Aww.. Ini sakit Nuka." Archi setengah berteriak dan dia juga mencubit kedua pipi Nuka. COBA BAYANGKAN!!
"No No sakit." Reflek Nuka melepas cubitannya.
"Makannya jangan usil." Archi beranjak dari duduknya diikuti Nuka yang mengekor dibelakangnya.
***
Dipta beberapa kali mengerjapkan matanya, Ocha dengan gaun pengantin sebatas lutut berwarna hitam dengan aksen mawar berwarna merah terlihat begitu cantik.
Beberapa pengunjung wahana bermain mengabadikan acara pernikahan Dipta dan Ocha.
"Bisa berkedip?" Tanya Ocha saat sudah dekat dengan Dipta.
"Kamu sangat cantik." Kata Dipta sambil mengecup pelan pipi Ocha.
***
Archi menghentikan langkahnya saat dilihatnya podium pernikahan yang berlatar wahana bianglala
"Ada apa?" Tanya Nuka dari belakang
"Ada acara pernikahan." Archi menunjuk ke arah podium
Nuka mengarahkan pandangannya searah dengan jari telunjuk Archi.
"Haa.. Kamu mau kita nikah begitu?" Nuka memeluk Archi dari belakang.
Archi menatap mata Nuka. "Yakin mau nikahin aku?"
"Yakin." Nuka mengangguk-angguk.
***
"Bisa berhenti sebentar?" Teriak Bumi masih dengan wajah pucat. Bening benar-benar mengerjainya.
Bening menengok sekilas."Sekarang Bumi kamu jadi anak baik ya? Dulu kamu jahil banget. Beginian aja ngeluh." Bening masih melenggang didepan.
"Hai hai.. belajar darimana mulut sejahat itu?" Tanya Bumi sambil merangkul bahu Bening. Bening mendelik kemudian menepis tangan Bumi yang ada dibahunya.
Langkah Bening terhenti didepan podium pernikahan yang tepat dibawah bianglala.
***
Tepuk tangan menyeruak dan desahan nafas lega Dipta terdengar dari samping Ocha. Dipta melafalkan ijab qabul dengan lancar. Ocha terlihat lega, tadi jantungnya berdetak kencang.
"Thanks untuk semua momen kebahagiaan selama ini." Dipta meraih Ocha dalam pelukannya.
"Thanks juga untuk semua momen kebahagiaan selama ini." Ocha mengcopy-paste kalimat Dipta "Semua karena Ara , Tuhan mempertemukan kita lewat gadis malaikat itu." Ocha menatap Dipta yang baru saja melepas pelukannya
KAMU SEDANG MEMBACA
Mawar Terakhir
General FictionIni cerita Dipta yang kehilangan Ara dan Ocha yang putus asa Tentang Bening yang selalu memegang janjinya kepada Langit serta Bumi yang diam-diam melindungi Bening. Lalu, Archipelago yang punya dua kehidupan berbeda. Copyright ⓒ 2015 by MardianaDM