Chapter 38

23.1K 1.1K 75
                                    

Sebelum baca Chapter 38, baca dulu Chapter 37 bagi yag belum baca karena kemarin notifnya nggak muncul saat sudah di-update sebab wp author eror.





***



Axel mengusap wajahnya kasar menunggu didepan ruang UGD dimana Tasya sedang ditangani dokter. Axel gusar karena ini satu jam tapi dokter belum juga keluar dari UGD, Axel bahkan mengabaikan lukanya sendiri dan darah pun mulai mengering, kondisi Axel sangat kacau.

Bugh!

Axel mendapatkan pukulan keras dari Rick yang baru saja datang membuat Axel sampai tersungkur kelantai. Axel bangkit dan kembali risau tanpa memedulikan pukulan Rick. Axel benar-benar tidak memperdulikan sekitar dan hanya menunggu dokter keluar dari UGD untuk mengatakan kondisi Tasya.

"Kamu bodoh Axel! Bagaimana bisa kamu tidak menjaga Tasya dengan baik!" Amuk Rick setelah mendapat kabar dari tangan kanannya kalau Axel dan Tasya mengalami kecelakaan.

Axel menatap Rick kalang kabut, pikiran itu masih tertuju pada Tasya. "Maaf Pa, Maaf."

Rick mengusap wajah kasar melihat Axel yang sangat kacau dengan darah di kepalanya yang sudah mengering tapi sedikit masih basah itu. Bagaimana mereka bisa kecelakaan sampai mobil Axel ringset seperti itu. Rick sungguh sangat cemas dengan kedua anaknya itu, terutama Tasya yang sedang mengandung.

"Pa, Tasya akan baik-baik saja kan? Iya kan Pa?" Ucap Axel menangis menatap Papanya.

Rick hanya diam tidak tau harus berkata apa karena dirinya juga tidak tau. Rick mendesah lalu duduk dikursi depan UGD. Rick memijat pelipisnya lalu melihat Axel yang risau. Hal buruk ini tidak ingin ia inginkan lagi. Rick sungguh mencemaskan keadaan Tasya yang sedang hamil itu, apa cucunya akan baik-baik saja.

Menunggu dokter keluar dari UGD membuat Axel semakin takut. Kenapa lama sekali padahal ini sudah berjalan dua jam. Axel tidak bisa tenang selama dokter belum untuk mengatakan kondisi Tasya, Axel terus berdiri dan mondar-mandir dengan risau. Axel memukul tembok berkali-kali sampai tangannya berdarah merasakan bersalah karena membuat Tasya seperti ini.

Bagaimana kalau Tasya pergi dengan anaknya? Bagaimana kalau Tasya meninggalkannya sendirian. Axel tidak mau hal buruk itu terjadi, Tasya itu miliknya dan harus tetap hidup sampai dirinya mati terlebih dahulu. Axel meremas rambutnya frustasi ingin tau bagaimana keadaan Tasya.

Rick juga mencari tau kecelakaan yang dialami mereka ini murni atau memang sudah direncana oleh musuhnya dan ternyata kecelakaan itu murni karena truk yang menabraknya mengalami rem blong dan sopir truk pun juga meninggal ditempat. Rick mendesah kasar untuk kesekian kalinya. Dia tengah mengadakan meeting dikantor dan langsung mendapatkan kabar kecelakaan Axel.

Sampai beberapa menit kemudian pintu UGD terbuka membuat Axel dan Rick langsung menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaannya? Bagaimana?" Tanya Axel dengan gusar.

Dokter melepaskan masker medisnya. "Pendarahan kandungan pasien tidak perah, hanya pendarahan ringan saja dan kami juga sudah mengatasinya, janin pasien masih selamat. Dan juga kepala pasien tidak juga mengalami keseriusan hanya luka ringan saja."

Axel dan Rick mendesah lega mendengar itu. Axel maupun Rick bersyukur mendengar kondisi dan kandungan Tasya baik-baik saja.

"Pasien akan kami pindahkan keruang rawat karena kondisinya sudah baik-baik saja. Kalau begitu saya permisi dulu." Ucap dokter kembali masuk kedalam UGD.

Axel bersandar pada tembok dengan nafas yang lega mendengar Tasya baik-baik saja tanpa ada luka serius. Axel sangat bersyukur bayinya juga selamat.

Step Brother's Obsession (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang