Ia berlari secepat yang ia bisa perasaannya kelas yang ia tuju terasa jauh sekali hingga ia berhenti dikelas nya tertegun beberapa kali mengucek matanya.
"Hei kamu, datang terlambat di hari pertama saya mengajar"
"M-m-maaf pak Robert"
"Saat jam istirahat kamu temui saya diruang saya, sekarang kamu boleh masuk"
Tom masuk perlahan ia pikir ia hanya mimpi itu bagaimana pengusaha sukses yang sering masuk tv bisa berakhir mengajar ditempatnya.
Ia mengetuk pelan dan ragu ragu
"Masuk"
Tom masuk berjalan pelan
"Duduk"
Tom duduk pelan ia tidak berani bersuara
"Berikan saya alasan mengapa kamu terlambat dan mengapa saya tidak menghukummu"
Tom bingung ia menggaruk kepalanya
"Saya.....saya ketinggalan bus pak dan saya tidak tahu mengapa bapak tidak perlu menghukum saya"
"Kamu akan menjadi asisten pribadi saya, saya dengar kamu pelajar terpintar disini"
"Eh hehehehe ya sih katanya begitu"
"Bagus, saya tidak menerima penolakan oh iya satu hal lagi saya akan mengantar dan menjemput kamu"
Tom manggut manggut patuh.
Robert risih para pelajar wanita dan guru guru wanita mengerubutinya Tom yang melihat dari kejauhan memutar matanya malas.
"Tom"
Ia membatalkan niatnya untuk pulang sendiri saat Robert memanggil namanya terlihat Robert berlari kearahnya.
"Pak, anda tampaknya sibuk saya pulang sendiri saja"
"Saya sudah bilang saya tidak menerima penolakan"
Lengannya di seret ke mobil mahal yang terpakir para wanita itu heran melihat keduanya.
Terdengar suara pukulan dan sorak sorai dari para murid lain yang menonton, Robert berlari kearah mereka berusaha menghentikan perkelahian.
"Sudah sudah Jim Tom hentikan"
Robert mendekap tubuh Tom dan guru lain mendekap Jim, Tom diseret namun ia tetap berontak dan berteriak membuat keduanya jadi pusat perhatian.
"Bagaimana anak pintar sepertimu berakhir dengan anak berandal seperti itu"
"Ayolah pak Robert, bagaimana aku tidak marah ia memanggilku sugar baby anda"
"Apa alasannya ia memanggilmi seperti itu?"
"Beberapa siswa melihat kita bersama mereka berpikir yang tidak tidak, mereka sudah merendahkanku dan sudah sewajarnya aku marah"
"Setidaknya selesaikan dengan kepala dingin"
"Sekarang saya tidak mungkin pulang seperti ini, tolong jangan laporkan ini ke bibi May saya mohon ia akan sedih"
"Baiklah dengan satu syarat kamu akan menginap beberapa hari dirumah saya itung itung keadaanmu seperti ini tidak memungkinkan mu untuk pulang"
"Apa boleh?"
"Ya tentu saja, lagipula kamu aspri saya bukan?"
Tom mengangguk dengan senyum lima jari.
Mata nya tidak henti mengagumi setiap sudut rumah mewah milik Robert yang berisi perabotan mewah tapi ia merasa rumah itu sepi.
"Anak dan istri anda dimana?"
"Saya tidak punya"
"Saya pikir anda sudah menikah dan memiliki anak"
"Big no, saya tidak suka terikat dalam pernikahan"
Robert memberi Tom kamar terbaik dan ia yang akan mengijinkan Tom bicara dengan May yang mulai cemas ia belum pulang.
"Waaaaaah kamarnya bagus sekali"
Matanya berbinar binar dan berlari serta melompat keatas tempat tidur.
"Sebentar lagi makan malam, kau mandilah"
"Aku lupa satu hal"
"Apa yang kau lupakan?"
"Baju ganti"
"Kau pakai saja pakaianku, setelah mandi temui aku dikamar ku kamar sebelah"
Tom mengetuk kamar Robert dan masuk.
"Ini pakailah"
Tom mengambil pakaian dari Robert dan berganti pakaian dikamar mandi.
"Anda bercanda, ini kebesaran dan celananya pendek sekali"
"Malam ini pakai saja itu, besok baru kita ambil atau beli pakaian"
"Eh baiklah"
Tom mematut dirinya depan kaca besar kaos besar hingga bahunya terekspos dan celana pendek mengekspos paha nya.
Para pelayan kasak kusuk melihat Tom mereka gemas dengan Tom, mata Tom terbelalak melihat makanan mewah tersaji diatas meja makan.
"Woaaaah ini semua makan malam kita?"
"Ya betul sekali, kenapa?"
"Boleh aku makan sekarang?"
"Tentu, silahkan"
Robert tertawa melihat Tom seperti anak kecil ia seperti tidak ada beban dalam hidupnya.
"Pelan pelan nanti kau tersedak"
Tom tidak sanggup bicara mulutnya penuh makanan ia memgangguk saja.
"Kau kesekolah besok?"
"Ya tentu, oh ya bagaimana dengan Jim?"
"Ia dikeluarkan dari sekolah"
Tom tersedak minuman membuat nya terbatuk
"Mengapa?"
"Dia membuat beberapa masalah dan ditasnya kami menemukan obat obatan terlarang ia seorang pengedar"
Mata Tom membulat sempurna ia tidak percaya dilingkungan sekolah ada pengedar pantas saja Jim sering terlibat masalah.
"Setelah ini kau istirahatlah, besok sekolah bukan?"
Tom mengangguk ia juga sudah selesai makan.
Tbc