"Nggghhhh daddy kenapa tidur disitu?"
Tom membuka mata memandang Robert yang tertidur disofa.
"Eh?"
Tom terkejut ia melihat ada sebuah tangan memeluknya ia lupa mengenai Indio, ya nama bocah itu Indio entah kenapa ia dinamai seperti itu.
"Indio, bangun ini sudah sore"
"Ngghhh kak sebentar lagi aku masih ngantuk"
"Kalian sudah bangun?"
"Loh kupikir daddy tidur?"
"Hehehe dikit.... ayo nak kembali ke kamar hmm besok lagi bermain kemari"
"Apa boleh setia hari aku kemari, paman?"
Robert tersenyum mengangguk sambil mengusak rambut bocah itu, Indio melompat kegirangan dan berlari kembali kekamarnya sendiri.
"Kau menyukai anak itu?"
"Ya daddy ia menemaniku dari tadi himgga aku tidak merasa bosan dan kesepian"
"Maafkan aku Tom, aku mengkhawatirkan mu"
"Tidak apa daddy, aku ngerti kok"
"Ayo mandi, bersiap untuk makan malam....atau kita mandi bareng saja"
"Yah yah aku mau"
Robert tertawa ia membayangkan kalau mereka mengadopsi Indio dan anak nya lahir ia akan merasa menjadi ayah tiga orang anak sekaligus.
"Kenapa daddy tertawa seperti itu?"
"Tidak ada apa apa"
Robert menahan senyumnya ia tidak mau membuat Tom kesal.
"Daddy gendong"
Robert langsung menggendong Tom dan pergi kekamar mandi, ya kalau sudah mandi bersama ujung ujungnya malah suara desahan desahan yang dominan bukan suara air.
"Kami berniat akan mengadopsi satu orang dari semua anak"
"Robert suamimu sedang hamil, apa ia tidak akan keberatan?"
"Tidak, kami sudah membicarakannya"
"Siapa anak beruntung itu?"
"Indio"
"Jangan dia Robert ku mohon, anak yang lain saja"
"Kenapa, ia anak yang baik dan Tom sangat dekat dengannya"
"Indio itu memang anak yang baik dan manis, yang jadi masalah adalah ia itu sudah beberapa kali dikembalikan oleh adopter mereka takut dengan kekurangan anak itu"
"Kekurangan apa?"
"Ia sama seperti Tom, mereka tidak siap mereka menginginkan anak laki laki sesungguhnya. Biasanya aku merahasiakan ini tapi padamu aku mau jujur"
"Kami tidak masalah mengenai hal itu, itulah alasan aku menikahi Tom"
"Awalnya perjuanganku untuk menikahinya itu bukan hal mudah demikian juga Tom"
"Baiklah kalau begitu kami akan mengurus surat menyuratnya"
"Oh iya satu lagi, aku mau kau merahasiakan ini dari Indio kami mau ini menjadi kejutan untuk nya"
"Baiklah"
Robert tersenyum ia harap ini keputusan yang tepat dan Robert tidak heran banyak anak anak yang memiliki kelebihan seperti Tom disia siakan oleh orang tua mereka.
Tom melihat Robert melamun ia merasa heran apa keinginan mereka di tolak Robert belum memberitahunya keputusan pemilik panti.
"Daddy ada apa? Apa keinginan kita ditolak"
"Eh....bukan Tom, mereka akan mengurusnya cuma aku memikirkan Indio kita bukan orang pertama yang mengadopsinya"
"Eh benarkah, apa yang terjadi?"
"Tom, temanku takut kita tidak bisa menerima kelebihan Indio"
"Kelebihan apa?"
"Ia sepertimu, aku harap Indio tidak trauma akibat perlakuan mereka padanya"
"Apa kita bicara dengan Indio saja?"
"Tidak, aku juga meminta ia merahasiakan ini"
Tom membaringkan kepalanya dipangkuan Robert
"Kenapa Indio berhak tahu dan apa alasan kenapa ia dikembalikan oleh para orang tua adopsinya daddy, aku mau dia menjadi anak kita kakak untuk calon anak kita"
"Baiklah kalau itu yang kau inginkan baby Tom ku"
"Asyik aku sudah jadi orang tua dua anak segera"
Robert tertawa ia gemas melihat tingakh Tom yang seperti anak anak yang mendapatkan permen.
Robert dan Tom kekota membeli beberapa hadiah untuk anak anak di panti asuhan bersama Indio karena Indio tahu kesukaan semua anak anak itu.
"Bella suka barbie daddy Robert, joni suka dengan mobil remote ....."
Dan masih banyak lagi Indio senang sekali ia tidak berhenti bicara Indio sudab memeluk kotak berisi robot robotan yabg ia suka, Tom memperhatikan keduanya tidak berhenti mengulum senyum melihat Robert yang ribet sendiri dan kerepotan karena Indio troly mereka sudah terlalu penuh.
"Kami sudah selesai kak"
Indio masih memeluk boneka robotnya duduk disamping Tom
"Kita pulang sekarang, kita harus membereskan barang barangmu dan istirahat"
Tom memperbaiki rambut Indio yang berantakan karena lari sana sini, Robert terduduk kelelahan ia baru selesai mencatat nama disetiap paper bag berisi mainan yang akan dikirim besok pagi.
Tbc