Diam-diam Tasya mengendap-endap diruang tengah guna untuk bisa keluar dari Mansion mewah ini tapi sialnya membosankan. Lagi pula Tasya hanya ingin berjalan-jalan disekitar Mansion yang sialnya dikelilingi hutan saja. Tasya sempat heran kenapa Rick membangun Mansion ditengah hutan seperti ini.
Merasa sudah aman dan dirinya tidak melihat Axel sama sekali sejak pagi tadi, Tasya menyempatkan untuk berjalan-jalan sebentar berhubung Axel masih mendapatkan tugas dari Rick mengenai dokumen pembangunan cabang baru. Ini kesempatan bagus untuk bisa berjalan-jalan melihat-lihat hutan dengan pohon besar.
Omong-omong Tasya tidak pernah melihat Axel pergi kuliah, apa dia juga berhenti. Tapi dipikir-pikir Tasya nyaman juga kalau tidak kuliah, tidak dibebani kuis-kuis dari dosen.
Setelah berhasil keluar dari Mansion Tasya berjingkrak-jingkrak seperti baru saja memenangkan lotre 100 juta dolar. Setelah itu Tasya berjalan-jalan mengitari Mansion yang luas ini melebihi lapangan sepak bola sambil melihat-lihat tanaman berbagai jenis bunga dan tiang-tiang lampu dengan desain yang memukau, sangat indah.
"Ini terlihat seperti taman bunga dari pada dikatakan Mansion." Heran Tasya menatap kagum. Selama tinggal bersama keluarga Afferd dan menjadi bagian dari keluarga Afferd, Tasya sama sekali tidak tau kalau halaman diMansion ini ternyata sangat luas dari perkiraannya dan sangat indah dengan hutan-hutan rindang. Selama Tasya tinggal disini, Tasya tidak pernah keluar dari dalam Mansion karena Axel yang terus mengancamnya dan berakhir di kurung seperti burung.
Tasya melihat pohon besar yang tepat berada diujung taman bunga, Tasya melihat pohon itu tampak seperti pohon Cherry karena Tasya juga melihat buah merah kecil dan bulat-bulat, sudah pasti itu pohon Cherry. Dengan berbinar Tasya bergegas menuju ke pohonnya dan melihat ternyata buah Cherry nya sangat banyak dan merah-merah semua. Tasya pun jadi ingin mencobanya.
Tasya juga tidak menyangka kalau ada pohon Cherry disini dan juga dia tidak pernah makan Cherry semenjak tinggal disini.
Dengan perasaan bahagian yang bisa menghilangkan kebosanannya, Tasya melepaskan sendalnya sambil menggosokkan kedua tangannya bersiap untuk memanjat pohon Cherry besar ini dan memakan buahnya langsung dari pohonnya, Tasya memang suka memanjat pohon buah kalau ada buahnya. Waktu dulu tinggal dirumah lamanya bersama dengan sang Mama, Tasya suka memanjat pohon jeruk didepan rumahnya.
Disisi lain, tempat ruangan penuh dengan tumpukan map dan sebuah monitor. Axel mengamati Tasya sedari tadi mulai dari Tasya yang mengendap-endap seperti maling dan berakhir keluar dari rumah dimonitor pantauan cctv tersembunyi yang terpasang di setiap sudut Mansion. Axel mengerutkan dahinya melihat Tasya yang dengan mudah memanjat pohon Cherry itu dengan sangat mudah, padahal pohon itu sangat besar. Axel baru tau ini kalau Tasya pandai memanjat pohon.
Axel terkekeh kecil melihat Tasya yang asik menangkring diatas pohon Cherry sambil memakan buah Cherry dengan santai. Lalu tak lama Axel seperti melihat Tasya memanggil seseorang dan ternyata pria paruh baya yang sebagai tukang pembersih taman, Lalu Axel bisa melihat tukang itu pergi lagi setelah berbincang sejenak dengan Tasya dan Axel melihat lagi tukang itu kembali sambil membawa kantong plastik kemudian diberikan pada Tasya, lalu tukan itu pergi lagi.
Axel tersenyum dingin melihat kelucuan Tasya yang ternyata menyuruh tukang pembersih taman itu mengambil kantung plastik untuk wadah buah. Dan Axel bisa lihat betapa lebarnya senyum Tasya saat memetik Cherry-Cherry itu dan dimasukkan kedalam kantung plastik. Axel menggelengkan kepalanya lalu dia mulai mengerjakan kembali dokumen yang sebentar lagi akan selesai dan akan memberikan hukuman Tasya karena keluar secara diam-diam tanpa meminta izin darinya.
Meskipun senang bisa melihat senyum bahagian Tasya, tapi Tasya juga harus mendapatkan hukuman karena keluar tanpa seizinnya dan itu melanggar peraturan yang dia buat untuk Tasya. Memikirkan hukuman, hukuman apa yang cocok diberikan pada Tasya, mungkin beberapa goresan pisau tidak masalah, lagi pula pisau kesayangannya rindu bertemu dengan darah Tasya dan menari dikulit mulus Tasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Step Brother's Obsession (COMPLETED)
Ficțiune adolescenți(Cerita orang tua Raga dan Artha) [BELUM REVISI] Axel Aldriano Afferd, laki-laki berwajah dingin dan memiliki jiwa iblis didalam tubuhnya, terobsesi pada kakak perempuanya yang bernama Tasya Adriana Afferd. Sejak kematian sang Mama saat menikah deng...