Indio duduk diam dibelakang wajahnya masih ada sisa air mata diwajahnya Tom menyeka wajahnya ia juga menangis harus berpisah dengan mereka.
"Seandainya bisa aku mau mengadopsi mereka semua, daddy"
"Kau memberiku ide, Baby Tom"
Tom memandangnya heran
"Ide ... ide apa?"
"Aku berniat akan mendirikan sebuah panti asuhan atas namamu dan Indio"
Baik sekarang Indio dan Tom wajahnya tampak kegirangan
"Aku mau sangat mau sekali aku sendiri akan mengurus semuanya bersama indio"
"Tidak tidak kau fokus dengan anak anak kita tapi sesekali kita akan kesana"
"Aku akan mengurus anak anak sembari mengurus panti biar aku tidak bosan dirumah saja"
"Baik baik aku mengalah tapi ditemani Indio oke"
Robert memandang cermin depan tampak Indio tertidur dikursi belakang kelelahan menangis.
Robert memandang keduanya yang sudah terlelap mendadak ia menjadi ayah dua anak tentu saja ia menjadi bahagia ia memiliki keluarga lengkap.
May kaget saat melihat Tom menggandeng anak laki laki seolah anaknya sendiri.
"Itu, anak siapa?"
"Nama nya Indio bibi May dia anak kami sekarang"
May berjongkok tersenyum
"Hai aku bibi May bibi dari ayah kamu, kau enaknya panggil aku apa ya ah Nana May saja hehe"
"Hai nana May, aku Indio"
Keduanya bersalaman, Tom pikir May tidak akan setuju.
Robert berbaring bersama mereka tampak keduanya kelelahan demikian juga dirinya yang akhirnya ikut terlelap.
"Kamar Indio penuh dengan warna biru ia suka sekali dengan warna biru"
Sahut Tom kepada May yang menginap dirumahnya sampai Tom melahirkan karena Robert khawatir karena akhir akhir ini ia sangat sibuk.
"Yeaaahhhhhh kamarku sendiri tidak harus berbagi"
Indio mekik mekik sambil loncatan kemudian memeluk May dan Tom.
"Tom kau istirahat saja"
"Bi May aku tidak capek aku mau bermain bersama Indio"
"Baiklah bibi ikut juga deh bibi nggaj tahu mau ngapain"
Tom dan Indio terkekeh.
"Avri nama yang lucu kenapa daddy tidak suka?"
"Nama yang akan susah diingat baby Tom"
"Pokoknya aku mau namanya Avri tidak mau tahu lagipula ia akan lahir April ini"
"Baik baik terserah kamu saja Tom baby asal kau bahagia daddy tidak akan mempermasalahkannya lagi"
"Daddy memang yang terbaik"
Tom mengacungkan kedua jempolnya ia sangat bersemangat
"Aku akan menambahkan nama daddy di belakang"
Robert berbaring disampingnya tersenyum mencium dahi Tom lembut Tom yang tampak sudah setengah tidur, saat pagi semua orang ribut karena Tom akan melahirkan.
May tetap dirumah menemani Indio dan mengurusnya karena Indio ingin ikut bersama Robert dan Tom yang meringis digendongan Robert.
Robert sudah seperti orang gila acak acakan dan masih mengenakan pakaian tidur dan jaket ia tidak perduli ia mengkhawatirkan Tom yang sedang berjuang didalam disana.
Sesekali berdiri sesekali duduk mondar mandir bergumam entah apa yang di gumamkan ia tidak perduli orang yang lalu lalang memandangnya, hingga senyumnya muncul dan ia tidak tahu harus bereaksi apa saat mendengar suara tangis bayi dari dalam.
"Pak Robert"
"Jim kenapa lama sekali"
"Maaf pak saya mobil saya mogok, gimana?"
"Keduanya sehat baik baik saja saya baru dari dalam temuilah dia"
Jim pelan pelan masuk rupanya Tom sedang tidur bayinya didalam box Jim tersenyum ia senang Robert dan Tom mengizinkannya menjadi ayah baptis Avri.
"Jim"
"Tom maaf apa aku membangunkanmu?"
"Tidak, kau kenapa lama sekali?"
"Mobilku mogok"
Keduanya bicara dengan pelan karena Avri tidur.
"Terima kasih mengijinkan ku menjadi ayah baptisnya"
"Benar kata daddy kau berubah, tidak perlu sungkan"
Pintu terbuka tampak May, Robert dan Indio mereka masuk pelan pelan tidak mau membangunkan sikecil. May, Indio dan Jim asyik bermain dengan Avri sedangkan Robert sedang bicara dengan Tom.
"Aku masih mengantuk bibi May"
"Ya bibi tahu, bibi mendengar Avri menangis beberapa kali semalam"
"Ya sudah malam ini biar aku saja yang bangun jika sikecil menangis"
Robert merasa tersindir
"Ya sudah entar malam aku saja menidurkan sikecil"
Indio dengan pakaian seragam sekolah duduk dipangkuan Robert bersamaan dengan Tom meletakkan cangkirnya.
"Daddy tidak perlu daddy pagj kan harus kerja"
"Begini saja selama aku disini, siapa yang bangun ia yang pergi menidurkan sikecil"
"Nah bibi May aku setuju dengan itu"
Sahut Robert
"Anu kalian ngomongkan siapa, sikecil itu siapa?"
Tanya Indio dengan wajah polos membuat mereka tertawa lupa kalau Indio mendengar dan tidak me gerti arah pembicaraan mereka"
End